Saturday, May 7, 2016

Ini Tanggung Jawab Kita

“Menginjili? Saya? Menginjili? Gak salah tuh! Ngapain? Itu kan tugas pendeta atau hamba Tuhan!”

Banyak dari kita berpikir demikian, saya pun dulu berpikir demikian. Saya merasa itu bukan tanggung jawab saya. Sampai kemudian saya menyadari bahwa pekabaran Injil juga adalah tugas saya. Perhatikan ini:

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Roma 10:13-14
Tanyakan hal tersebut berulang kali pada dirimu sendiri. Bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia?
Mereka perlu mendengar tentang Dia!


At least, orang lain perlu mendengar tentang Kristus, perkara mereka percaya atau tidak. Atau mereka memutuskan berseru atau tidak pada-Nya bukan tanggung jawab kita. Biarlah itu menjadi bagian Roh Kudus yang bekerja di dalam mereka. Tapi jangan sampai kita melewatkan apa yang menjadi bagian kita. Sayang sekali jika kita melewatkan sukacita dalam memberitakan kabar keselamatan bagi mereka yang juga membutuhkan kasih BAPA.

Pernahkah mendengar istilah suku terabaikan? Sewaktu saya melayani di masa kuliah, saya menerima sebuah buku yang berisi profil suku-suku yang perlu didoakan agar menerima Kristus sebagai juruselamat. Semula, saya mengira suku-suku yang masuk di buku tersebut adalah suku yang berada di pedalaman dan tidak punya akses transportasi dan komunikasi yang memadai. Saya berpikir suku-suku ini adalah mereka yang tidak mengenal televisi, surat kabar, majalah, buku, Alkitab, radio, atau internet. Pendeknya, suku yang terasing. Saya mengira mereka yang tidak pernah mendengar tentang Kristus adalah orang-orang yang keberadaannya sulit dijangkau, baik secara langsung maupun melalui berbagai media tersebut. Bayangkan betapa kagetnya saya saat menemui Suku Jawa di situ. Hellloowwww… apa kabar? Kurang akses apa sih suku Jawa yang nyata-nyata kemajuan pembangunannya begitu luar biasa, ngapain perlu didoakan. Tapi nyatanya banyak di antara mereka yang belum pernah mendengar tentang Kristus. Aneh tapi nyata. Suku terabaikan bisa jadi orang-orang yang berada di sekeliling kita, mau suku Batak, mau suku Jawa, suku Betawi, atau suku Dayak, yang kita temui sehari-hari namun kita ABAIKAN keberadaannya! Kita tidak memberikan kesempatan bagi mereka mendengarkan Injil. Kita mengabaikan mereka yang perlu mendengar Injil keselamatan! Kita membiarkan mereka terhilang. Ke mana saja kita selama ini? Saat dulu saya merenungkan hal ini, saya menyadari banyak keluarga saya yang belum pernah mendengar tentang Kristus, mereka yang berbeda keyakinan dengan saya tahu kalau saya beragama Kristen, tapi saya tidak pernah berbicara tentang Kristus di hadapan mereka. Saya mengabaikan mereka. Bahkan mendoakan mereka untuk mengenal Kristus pun jarang sekali saya lakukan, apalagi membicarakannya. Fiuhhh… Jika banyak orang bersikap seperti saya, jangan heran jika begitu banyak suku yang terabaikan, begitu banyak orang yang tidak memiliki kerinduan memberitakan kasih Kristus. Begitu banyak orang yang terhilang saat ini.

Robertson McQuilkin pernah menulis tentang tiga respon terhadap keterhilangan, yaitu:

1. Mengingkari
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Yohanes 14:6

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Kisah Para Rasul 4:12
Mungkin ada yang berpikir, “Tak apalah, biarkan saja mereka dengan kepercayaannya, toh banyak jalan menuju Roma”. NO!!!  Perhatikan ayat-ayat di atas. Keselamatan hanya melalui Kristus. Tidak ada jalan lain.
Mereka yang mengingkari didukung oleh beberapa paham yang muncul belakangan ini:
Universalisme: Tidak ada manusia yang terhilang (manusia baik) atau semua manusia pada akhirnya akan selamat (Tuhan baik).
Universalisme Baru: Manusia terhilang dan perlu diselamatkan dan Kristus telah/akan menyelamatkan semua orang.
Pluralisme: Tidak ada suatu sistem berpikir tertentu yang dapat menjadi kebenaran mutlak. Ada banyak jalan menuju keselamatan.
Universalisme dan pluralisme menghina salib Kristus. Jika semua orang diselamatkan tanpa mendengar dan menanggapi Kristus, mengapa Kristus harus mati?

2. Mengabaikan
Ada juga orang yang mengetahui bahwa manusia terhilang akan mendapat penghukuman kekal dan Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan, tetapi pemahaman dan keyakinan ini hanya sedikit atau tidak sama sekali mengubah gaya hidup, sikap, dan prioritasnya. Penginjilan bukan menjadi prioritasnya, atau tidak pernah sama sekali terpikirkan baginya untuk mengambil bagian di dalamnya karena baginya itu bukan tugasnya, ia merasa tidak mampu lalu ia tidak mau mengambil bagian, atau ia merasa itu bukan tanggung jawabnya, seperti yang saya lakukan sebelumnya.

Kita tidak dapat begitu saja mengabaikan pemberitaan Injil karena beberapa hal di bawah ini:

- Allah mengasihi semua orang
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.Yohanes 3:16,18
Orang lain memerlukan Kristus sama seperti kita memerlukan-Nya. Kristus begitu mengasihi dunia ini (Yes, dunia dan segala isinya ini, termasuk saya, kamu, mereka, luar biasa bukan?) sehingga menyerahkan anakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya (sekali lagi, SETIAP ORANG YANG PERCAYA KEPADA-NYA, bukan hanya saya atau kamu, tapi bahkan juga mereka yang tidak ke Gereja setiap hari Minggu). Begitu besar kasih Allah sehingga Ia memberi jalan agar semua orang lepas dari hukuman kekal dan menerima keselamatan kekal melalui penebusan Kristus. Ia hanya ingin kita mempercayai-Nya. Tapi, sekali lagi, bagaimana mungkin orang mempercayai Dia jika tidak pernah mendengar tentang Dia? Jika kita mengharapkan hanya pendeta, hamba Tuhan, atau misionaris yang memberitakan tentang Dia, betapa banyaknya orang yang akan terhilang. Betapa banyaknya orang yang akan menerima hukuman kekal.

-Banyak Orang yang Menuju Penghukuman Kekal Jika Tidak Diselamatkan

Dan saya melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.Wahyu 20:12-15
Inilah yang akan terjadi jika mereka yang terhilang tidak percaya pada Kristus, mereka akan menerima hukuman kekal. Apakah kita akan membiarkan hal itu terjadi?

Sebuah ilustrasi yang sangat mengena saya dapatkan dari mentor saya. Dia bercerita mengenai Seorang satpam yang bertugas menjaga bangsal rumah sakit di lantai 10. Jika terjadi kebakaran, tanggung jawabnya adalah menuntun pasien menuju tangga darurat, mengikuti denah ruangan yang sudah ditandai dengan jelas. Ketika terjadi kebakaran  manakah tindakan yang paling tepat baginya: Mendiskusikan dengan pasien atau rekannya kemungkinan adanya jalan aman selain melalui tangga darurat tsb, membicarakan tayangan berita tentang seseorang yang terjun dari lantai 10 dan tetap hidup, atau embawa pasien secepat mungkin menuju tangga darurat yang sudah jelas ditunjukkan di denahnya.

Apakah yang akan kita lakukan? Menjadi satpam yang bagaimanakah kita saat ini terhadap pasien yang harus diselamatkan dari kebakaran?

Kalau saja ada kesempatan berada ‘satu malam di neraka’ maka kita akan melihat urgensi tugas penginjilan. William Booth (pendiri Bala Keselamatan).

- Kita dipanggil menjadi berkat
Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Saya akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.Saya akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."Kejadian 12:1-3
Kita adalah keturunan Abraham yang dipanggil untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Bisa jadi itu berupa berkat keuangan maupun berkat yang lain. Tapi, ada satu kebutuhan yang menjadi kebutuhan semua orang, semua orang membutuhkan Kristus, semua orang membutuhkan keselamatan dari-Nya. Berkat keselamatan adalah berkat yang diperlukan semua orang yang terhilang di dunia ini. Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, hukuman kekal telah menanti mereka yang tidak percaya pada Kristus. Upah bagi dosa adalah maut dan maut menanti mereka yang tidak memperoleh berkat keselamatan dari Allah. Kita yang telah menerima berkat ini dipanggil untuk membagikannya bagi yang belum mendengar.


- Amanat Agung Yesus
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Saya menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."Matius 28:19-20
Sebelum meninggalkan dunia ini, Yesus memberikan pesan penting bagi murid-murid dan pengikut-Nya, termasuk kita. Bayangkan, orang yang sangat penting bagimu akan pergi meninggalkanmu namun sebelum pergi ia menyempatkan untuk meninggalkan pesan penting yang dia ingin untuk kamu lakukan. Apakah kamu akan mengabaikannya? Sedemikian pentingnya semua bangsa bagi Yesus, sehingga Ia ingin pengikut-Nya menjadi murid-Nya.

Amanat ini disebut sebagai Amanat Agung (The Great Commission) karena besarnya otoritas yang memerintahkannya (segala kuasa di sorga dan di bumi), luasnya lingkup yang dicakup (semua bangsa), tingginya standar yang dicapai (murid Kristus), menyeluruhnya proses yang dikerjakan (baptis, ajar segala sesuatu yang diperintahkan, pergi), dan panjangnya janji penyertaan yang mengikutinya (sampai kepada akhir zaman). Adakah amanat yang lebih besar dari Amanat Agung ini? Sesuai struktur tata bahasa aslinya (Yunani), kalimat induk dalam amanat ini adalah "Jadikanlah semua bangsa murid-Ku". Di sini kita dihadapkan dengan standar kuantitas dan kualitas hasil pelayanan yang diinginkan Tuhan Yesus. Kuantitas merujuk pada berapa murid yang dihasilkan. Kualitas merujuk pada bagaimana murid yang dihasilkan (Pola Pelayanan Amanat Agung)

- Tidak mengabarkan Injil adalah dosa
Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.Yakobus 4:17
Seseorang yang kukenal pernah berkata, dosa adalah aktif berbuat jahat dan pasif berbuat baik. Kita yang dipercaya banyak akan dituntut banyak, kita yang diberi banyak akan dituntut banyak pula.

3. Memenangkan
Orang yang terlibat aktif dalam usaha memenangkan jiwa melalui doa, kehidupan, dan perkataannya karena memahami signifikansi dan urgensi Injil.

Di antara ketiga respon tersebut, yang manakah respon kita?

Keadaan manusia yang terhilang begitu menghancurkan hati BAPA kita.

Apa pengaruhnya pada hatimu?

Ditulis untuk Majalah Pearl edisi 31

No comments: