Membaca tulisan Bu Meicky Dukanya Senang Menulis di Negarayang Rakyatnya Malas Baca
mengingatkanku pada cerita seorang sepupuku yang menjadi guru, ia diminta
kepala sekolahnya untuk memberikan pelajaran membaca tambahan untuk beberapa
anak kelas 1 SD. Bagian yang menganggu
sepupuku adalah saat ia bertemu orang tua dari anak yang diajarinya adalah sang
orang tua tersebut berkata:
Wednesday, September 30, 2015
Tuesday, September 29, 2015
Bandung, Abraham dan Echa
Ini cerita lawas. Tahun 2012 yang lalu aku berkesempatan
menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Bandung dan bertemu blogger terimut
se-Cijerah, owner Blog Fountain of Joy
, Miss Echa….plok.plok.plok. Jadi ceritanya, aku lagi dinas ke Jakarta, truss
slese dinas pas weekend gitu, maen deh ke Bandung. Mumpung ada yang bersedia
nampung selama di Bandung, hohohoho.
Cerita Echa pas daku maen ke sana bisa dilihat di sini
Menjadikan Seorang Pria sebagai Pria
“Eh….mau angkat galon dek? Gak usah, abang ajaa….”
Aku ngeyel dan tetap angkat sebuah galon, yes...masih bisa
^^V
“Loh dek? Bisa aja tuh kamu angkat galon”. Abangku keheranan
melihatku dengan mudahnya (tsahhh….boong deng :p susah payah juga) mengangkat sebuah
galon. Maklum, sejak menikah dia gak pernah melihatku mengangkat galon air (eh,
ini galon air yang berisi ya, bukannya yang kosong, hehehe).
“Bisa lah bang, emang kapan aku bilang gak bisa?”, balik aku
yang heran.
“Bukannya dulu kamu bilang kalo ngisi galon air di rumah
Kasongan, ada tukang air yang angkatin sampe dispenser?”
“Ooo….itu, itu kan pas ada tukang jual air keliling bang,
kalo ngga biasanya aku sendirian beli dan angkatnya”.
“Kok, baru ini kamu angkat sendirian abang lihat dek?”
“Iya lah, kan ada abang, hahahaha. Nah, kali ini karena
banyak banget galon yang harus abang angkat (4 biji), makanya aku bantuin. “
“Oooo….kirain emang gak kuat”
“Ngga lah bang, binimu ni aslinya Wonder Woman” ^^V
Friday, September 25, 2015
Foto Prewed
Kalo di postingan sebelumnya aku cerita bagaimana
bersenang-senang menggunakan voucher yang dibeli dilewat internet, kali ini aku
mau share foto-foto (bukan) prewed yang diambil fotonya emangs sebelum aku
merit,lah…sama aja prewed gak sih? LOL. Kami gak punya niatan sebenarnya untuk
foto prewed, secara biaya merit dah mahal, lah kebayang gak kalau dua kali
acara (di Pekanbaru dan Palangka Raya), ongkos acara trus PP-nya keluarga pulak
*nangis* Makanya,kami memutuskan gak ada tuh yang namanya foto prewed, undangan
kagak pake foto-fotoan segala. Gitu deh. Keputusan akhir setelah diskusi gak
lama, maklumm..sama-sama itungan kami berdua, hahaha. TAPIIII…Tuhan Yesus emang
baek banget, secara kebetulan pas hunting voucher di website yang aku share
sebelumnya, eh…ada pulak voucher foto yang murah banget, kalo gak 100 ya 150
ribuan gitu. Isenglah beli, naaaa…kebetulan jas si abang dah jadi, kebayaku
juga dah jadi \(“,)/ Yo wes, akhirnya kami memutuskan untuk foto-foto,
yeeeeeyyyyy…
Sebelum foto-foto, aku dianterin abang ke salon dekat
kontrakannya yang (katanya) biasanya buka jam 10an gitu, kami datang dan
ternyata salonnya tutup dong, huhuhuhu *nangis*. Puter-puter di sekitaran
kontrakan ga ada yang buka,entah kenapa ya hari itu. Mukaku dah ditekuk berapa
lipat tuh, secara sebelumnya aku dah bilang bikin janji dulu, aku kan dari
Bandung baru nyampe Jumat malam di Jakarta, jadi mau gak mau pasrah sempurna
dah ke abang buat booking salon untuk dandan, ee…si abang lupa *tepok jidat.
Akhirnya, kami ke ITC Cempaka Mas, dan aku dirias di sana, dah mepet-mepet lo
sama jam kita janjian difoto. Dah mo nangis aku, tapi ditahan-tahan, kesellll….Kebayang
kan ke mall Cuma buat didandanin,eh dah slese gak taunya keluar mall dengan
dandanan nan tebel (maklum gak biasa didandanin…jadi berasa pake topeng monyet
eh tebel kali). Si abang dah menghibur dan bilang,”Cakep kok dek….cantik…”.
Tapi ya namanya dah emosional dari keliling-keliling salon, ngerasa gak puas
dengan hasil make up-nya yo wes, muka masih ditekuk, huhuhuhu. Aku
kekanak-kanakan banget kan? Padahal abangku dah minta maaf karena lupa, dia lagi
sibuk banget di kantornya pas minggu itu, jadi bener-bener gak ingat.
Sampai di tempat foto, moodku mulai membaik, apalagi pas
sudah ganti kebaya, hahaha. Ternyata gak terlalu kelihatan kayak ondel-ondel
tuh.LOL. Abangku juga ngajak becanda melulu, yo wes, ilang deh keselnya. Aku ma
gitu orangnya, kalau lagi kesel dan ngomong, gak pake lama, ilang deh keselnya
\(“,)/ Dan jepret-jepret dimulai, ini dia hasilnya….
Secara keseluruhan, hasilnya lumayanlah, daripada lu manyun
^^V Dengan biaya segitu gitu looohhhh....
Yang jelas, Tuhan bener-bener memberi lebih dari apa yang kami minta dan
pikirkan. Kami mikir ga ada foto prewed-prewed segala. Kami gak meminta foto
prewed juga, mendoakan ini pun gak pernah. Bukan karena kami gak percaya Tuhan
mampu memberikan, tapi bagi kami ini bukan prioritas. Masih banyak keperluan
yang lain memerlukan banyak biaya. Tambah lagi, kami berdua sama-sama tidak
menganggap ini penting, eh….tau-tau dapat kesempatan ngerasain foto prewed
seperti ini, biarpun gak seheboh dan sebagus banyak foto prewed yang banyak
kami lihat milik kawan dan kenalan kami, tapi kami bersyukur. Tuhan Yesus
sungguh baik. Dan, salah satu dari foto-foto ini rencananya akan kami perbesar
dan dipigurakan untuk di rumah kami (bersama-sama dengan foto pernikahan kami
yang lain), untuk mengingatkan kami, bagaimana Tuhan dapat memberikan pada kami
melebihi apa yang kami minta, pikirkan dan doakan. Ada rekomendasi, yang mana
yang terbaik menurut kalian?
Kasongan, 25 September 2015
-Mega Menulis-
Wednesday, September 23, 2015
Belanja dengan Voucher? Kenapa Tidak?
Tiga Tahun Sudah
Abangku sayang,
Terima kasih buat 3 tahun pacaran kita (yes,dah
meritpun kita tetap pacaran lah ya,malahan sekarang dah bisa mesra-mesraan,
hohoho)
Tuesday, September 22, 2015
Pertanyaan Gak Penting
Oke, berawal dari chat sama Echa, bingung mau nulis apa, dan
jadi pengen nulis daftar pertanyaan yang konyol untuk dijawab. Pengen minta ide
pertanyaan aneh dari Echa eh ujung-ujungnya malah berakhir dengan Echa yang
mengemis-ngemis minta aku membuat daftar pertanyaan dan menjawabnya, lalu Echa
minta ditag dan dia akan mengetag banyak orang. Hahahaha.
Baiklah, ini diaaa….bagi yang ditag, silakan dijawab sempat
atau gak sempat. Enjoy….!!!
Monday, September 21, 2015
Sedikit tentang Marah Berjenjang dan MUSA
“Kadisku
yang dulu enak banget. Gak ada tuh ceritanya dia marah-marahin staf kalau salah
mengerjakan sesuatu. Yang dimarahin atasan stafnya dulu. Baru nanti atasan staf
tersebut marah ke stafnya, jadi berjenjang marahnya”, ucap seorang kawanku.
Abangku yang
juga mendengar hal tersebut mengiyakan,”Emang seharusnya seperti itu pimpinan
yang benar. Jadi ada tanggung jawab juga tuh mereka yang punya jabatan”.
Wednesday, September 2, 2015
Bersukacita dengan Orang yang Bersukacita
Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Roma 12:15
Dulu aku mengira menangis dengan orang yang menangis lebih
susah dibandingkan dengan bersukacita dengan orang yang bersukacita.
Berempati-turut merasakan yang orang lain rasakan hanya susah jika berkaitan
dengan rasa duka. Benarkah demikian? Jika demikian, mungkin ayat di atas
seharusnya hanya berbunyi ‘Menangislah dengan orang yang menangis’ TOK, toh
bersukacita dengan orang yang bersukacita gampang dilakukan. Tapi ternyata
tidak.
Tuesday, September 1, 2015
Mengatur Keuangan (Lagi)
Rupanya postinganku yang ini
mendapat tanggapan dari salah seorang adek tingkatku. Dan aku terinspirasi
untuk (lagi-lagi) membahas yang namanya uang. Salah satu buku yang cukup
mempengaruhi bagaimana aku mengatur keuangan adalah sebuah buku karangan
Ligwina Hananto yang pernah aku tuliskan reviewnya di sini
Subscribe to:
Posts (Atom)
Karakter di Dunia Kerja
Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...
-
“Kerjakan apa yang menjadi bagianmu, dan Allah akan mengerjakan apa yang menjadi bagianNya.” Siapa yang pernah mendengar kalimat itu??...
-
GOOD RIDDANCE Tahu artinya gak? Ato...Pernah dengar gak kalimat demikian? Iyeee...itu bahasa Inggris, kalo dicari di kamus artinya...
-
“Mosok aku sih yang ngerjain kayak gitu.”, pikirku. Aku melihat setumpuk surat di atas meja kawanku dengan rasa malas. Sudah menjadi t...