Fiuh....Bab 6 ni blom nyampe separoh isi buku ini lo, hahahahaha, jadi bagi yang ga sabar nyeleseinnya (aku maksudnya ^^V), sabar ya.... ^^’ Eiwei, aku baru sadar ya kalo aku blom bilang buku Teologi Kucing dan Anjing ini terdiri dari 16 bab, so....please, read slowly yo...
Bab 6. Teologi Rasa Nyaman:Membaca dan Mendengar Selektif, Penerapan Selektif dan Teologi Selektif
Tanpa sadar, kebanyakan orang Kristen memiliki proses penyaringan di dalam pikirannya,akibatnya mereka hanya berfokus pada menghapalkan ayat yang membuat mereka merasa nyaman. Jika kita amati, kita akan menemukan bahwa ayat-ayat tersebut biasanya berhubungan dengan penghiburan dan perasaan aman.
Contohnya,Kucing senang menghapalkan ayat-ayat seperti Mazmur 103:11-13 atau Yeremia 29:11-13 atau Mazmur 40:2-4 (pokoke yang intinya berkatlah...)
Tapi, coba tanyakan pada mereka isi 1 Petrus 1:21 yang berisi panggilan untuk menderita, hmm....
Kucing senang berdoa menggunakan doa Yabes(tau kan doa Yabes?^^’, kucing banget nih aku, apal pal dah...) tapi tidak pernah memanjatkan doa seperti Paulus:
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.Flp 3:10
Mengapa mereka tidak menghapalkan ayat ini? Sederhana sekali. Hal tersebut tidak membuat mereka nyaman. Dan teologi Kucing adalah Teologi Rasa Nyaman yang hanya memilih ayat-ayat yang membuat mereka merasa nyaman.
Ketika Kucing melakukan hal ini, mereka mulai selektif dalam mendengarkan pengajaran Allah dan melalaikan kemuliaan Allah.
Membaca dan Mendengar Selektif
Ini contoh yang sangat menarik bagaimana Anjing dan Kucing membaca ayat dengan cara yang berbeda.
Di bawah ini cara Anjing membaca Yohanes 3:16 (yang ada dalam tanda kurung ialah apa yang dipikirkan Anjing ketika merenungkan ayat itu)
Karena begitu besar kasih karunia Allah (WOWWW.....Allah yang Maha Besar dan Maha Kasih ini mengasihi tanpa syarat? Sungguh mengagumkan)
Akan dunia ini (Mengapa? Kita yang berdosa ini?Kita yang mementingkan diri sendiri ini? Apa Allah yakin?)
Sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Ia mengaruniakan Anak-Nya yang TUNGGGAL? Ia menimpakan hukuman kita atas diri-Nya sendiri? Tapi Ia tidak bersalah!)
Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya (maksudnya SIAPA SAJA?Setiap pria, wanita, atau anak-anak? Bahkan orang beragama lain? Setiap suku? Wah, ini memberi banyak pengharapan)
Tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Ia mengampuni setiap yang percaya? Kita yang berdosa ini akan menjadi benar, murni dan dan kudus? Wah, Dia begitu pemurah, Dia Allah yang mengaggumkan)
Sekarang, beginilah cara Kucing membaca ayat itu:
Karena begitu besar kasih Allah (Ya, baiklah, memang hebat. Ini tentang Allah. Mari kita lanjutkan.)
Akan dunia ini (Hei, yang dimaksudkan adalah kita. Semua ini tentang kita. Ini mengagumkan, Dia mlakukan semua untuk kita)
Sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal (Oh ya....Ini tentang Yesus, saya tahu, kita tidak perlu mengulangnya kan?)
Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya (Hei, yang dimaksudkan adalah kita lagi! Ini hebat! Memang Allah melakukan semua ini untuk kita.)
Tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Wah, hidup yang kekal, aku tidak sabar menunggunya. Pada saat aku sudah di sorga, aku akan bersenang-senang di sana. Menyenangkan. Allah luar biasa.)
Perhatikan bedanya? Anjing terpesona bahwa Allah mengasihi semua orang, sedangkan Kucing hanya berfokus pada kenyataan bahwa Allah mengasihi mereka. Mereka tidak dapat melihat melampaui diri mereka sendiri.
Karena Kucing hanya berfokus pada ayat-ayat yang membuat mereka nyaman, maka akan timbul bahaya lain, yang kita sebut “Penerapan Selektif”
Penerapan Selektif
Jika Kucing hanya membaca bagian tertentu dalam Alkitab, maka wajarlah kalau hanya bagian tertentu saja yang mereka terapkan. Dengan demikian dari pendengaran selektif timbullah penerapan selektif. Kucing hanya menerapkan bagian-bagian Alkitab yang berbicara tentang keuntungan dan berkat bagi mereka, tapi tidak tentang penderitaan. Bagaimana Allah juga ingin kita mengalami penderitaan agi kemuliaan-Nya.
Apakah salah jika hanya mengingat pengajaran tentang berkat? Apakah salah satu pengajaran itu salah? Tidak. Tetapi yang satu diabaikan (Tidak salah, tetapi......)
Mengapa kita tidak belajar:
- Allah mungkin menghendaki anda dirajam sampai mati (Kisah Stefanus)
- Allah mungkin menghendaki bala kelaparan menimpa negara anda supaya anda pindah ke negara lain dan membagikan iman anda (Kisah perjalanan Abraham ke Mesir)
- Allah mungkin menhendaki anda diuji dan sampai harta anda habis, membiarkan anak anda mati dan anda menderita kesakitan (kisah Ayub)
Banyak pelajaran atau ayat mengenai penderitaan yang tidak diketahui Kucing, karena mereka tidak menyukai hal itu. Dan jujur saja, banyak gereja yang tidak mengajarkan tentang itu, karena (sekali lagi), pelajaran tersebut tidak disukai orang. Inti masalahnya adalah teologi Kucing tidak lengkap dan kadang-kadang sama sekali salah. Kalau anda jujur, Teologi Kucing sedang merebak dimana-mana.
Teologi Selektif
Dengan menggunakan teologi selektif, Kucing membenarkan ayat-ayat yang sulit atau “keadaan-keadaan yang rumit” dengan menafsirkan Alkitab menurut kata hatinya. Ingat, jalan pemikirannya didasarkan pada anggapan bahwa “segala sesuatu tentang kita.”
Contohnya, mari kita lihat topik tentang homoseksualitas. Beberapa orang mungkin berkata, “Inilah cara Allah merancang saya. Dia yang membuat saya seperti ini. Saya baik-baik saja. Lagipula, saya setia pada pasangan saya? Apakah ada pihak yang saya rugikan?”
Dengan teologi yang berpusat pada manusia, jawabannya,”Tidak ada.” Tetapi, Allah jelas tidak merestui gaya hidup seperti itu. Itu bukanlah rancangan Allah meskipun tidak ada pihak yang dirugikan. Dan, kalau Allah tidak berkenan, itu tidak seharusnya dilakukan. Yang penting bukanlah apa yang kita sukai atau yang kita inginkan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu ada demi kesenangan hati-Nya, bukan kesenangan hati kita.
Dengan teologi selektif, apa pun yang dapat membahayakan umat manusia pada umumnya akan ditiadakan oleh Kucing. Mereka akan berdalih dan memilih ‘teologi’ yang kelihatannya benar dan aman bagi banyak orang. Mereka menafsirkan Alkitab dengan cara mereka sendiri sehingga selalu memilih bersikap toleran. Mereka ingin semua orang hidup bahagia. Mengapa? Karena kucing beranggapan, “Segala sesuatu tentang kita.”
Kasongan, 27 Maret 2011
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment