Bersukacitalah
dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
Roma
12:15
AMENNN!!!
Emang harus gitu lah ya kita saat
hidup bersama orang lain, bahasa kerennya-BEREMPATI. Tapi seperti biasa, easy to say not easy to do. Susah
banget lo berempati dengan mereka yang diputusin pacarnya alias patah hati
gara-gara di-PHK (Putus Hubungan Kasih), apalagi jika kita gak pernah ngalamin
seperti yang mereka alamin. Dalam hati pengen teriak gini:
“IH, PATAH HATI AJA SAMPE
SEGITUNYA?!! GAK USAH SEGITUNYA KALEEEE…!!!”
Dulu saat ada teman yang patah
hati, diam-diam aku memandang dengan sinis tingkah laku mereka. Ngapain sih berlagak
seperti orang yang paling sengsara sedunia,
padahal cowok kan gak cuma satu, masih banyak cowok lain di dunia, belum lagi
kalo dah patah hati pake acara gak selera makan dan nangis melulu sampe
berminggu-minggu. Lah, buat apa coba
menyiksa diri kayak gitu. Heran deh melihat teman yang patah hati gara-gara
diselingkuhin terus menguras air mata lebih rajin daripada menguras bak mandi,
hellloooowww…. ^^’ Satu lagi yang aku
gak sukai dari orang yang patah hati adalah mereka jadi suka menjelek-jelekkan
mantannya, lah…dulu aja waktu awal pacaran dunia serasa milik berdua,
kemana-mana berdua, si dia jadi cowok terbaik termanis tercakep terperfect di
dunia, mana ingat sama teman, eh sekarang dah gini baru aja nyari temen :p Akan
lebih speechless lagi kalau ada yang pengen mati alias bunuh diri gara-gara
diputusin sama pacarnya (ada loooo…).
Nah, saat ada teman yang patah hati,
sebagai teman yang baik kita biasanya akan berada disampingnya, lalu berusaha menghibur,
menasehati dan mengeluarkan berbagai kata bijak sampai berbusa-busa dengan
harapan si teman ini segera move on dan gak berlarut dalam kesedihan, tapi dalam
hati masih ngebatin kayak di atas, hayo ngakuuuu…Pernah gitu gak?Aku pernah. Aku merasa sebagai orang yang munafik deh, di
mulut menghibur lah di hati ngata-ngatain kayak di atas! Ya gimana ya, aku
memang ingin menghibur, tapi juga gak suka melihat seseorang yang hanya karena
patah hati lalu bersikap berlebihan seperti itu (itu=berlarut-larut mengasihani
dirinya dan melakukan berbagai hal yang bodoh).
Hendaklah
kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
Roma
12:9
Ternyata, bukan mengasihi namanya
saat kita ingin si teman cepat move on dari patah hatinya tanpa memberikannya waktu
untuk bersedih.Bagaimanapun, ini masalah hati, ada yang terluka, ada perasaan
yang tersakiti, ada harapan yang hilang, ada waktu yang dilewati bersama, ada impian yang sirna, lalu mengapa kita
memaksa orang untuk cepat sembuh tanpa melalui proses untuk sembuh?
Bukan mengasihi namanya saat kita
berusaha memakaikan sepatu ukuran kita
pada orang lain, padahal setiap orang unik, dan ukuran sepatunya bisa
jadi berbeda, sepatu kita belum tentu muat di kakinya, demikian juga sebaliknya.
Setiap orang berbeda, setiap hubungan berbeda, “kedalaman” rasa orang berbeda,
jumlah harapan yang ditaruhkan dalam hubungan berbeda,seberapa jauh langkah
yang ditempuh berbeda, cara menjalaninya berbeda, so…jangan main pukul rata.
Bukan mengasihi namanya saat
kita memaksa orang lain “menelan” obat
yang sama seperti yang kita minum saat
putus dari pacar, untuk sembuh dari
luka-luka yang ada, Tuhan punya obat dan metode penyembuhan yang berbeda
untuk setiap orang, Karena setiap orang berbeda dan Dia tahu mana obat dan
metode yang paling cocok.
Bukan mengasihi namanya saat kita memaksa teman
kita menerima hikmah yang sama dengan yang kita terima saat putus dari pacar,
bukannya tidak mungkin Tuhan ingin mengajarkan sesuatu yang berbeda padanya
dengan pelajaran yang kita dapatkan.
Bukan mengasihi namanya saat kita
ingin orang lain memiliki respon yang sama dengan yang kita miliki. Bisa saja
melalui peristiwa yang sama, karakter lain sedang dipertajam oleh Sang Empunya
Kehidupan, berbeda dengan karakter yang terbentuk bila kita mengalami. Ingat
lagi, setiap orang unik.
Bukan mengasihi namanya saat
seorang teman menangis tersedu-sedu bercerita tentang patah hatinya, dan kita
langsung berkata,”Yok kita berdoa.” , tanpa melihat situasi dan kondisi padahal
bisa saja saat itu yang dia perlukan adalah sebuah pelukan dan telinga yang mau
mendengarnya.(Gak ada yang salah dengan berdoa, tapi bukankah kita harus lebih
peka).
Bukan mengasihi namanya saat kita
ikut memaki mantan pacar teman kita dan berbuat jahat dengan mulut kita,
padahal sebenarnya bukan itu yang dibutuhkan teman kita. Percayalah,
memaki-maki hanya membuat lega sang teman untuk sesaat :p Malah ujung-ujung
ntar dia bilang,”Tapi aku masih sayang diaaaa..”. Ini akan membuat kita pengen
jedutin kepala ke tembok.LOL
Marilah kita bersama-sama belajar mengasihi
mereka yang baru saja mengakhiri hubungannya dengan sungguh-sungguh, dengan
kepekaan dan kasih yang dia perlukan. Benar-benar mengasihi. Mengasihi yang
bukan dengan perkataan atau dengan lidah saja, tetapi dengan perbuatan dan
dalam kebenaran.Memiliki sikap hati dan berbuat yang benar dalam
menghadapi mereka yang baru diputusin pacarnya bukan sesuatu yang mudah,
memerlukan kepekaan yang luar biasa untuk turut menangisi hal-hal yang dialami orang lain. Kita perlu bersabar
menunjukkan bahwa dunia gak berakhir saat mereka putus dari pacarnya, bahkan
dalam kehilangannya, mereka dapat menemukan banyak hal yang berharga. Berikut beberapa hal yang dapat kita lakukan
untuk menunjukkan kasih kita pada mereka yang baru saja diputusin pacarnya.
1. Mendengarkan
Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar,
itulah kebodohan dan kecelaannya. Amsal 18:13
Seringnya nih ya,
kita terburu-buru ingin menghibur dan memotivasi teman yang baru putus dengan
kalimat-kalimat yang kita kira akan menghiburnya, seperti:
“Udahlah, lupakan
aja dia, dia tuh emang brengsek”. (Lah, belum tahu ceritanya langsung maen
nuduh aja bilang brengsek)
“Tuh kan, bener
kan apa yang aku bilang, cowokmu tuh emang gak beres, dari awal aku dah curiga
looo..” (Orang yang sedang sedih tau-tau disemprot gini, apa gak tambah jengkel
ya).
“Udahlahhhh...Gak
usah dipikirin cowok kayak gitu. Jangan sedih gitu ah. Masih banyak cowok lain
yang lebih baik. Berdoa yuk, supaya Tuhan segera kasih gantinya yang lebih
baik.” (Alamakkkk, mosok orang gak boleh sedih sih, namanya juga ada perasaan
yang harus diakhiri, gak mungkinlah secepat itu menghilangkan kesedihan, gak
realistis).
“Tenang sis, Tuhan
punya rencana yang indah buatmu, dan itu bukan sama dia, rancanganNya damai
sejahtera kok dalam hidupmu. Bersyukur kamu dilepasin dari orang yang gak setia
gitu, itu supaya kamu belajar bersyukur waktu dipertemukan Tuhan sama yang
benar-benar setia” (Ga ada yang salah dengan menghibur dan menguatkan seperti
ini tapi …kok jadi ngotbahin sih ^^’ Ya gak papa sih, kalo si teman udah tenang
dan mau mendengarkan kita, lah iniiii….lagi nangis-nangis sambil sesenggukan
malah digituin, kira-kira yang diomongin bisa diterima gak? Mikiiirrrrr *cak
lontong mode on*)
Dll… (isi sendiri
sesuai kalimat yang sering kamu gunakan)
Penulis Amsal
bilang yang kalo kita ngomong gitu tanpa berusaha mendengar dulu berarti itu
BODOH dan MENDATANGKAN CELA. Hayooo, sapa yang pernah ngomong kayak di atas?
*Angkat tangan* Iyeee…aku pernah melakukannya, dan aku gak bangga karena pernah
melakukannya. Karena patah hati gak enak, ampun-ampun dah, gak mau lagi, lagian
emang serasa dunia rutuh lo awalnya :p Kalo orang lain salah ngomong dan
mengatakan hal yang gak pas tanpa tahu ceritanya, aihhh….pengen gigit-gigit deh
^^’
Jadi plis, kalau
menghadapi teman yang baru diputusin, siapkanlah telingamu lebih dibanding kamu
menyiapkan mulutmu. Kamu lebih butuh telingamu untuk mendengarkan dia.
Saat-saat awal putus biasanya dia lebih butuh didengerin daripada dinasehatin atau dikhotbahin. Mengasihi orang
lain tu berarti mendengarkan mereka lo. Kalau kita mengasihi orang lain, kita
mendengarkan mereka. Tentu saja, membutuhkan waktu dan usaha untuk memberikan
perhatian kepada mereka dan mendengarkan apa yang mereka katakan. Secara,
terkadang kita lebih sibuk memberikan kalimat-kalimat yang dapat membuatnya
segera move on. Secara, kita dah gregetan duluan melihatnya bersedih dan mengasihani diri
sendiri. Secara, seperti kaset yang
rusak, mereka akan berulang kali mengulang ceritanya hingga lega ^^
Memilih untuk
mendengarkan dibandingkan berusaha menghibur menunjukkan perhatian dan rasa
hormat yang tulus. Mendengarkan, mungkin merupakan hal yang paling mereka butuhkan supaya memperoleh
semangat kembali atau dapat melihat masalah dengan lebih jelas. Mari belajar
mendengarkan. Allah sendiri menunjukkan bahwa kasih itu bersedia mendengarkan.
Mari kita sampaikan itu kepada mereka yang baru putus. Tidak hanya dengan mulut yang gak berhenti
mengucap, tapi juga dengan telinga yang
mau mendengarkan. Kita bersedia mendengarkan karena Allah kita adalah Allah
yang mendengarkan. Jika kita saja mau mendengarkan, apalagi Allah yang sangat
mengasihi dan mempedulikan mereka. Allah rindu mendengar mereka menyampaikan
keluh-kesah dan tangisnya.
Aku telah memerhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di
tanah Mesir, dan aku telah mendengar seruan mereka. Keluaran 3:7
Jika Allah saja
mau memperhatikan dan mendengar umatnya sebagai wujud kasihnya, mengapa kita
gak belajar dariNya dan melakukan yang sama.
2. Berdoa
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala
akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Filipi 4:6-7
Bukan yang berarti
kita langsung ngajakteman yang baru putus untuk berdoa ya. Kebayang gak sih,
lagi nangis-nangis dan sibuk cerita, langsung kita cut,”BERDOA DULU YOK!”.
Krik.Krik.Krik. ^^’ Sebelum kita mengajak teman ini berdoa bersama, alangkah
baiknya kita sendiri yang berdoa lebih dulu, sambil si teman ini bercerita dan
kita mendengarkan, kita jangan sampai putus koneksi sama Tuhan, minta
pertolongan Tuhan agar melalui apa yang dia alami, Tuhan bisa bekerja lebih
leluasa di dalam dan melalui peristiwa ini . Beberapa hal yang perlu kita
doakan:
-Ketenangan dan
damai sejahtera bagi teman kita, karena kalau seseorang sedang kalut dan sedih
luar biasa, ada kecenderungan untuk melakukan hal yang bodoh, makanya kita
butuh Tuhan yang memelihara hati dan pikirannya, supaya walaupun sedih, dia
tetap terbuka untuk mendengarkan suara Tuhan dan mau dikoreksi.
-Agar kita bisa
berkata dan merespon dengan tepat sesuai
apa yang dibutuhkan, karena hikmat Tuhan saja yang memampukan kita merespon
dengan benar kebutuhan teman kita saat itu. Mungkin saat itu dia hanya butuh
ditemani, atau hanya butuh dipeluk, atau didengarkan, kita gak tahu dengan
persis apa yang menjadi kebutuhannya, tapi Tuhan tahu. Kiranya Tuhan yang
bekerja di dalam dan melalui kita untuk menunjukkan betapa Tuhan mengasihi
teman kita.
3. Berbicara
Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya
adalah seperti buah apel emas di
pinggan perak. Amsal 25:11
Saat kita
mengalami kesedihan akibat putusnya sebuah hubungan, kita bisa jadi merasa
tersinggung jikaseseorang mengatakan bahwa sesuatu yang baik dapat muncul dari
kesedihan yang kita alami. Apa yang baik coba dari putusnya sebuah hubungan
yang telah dibina sekian lama? Seseorang yang bermaksud baik dan mendorong
untuk memercayai janji-janji Allah, dapat dianggap sebagai orang yang gak punya
perasaan atau bahkan gak realistis. Kadang-kadang luka yang dialami
seseorang dapat menutup telinganya terhadap kata-kata Allah yang penuh dengan
pengharapan. Karenanya kita perlu mendengarkan dengan seksama saat teman
mencurahkan isi hatinya dan meminta hikmat Tuhan untuk memperkatakan perkataan
penghiburan yang tepat. Apa yang kita katakan akan menjadi sesuatu yang
berharga dan menolong sang teman melalui masa-masa sukarnya jika perkataan itu
tepat sasaran.
4. Melihat
apa yang tidak terlihat, mendengarkan apa yang tidak terucapkan
Seringkali, akibat
dari berakhirnya sebuah hubungan tidak hanya masalah kesedihan karena
berakhirnya sebuah hubungan. Bukan sekedar tentang bagaimana melupakan si
mantan dan move on. Putusnya hubungan sering diikuti berbagai trauma mendalam
yang tidak dengan mudah diungkapkan oleh teman kita, terkadang luka itu dapat
berupa:
-ketidakpercayaan
terhadap lawan jenis
-gambar diri yang
rusak
-rasa takut untuk
memulai hubungan yang baru
-keinginan untuk
hidup sendiri
-tidak bersedia
membuka diri
-terlalu takut
disakiti sehingga membatasi pergaulan
-perasaan benci
-keinginan
membalas dendam
Sebagai teman,
kita perlu peka untuk memahami apa yang terjadi, lalu berusaha membantu teman
kita untuk sembuh dari luka-lukanya dengan memberikan dukungan yang diperlukan.
Dan hal terpenting yang perlu diketahui mereka yang patah hati adalah:
TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati,
dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk
jiwanya. Mazmur 34:19
Kiranya melalui
peristiwa “diputusin” ini, teman kita menyadari kalau Tuhan saja yang gak
pernah “mutusin” dia, dan Tuhan jadi lebih dekat dari sebelum dia “diputusin”
pacar. Pada akhirnya peristiwa diputusin ini akan mendatangkan kebaikan saat
dia mengasihi Tuhan, karena Allah pasti turut bekerja di dalamnya. Sebuah
proses yang gak mudah, dan bukan berlangsung sekejap mata. Karenanya dibutuhkan
kesabaran saat mendampingi teman yang patah hati.
5. Bersabar
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah
langit ada waktunya. Pengkhotbah 3:1
Ketidaksabaran
kita mendampingi teman yang baru diputusin sering kali membuat kita bosan
mendampingi mereka, apalagi kalau dia mulai terkenang dengan si mantan, atau
saat teman kita melakukan berbagai hal bodoh dalam jangka waktu yang lama. Kita
sih maunya dalam beberapa minggu teman kita sudah kembali menjadi pribadi yang
sama seperti sebelum putus. Kita maunya mereka segera menjadi pribadi yang
paling kuat setelah diputusin. SEGERA. Tapi kita lupa, semua butuh proses.
Biarkan teman kita menjalani proses yang harus dialaminya, jangan memaksakan
langkah kita padanya. Setiap orang memiliki waktunya tersendiri. Kesabaranlah
yang kita butuhkan waktu mendampingi mereka, biarkan mereka menjadi kuat pada
waktunya.
Btw, pernah dengar yang namanya
Grief Cycle gak? Pengetahuan tentang Grief Cycle tersebut dapat menolong kita
untuk mengetahui bagaimana merespon
dengan benar teman yang patah hati, sesuai dengan tahapan yang dialaminya. Secara
umum, saat seseorang menghadapi kenyataan pahit yang menyedihkan seperti
kehilangan orang yang dicintai, putus cinta, ditinggalkan keluarga, dan
lain-lain terdapat 5 tahapan emosi yang
diperkenalkan oleh seorang psikiater bernama Elisabeth Kübler-Ross pada bukunya
On Death and Dying (1969). Setidaknya itulah hipotesa yang dikenal dengan Kübler-Ross
mode atau "5 Stages of Grief. (Sumber:http://www.businessballs.com/elisabeth_kubler_ross_five_stages_of_grief.htm),
dalam bahasa Inggris 5 tahap ini disingkat dengan DABDA:
1. Penolakan
(Denial)
Penolakan
merupakan suatu kegiatan sadar atau tidak sadar untuk menerima fakta,
informasi, realitas, dll , berkaitan dengan situasi yang bersangkutan.Ini
merupakan mekanisme pertahanan dan sangat alami.Beberapa orang dapat demikian
susahnya menerima kenyataan dalam jangka waktu yang sangat lama.
