Monday, March 21, 2011

Teologi Kucing dan Anjing (Bab 2):Beberapa Perbedaan Antara Teologi Kucing dan Teologi Anjing

Sebelumnya, sudah  dibahas isi Bab 1 Teologi Kucing dan Anjing di tulisanku sebelumnya klik sini, nah sekarang giliran Bab 2 yang isinya ngebahas beberapa perbedaan antara teologi kucing dan anjing, jadi kita bisa ngecek diri kita masing-masing, penganut teologi kucing ato anjing, hehehehe, ini bukan ngecek dan menghakimi orang lain lo, tapi DIRI KITA SENDIRI.
Ternyata, banyak hal, dalam hidup yang aku gak sadar, di beberapa aspek, aku dah jadi ‘kucing’, hmm.... :’( Oks, lanjut yo....

BAB 2. BEBERAPA PERBEDAAN ANTARA TEOLOGI KUCING DAN ANJING
Dari luar, kucing dan anjing kelihatan sama. Kita tidak dapat membedakan keduanya. Dari luar mereka nampak sama. Mereka sama-sama:
-pernah mengundang Kristus dalam hidup mereka
-berdoa
-bersaat teduh, dll
Mereka melakukan banyak hal yang terlihat sama dari luar, tetapi SIKAP HATI MEREKA BERBEDA.
Perbedaan Kucing dan Anjing terdapat  dalam banyak aspek, tapi hanya beberapa yang aku masukin (lengkapnya baca di bukunya yeee...) :

Dua Sikap Menuju Surga
Analoginya gini,bayangkan, letak surga dan neraka berhadapan, neraka di ujung kanan dan surga di sebelah kiri, kucing/anjing berada di tengah surga dan neraka, namun mereka ingin masuk surga dengan ALASAN YANG BERBEDA.
Kucing MELIHAT DAN MENGHADAP NERAKA, dia fokus melihat neraka dan ketakutan, lalu berjalan mundur (menuju surga) sambil berkata, “Saya tidak mau masuk neraka. Saya tidak mau masuk neraka.”, nah masuk surga lah dia akhirnya. Kucing tahu dia harus mengundang Kristus agar selamat, tapi fokusnya Cuma kehidupannya sendiri. Ia memandang Kristus hanya sekilas.
Anjing ingin masuk surga dengan alasan yang berbeda, dia berjalan menuju surga dengan PANDANGAN MENUJU SURGA. Neraka di belakangnya dan surga di depannya, dia berkata, “Saya telah menemukan seseorang yang begitu mengasihi saya, yang telah menyelamatkan hidup saya, saya harus menyerhakan hidup saya kepada-Nya.”
“Hal kerajaan surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.” (Matius 13:44)
Perhatikan bahwa orang itu pertama-tama menemukan harta, KEMUDIAN ia pergi menjual seluruh miliknya dan membeli ladang itu, dia melakukan karena SUKACITANYA. Nah, berapa banyak orang Kristen yang hidup tanpa sukacita? Banyak! Pada dasarnya keselamatan hanya dianggap sebagai “asuransi kebakaran”, sekedar menjauhi neraka, mereka tetap memusatkan perhatian pada diri sendiri. Mereka tidak pernah menemukan harta. Tidak ada sukacita dalam berjalan menjauhi neraka. Kelegaan? Ya. Sukacita? Tidak.

Doa
Sesungguhnya, anjing dan kucing mungkin mengucapkan doa yang tepat sama, tetapi mempunyai arti berbeda. Misalnya doa:”Tuhan kami mohon Engkau memberkati gereja kami.”
Kucing hanya berdoa untuk gereja mereka dan bukan untuk kerajaan Allah yang lebih luas, fokusnya selalu (dan hanya) gereja mereka. Tapi anjing berdoa agar Allah menyatakan kemuliaanNya melalui gerejanya agar menjangkau mereka bagi kemuliaan Allah.
Apakah Anjing berdoa meminta berkat? Ya, tetapi itu bukan fokus utamanya, melainkan yang kedua. Dan apabila ia berdoa untuk diri sendiri, doa itu biasanya dengan tujuan agar ia dapat memberikan dampak yang lebih berarti bagi kehidupan orang lain. Apakah Anjing akan berdoa untuk rumah dan mobil yang lebih besar dan bagus? Ya, jika hal ini benar-benar merupakan kebutuhan bagi mereka, bukan hanya keinginan mereka.

Masih banyak perbedaan-perbedaan lain lagi:
-Kucing rindu untuk dihibur di gereja, Anjing rindu untuk menyembah Allah dan memancarkan kemuliaan-Nya
-Kucing senang dengan pengetahuan akal, mereka mementingkan detil dalam Alkitab, tetapi kurang dapat mempraktekkannya. Anjing menyukai hal-hal yang mendekatkan dia dengan Allah. Dia lebih tertarik menaati Tuhan daripada hanya sekedar tau tentang Dia.
-Kucing memiliki teologi “rasa nyaman”.  Dia akan melakukan kehendak Allah sepanjang itu membuatnya nyaman. Anjing memiliki teologi ketaatan. Apapun kehendak Allah, dia berusaha menaatinya.
-Kucing menghendaki anak-anaknya mendatangkan kemuliaan baginya. Anjing menghendaki anak-anaknya mendatangkan kemuliaan bagi Allah.
-Kucing menganggap Allah adalah sarana mencapai tujuan.  Bagi Anjing, Allah sendiri yang menjadi tujuan.
Perbedaan-perbedaan ini dapat dilanjutkan terus-menerus ^^’


Kasongan, 21 Maret 2011
-Mega Menulis-

No comments: