Friday, February 28, 2014

Ketika Aku Meledak



Kemaren aku meledakkk!!!
Oke, ini bukan karena aku makan kebanyakan lalu meledak ya. Kali ini tangisku yang meledak :p
Aku mau menyalahkan hormon karena PMS sbenare ujung-ujungnya, hahahahaha, tapi kali ini aku kamu menceritan kronologis kejadian kemaren.


Kemaren aku meledak!!!
Tangisku yang meledak :p Kumat cengengnya.
Ceritanya, aku dah seharian buanyak kerjaan, dah mau jam pulang ehhh…datanglah kabar buruk kalo aku mesti tinggal di kantor mengerjakan pekerjaan tambahan untuk bahan rapat Kadisku keesokan harinya. KUESEEEELLLLEEE POLLL!! Ini orang BAPPEDA mikir gak sih, ngasi format isian berapa tebel gitu sore hari, untuk bahan rapat besok pagi. Gilo kan? Mana bisa diselesaikan hari itu tanpa nambah jam kerja? Aku marah, jengkel, kesel, campur aduk dah. Cuma dipikir-pikir lagi, gak dikerjain pun gak mungkin. Seringkali aku iri sama mereka yang cuek bebek gak peduli sama kerjaan, kok aku dari zaman bahula sampe sekarang gak bisa kayak gitu *sigh*

Akhirnya aku nguatin hati tetap ngerjain bareng bos-bos di kantor. Aku kerja dengan santai awalnya. Aku tahu sebenarnya bukan salah bosku. Tapi tetep aja aku jengkel, apalagi sambil ngerjain tuh aku menyesali diri, napa juga tadi gak langsung pulang trus matikan hape biar gak diganggu, trus aku ingat temanku yang enak-enak ga ada kerjaan seharian, trus pulang seenaknya, SETIAP HARI, aku irii!! Karena jengkel yang gak dikeluarin, pecahlah tangisku jam 7an tuh. Dalam hati aku protes sama Tuhan, aku iri sama orang lain, dan Tuhan ingatin kalo rasa iri itu yang bikin aku sekarang merasa paling menderita sedunia. Aku nangis makin terisak-isak di depan bos-bosku, sambil tetap mengerjakan tugasku dan membisu. Mungkin karena gak enak suasananya, akhirnya bosku cepat-cepat menyelesaikan pembahasan, kalo ngga ma biasanya sesukanya dia, bisa-bisa belum selesai. Pekerjaan selesai, kami pulang! Ehhh….tahu-tahu bosku menyiapkan amplop berisi uang untukku, tambah deraslah air mataku! Ini karena aku nangis pasti, gila deh, dipikir aku nangis karena gak ada uangnya kerja???!! Bukan ituuuu!!! Aku nangis bukan karena lembur gak ada duitnya, toh aku tahu ini pekerjaan yang mendadak dan memang harus selesai.
TAMBAHAN LAGI, memangnya staf tuh apaan ya, asal dikasi duit beres apa pikir bos tu.
Seenggaknya bilang kek MAAF karena meminta kita kerja di luar jam kerja, eh…ini ngga lhooo. Seolah-olah kewajiban kita melakukan kerjaan itu kapanpun dan dimanapun dia mau.
Trus ya, begitu selesai kerjaan itu, gak ada lo ucapan TERIMA KASIH keluar dari mulutnya,ckckckc, malah ngasi amplop, tersinggunglah awak!
Ternyata kata MAAF dan TERIMA KASIH penting buatku.
Lebih penting dari duit.

Aku kesal karena harus bekerja sementara orang lain pulang, padahal dah seharian aku kerja, aku iriiiiii!!! Tuhan, aku mengakui kalo aku iri. IRI BANGET!  IRI SETENGAH MATI!
Bahkan sms bosku di malam itu untuk bilang maaf dan terima kasih pun ternyata hanya sedikit melegakanku, aku bersyukur karena ternyata dia masih bisa mengatakan “maaf” dan “terima kasih”

Tapi aku menangis lagi, menangis sejadi-jadinya sama Tuhan menyadari aku masih kesel teringat temanku yang enak banget, rupanya penyakit IRI HATI yang kronis sedang aku alami. Aku tahu ga ada gunanya aku iri, tapi aku iri. Aku mengakui sama Tuhan dan menangis sampai capek, lalu aku tertidur.
AKU IRI TUHAN….!! T_T
Bangun-bangun mataku bengkak.

Dan hari ini, aku mencari ayat-ayat Alkitab yang berbicara tentang iri hati, mencari pertolongan  firmanNya, banyak sekali ternyata dan aku ngeri.

Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati,  dan orang bebal dimatikan oleh iri hati. Ayub 5:2
Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang. Amsal 14:30

"Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." Galatia 5:19-21
Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri  di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Yakobus 3:16
Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin. Pengkhotbah 4:4
Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia, Kis.7:9

Karena iri, Kain membunuh Habel.
Karena iri, saudara-saudara Yusuf menjual Yusuf.
Karena iri,Saul benci setengah mati dan ingin membunuh Daud (padahal Daud menantunya looo…)
Karena iri, Herodes memerintahkan untuk membunuh semua anak berusia di bawah 2 tahun
Karena iri, orang Yahudi menyalibkan Yesus.
Karena iri, Lucifer ingin menyamai Allah.

Iri hati membuat orang melakukan kejahatan.
Rasa iri memampukan seseorang melakukan kejahatan yang gak pernah terpikirkan. Merenungkan banyaknya kejahatan yang terjadi di Alkitab dimulai dari rasa iri, aku ngeri terhadap diriku sendiri. Aku sungguh butuh pertolongan Tuhan untuk membuang rasa iri di hatiku, aku gak mau ngerasa iri.
IRI HATI MEMBAWA KEPADA DOSA.
Aku gak tau rasa iriku akan membawa kemana, tapi jelas bukan kepada tempat yang aku inginkan.
Dan aku gak mau membiarkan rasa iri ini tinggal.
Aku benar-benar perlu pertolongan Tuhan.

"Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." Kejadian 4:7
Itu perkataan Tuhan ke Kain waktu dia ngiri abis sama Habel yang diterima persembahannya. Jadi seharusnya sewaktu aku melakukan yang baik harus tetap bersukacita, kalo ngga, dosa akan berkuasa atasku. Tidak cukup hanya melakukan yang baik, tapi hati kita juga harus dijaga supaya tetap bersukacita. Supaya tetap tenang. Oh, sungguh aku memerlukan Tuhan untuk menjaga hatiku. Supaya hatiku gak merasakan apa yang tidak ingin aku rasakan.

“Tuhan, tolong jagai hatiku, aku gak mau iri sama orang lain. Peduli amat orang lain melakukan apa, bekerja atau gak bekerja. Atau mau jungkir balik sekalipun. Aku gak mau iri. Engkaulah Tuan, aku sesama hamba gak berhak iri sama hamba yang lain. Perkara dia mau ngapain, Tuhan yang berkuasa atasnya. Tuhan yang menilai, Tuhan yang melihat hati. Bukan hanya perbuatan, tapi aku juga mau kedapatan punya sikap hati yang menyenangkan Tuhan. Tolong aku Tuhan. Amin.”

Kasongan, 28 Februari 2014
-Mega Menulis-

2 comments:

Lasma Manullang said...

Cep..cep...jadi inget pernah nangis di depan bos gara2 tertekan juga. Sabar ya, Meg. Bersukacita senantiasa n berdoa emang obat manjurnya.

Kalo sering liat 'kanan' 'kiri' emang kita jadi sering bikin perhitungan. Dulu juga pernah lembur2 gitu sendirian. Mana suka ketakutan sendiri...jadi sedikit banyak bisa ngerasain.

Setelah berapa lama, nanti pasti bisa terbiasa dengan budaya kantornya, Meg. Yang pasti aku liat, Mega udah jadi teladan. Bos juga udah kasih apresiasi walau ga sesuai bahasa kasihmu.

Tetep semangat yaaakkk!!! Dirimu pegawai yang muahaalll... Heheheh...maksudnya susah nyari pegawai seperti dirimu.

Mega said...

Hahaha, sama kali kita ya, kalo dah mewek gak peduli di depan bos sekalipun ^^' Bener kamu bilang Ma, kalo liat orang lain emang jadi perhitungan buanget.

Dulu sih ga terlalu masalah kalo lembur gitu. Tapi sejak aku melatih diri dan bertekad gak mau lembur gitu, plussss...liat suasana kantor yang orangnya suka2 kalo kerja, jadi makin nguatin diri ga mau kerja di luar jam kerja. Waktu pribadi jadi berkurang, gak kebayang kan kalo kelakuan gitu masih diterusin pas dah punya keluarga, kasian kan keluarga *cieeee...* :p

Makasih ya Ma ^^

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...