2. Kemarahan (Angry)
Kemarahan bisa
diwujudkan melalui cara yang berbeda.Orang yang mengalami gangguan emosi dapat
marah dengan diri mereka sendiri, dan / atau dengan orang lain, terutama mereka
yang dekat dengan mereka.Mengetahui hal ini akan membantu kita menghadapi
kemarahan seseorang yang sangat kecewa.
3. Pengharapan/Tawar-menawar
(Bargaining)
Tahap ini termasuk
tahapan untuk mendapatkan keringanan. Ekspresi yang timbul misalnya bagi yang
putus cinta, akan bertanya-tanya, "Apakah saya masih bisa berteman dengan mantan?"
4. Depresi
(Depression)
Tahap ini adalah
semacam tahapan yang harus dilalui sebelum dapat menerima secara emosional.
Sangat wajar untuk merasakan kesedihan dan penyesalan, ketakutan,
ketidakpastian, dll. Hal ini menunjukkan bahwa orang memiliki setidaknya mulai
menerima kenyataan. Tahap ini menunjukkan bahwa seseorang mulai menerima
situasi, namun masuk dalam kesedihan yang mendalam dan ditunjukkan dengan sikap
diam, menyendiri dan menangis. Tidak direkomendasikan untuk mencoba menghibur
seseorang pada tahapan ini, akan lebih baik membiarkan proses ini berjalan
dengan alami.
5. Penerimaan
(Acceptance)
Merupakan tahap
menerima, namun berbeda dengan keadaan depresi walaupun juga bukan berarti
orang tersebut akhirnya bahagia. Ia hanya sudah dapat menerima kenyataan. Pada
tahapan ini seseorang berpikir secara jernih dan menerima kaenyataan yang
terjadi.
Model ini mungkin adalah sebuah cara
untuk menjelaskan mengenai bagaimana dan mengapa "waktu akan menyembuhkan
luka", atau bahwa "kehidupan terus berjalan". Dan bersamaan
dengan setiap aspek emosi yang kita miliki, saat kita mengetahui lebih jauh
tentang tahapan apa yang sedang terjadi, maka menjalaninya akan menjadi lebih
mudah. "Grief cycle" tidak dimaksudkan sebagai tahapan-tahapan yang
seragam. Urutannya bisa berbeda-beda, jangka waktu yang dialami masing-masing
pelaku saat mengalami tiap tahap juga tidak sama. Model ini lebih merupakan
sebuah panduan bagi pelaku untuk menjalani kedukaan yang mereka alami. Grief
cycle model ini bisa menjadi perspektif yang berguna untuk memahami reaksi
emosional saat menghadapi trauma atau perubahan, dengan sebab-sebab yang yang
sulit kita terima. (Sumber:
http://menangkappikirandengankata-kata.blogspot.com/2012_01_01_archive.html)
Akhir kata,
bersukacitalah dengan mereka yang jatuh cinta, dan menangislah dengan orang
yang putus cinta! ^^V
Kasongan, 21 Juli 2014
-Mega Menulis-
6 comments:
menghibur org yang patah hati itu memang benar langkah pertama adalah mendengarkan segala unek2 didalm hatinya. Karena percuma aja kita kasih dia bayak kata2 ditengah hatinya yg gundah gulana :) nice postingan mega :)
Uli : Pengalaman probadi say, waktu baru putus tau-tau dikhotbahin rasanya malah sebel sih, dalam hati mbatin,"Kamu gak tau apa-apa, sembarangan ngomong" :p
lanjutkan nulis mb...lg pd terinspirasi yg patah hati ya?kdg aku jg men generalisasi mb..
Ika : Iya nih, kadang ngeliat yag lg patah hati tu bikin gregetan lo, gkgkgk. Terus baru nyadar kalo harusnya kita yang sehat ni harusnya berempati sama yang sakit hati ;)
Luar biasa kak Mega postingannya, mendengarkan 2x lebih banyak dibandingkan berbicara dan khotbah ya :) hehehe
Windy : he eh Win, kapan perlu gak 2x aja, tapi 3x ato 4x, gkgkgkgk
Post a Comment