Di bab 5 ini kembali dijelaskan perbedaan Kucing dan Anjing, terutama terletak pada apa yang dianggap penting atau prioritas dalam kehidupannya. O, iya.... bagi yang bingung kenapa kok membahas kucing dan anjing sampe berbab-bab, silakan lihat pembahasan bab-bab sebelumnya ya.... ^^
Bab 5. Bagaimana Kucing Berbeda
Ada berbagai cara untuk melihat prioritas Kucing dan Anjing, yakni dengan mengajukan pertanyaan sederhana, seperti:
Apakah kemuliaan Allah menjadi prioritas tinggi dalam hidup kita atau apakah kita meletakkan prioritas lebih tinggi pada kesempatan menerima berkat-berkat yang ingin dilimpahkan Allah kepada kita?
Apa yang kita pikirkan dan rasakan saat membaca Alkitab sedikit banyak menunjukkan apakah kita Kucing atau Anjing. Kucing beranggapan dia tokoh utama dalam Alkitab, memang sih tidak terkatakan oleh mulutnya, tapi sikap dan pemukirannya menunjukkan hal itu. Ada ilustrasi sederhana, Sharon-istri Gerald (salah satu pengarang buku ini) menyukai artis Sean Connery, saat dia menonton film baru Sean Connery dia merasa bosan pada adegan yang tidak menampilkan Sean Connery, karena dia ingin MELIHAT dan MENDENGAR Sean Connery.
Dengan cara yang sama, Kucing mencari manusia dalam setiap adegan di Alkitab. Dia mencari bagian-bagian cerita tersebut dan menerapkannya dalam Alkitab. Mereka tidak dilatih untuk mencari Allah.
Sebagai akibat dari ‘merasa’ menjadi tokoh utama, Kucing percaya Allah ada untuk melayani manusia. Dan karena segala sesuatu tentang mereka, mereka lebih merindukan apa yang mereka peroleh dari Kekristenan ketimbang hal-hal lain. Pada saat mereka membaca Alkitab dan melihat adanya pilihan antara kemuliaan Allah dan berkat-berkat-Nya, mereka secara alami lebih merindukan berkat Allah.
Ketika Allah menginginkan dia Kucing menderita demi nama-Nya, Kucing akan berpikir, “MUSTAHIL Allah menghendakinya mengalami penderitaan, Allah begitu mengasihi saya”. Pada dasarnya Kucing memiliki “Teologi Rasa Nyaman”, apapun yang dilakukan Allah untuk menjadikan mereka merasa nyaman, mereka sambut dengan gembira.
Perubahan prioritas ini terjadi karena iblisa tahu bahwa kehidupan dan segala ciptaan adalah bagi Allah dan kemulian-Nya, oleh karena itu, sejak ia memberontak dan berusaha merampas kemuliaan Allah, ia berusaha meneruskan itu pada kita. Perhatikan Yesaya 14:12-14. Semua dimulai dari AKU HENDAK.
Iblis berusaha mengalihkan fokus manusia kepada sesuatu yang aman dan dekat dengan hati Allah, tetapi yang menjauhkan mereka dari kemuliaan Allah. Iblis membuat kita beranggapan bahwa segala sesuatu tentang kita dan Allah telah mengerjakan segala sesuatu bagi kita. Iblis membesar-besarkan hal itu sehingga itu akan jadi fokus yang lebih tinggi daripada kemuliaan Allah.
Fokus Kucing bukan lagi pada Allah memuliakan diri-Nya melalui memberkati kita, tapi menjadi kita menerima berkat-berkat dari Allah.
Apakah Allah ingin memberkati kita? Ya. Ia bersukacita dalam memberkati kita.
Tetapi Ia tidak ingin berkat itu mendapat prioritas yang lebih tinggi daripada kemuliaan-Nya.
Ia ingin agar kemuliaan-Nya terpancar melalui berkat-berkat-Nya, bukan diabaikan.
Kucing begitu terpaku pada keinginan Allah untuk memberkati mereka dan tidak lagi memandang kemuliaan Allahsebagai prioritas utama. Tommy Tenney dalam bukunya The God Chaser (aku juga rekomendasikan banget buku ini loooo....), mengatakan demikian,”Ironisnya justru berkat ayahnya itulah yang sebenarnya ‘membiayai’ perjalanan anak bungsu ini menjauhi wajah Bapanya.”
Bagi kucing, hidup kekristenan berkisar pada dirinya sendiri atau sekitar “gereja kita”. Sedangkan Anjing berdoa bukan saja untuk pendeta dan gereja mereka, tapi kerajaan Allah secara luas. Apakah salah jika kita berdoa untuk gereja kita?Tidak, tentu saja tidak. Tetapi doa itu mungkin kurang lengkap. Kucing perlu belajar untuk lebih pedulu bagi kerajaan Allah yang lebih luas.
Kebanyakan hal ‘mementingkan diri sendiri’ ini tidak disampaikan langsung secara verbal dan tak terlihat dengan jelas. Beberapa contoh untuk mendeteksinya.
Empat Orang Sakit
Pada tahun 1999 gempa hebat melanda Turki, laporan resmi menyatakan 18.000 orang meninggal, ratusan ribu cedera dan banyak sekali yang kehilangan tempat tinggal. Sepanjang minggu, hampir semua media memberitakannya, mustahil orang tidak tahu tentang musibah itu. Dan hari Minggu, orang Kristen di Amerika, di gereja tertentu, jemaat memanjatkan doa untuk empat anggota jemaat mereka yang dirawat di RS, tanpa ingat mendoakan ratusan ribu orang yang terluka di Turki, yang beberapa di antara mereka akan menghadapi kekekalan tanpa Kristus. Mengapa mereka tidak berdoa agar korban musibah tersebut melihat kemuliaan Allah melalui program bantuan Kristen? Coba renungkan.
Mereka berdoa untuk empat orang di sebuah kota yang memiliki sarana medis yang terbaik, para dokter yang baik, dan peralatan yang terbaik pula, orang-orang yang kehidupan kekalnya sudah terjamin melalui darah Kristus, tetapi tidak satu pun mereka yang menyinggung keadan di Turki.
Apa yang coba disampaikan mereka? “Segala sesuatu tentang kita!”
Apakah pemimpin gereja sedang mengatakan bahwa mereka tidak peduli akan dunia?
Tentu saja tidak. Mereka mengenal dan mengasihi Tuhan. Tetapi tanpa mereka sadari, iblis telah mengkomunikasikan apa yang sebenarnya tidak mereka maksudkan sama sekali. Ingat, yang menjadi masalah biasanya bukan apa yang dikatakan, melainkan apa yang tidak dikatakan. Hal itu tidak salah, tetapi tidak lengkap.
Kasongan, 24 Maret 2011
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment