“Kadisku
yang dulu enak banget. Gak ada tuh ceritanya dia marah-marahin staf kalau salah
mengerjakan sesuatu. Yang dimarahin atasan stafnya dulu. Baru nanti atasan staf
tersebut marah ke stafnya, jadi berjenjang marahnya”, ucap seorang kawanku.
Abangku yang
juga mendengar hal tersebut mengiyakan,”Emang seharusnya seperti itu pimpinan
yang benar. Jadi ada tanggung jawab juga tuh mereka yang punya jabatan”.
SETUJUUUUU….!!!
Maunya
seperti itu….
Cuma ya di kebanyakan
kantor-kantor pemerintahan gak seperti itu. Adanya disposisi doang,misal nih
ada surat yang meminta laporan dari BAPPEDA ke dinas, nah turunlah disposisi
dari kadis ke kabid, dari kabid ke kasi, dari kasi ke staf, ujung-ujungnya staf
yang ngerjain. Kagak ada petunjuk, gak ada konsep apa-apa, staf kebagian pusing,
yo wes dikerjain. Ntar kalo dah slese, staf ngasi paraf, kasi ngasi paraf,
kabid ngasi paraf, sekretaris kasi paraf, kadis tanda tangan. Kalo dah ngasi
paraf harusnya paling gak dah baca dong, dicek gitu kerjaan stafnya, ini kagak,
paraf doang. Dah gitu kalo salah, ya yang disalahin stafnya. LANGSUNG STAF YANG
DISALAHIN.Serius.
Pernah
kejadian seorang staf di kantorku diminta mengerjakan bahan untuk dibawakan
dalam sebuah pertemuan dengan beberapa dinas dan masyarakat umum, kagak ada
petunjuk, kagak ada konsep. Lah, kerjaannya dah diberikan sejak kapan,
diperiksa kaga sama atasan eee….giliran ada yang salah pas disampaikan di depan
umum, tuh kawan disalah-salahin di depan umum. Salah siapa coba tuh atasan gak
pake meriksa segala?
Makanya,
salut bener deh sama kadisnya temenku tadi. Semua jadi belajar bertanggung
jawab. Staf gak ngasal kerja karena tahu pekerjaannya dicek, dia tahu atasan
langsungnya peduli dengan apa yang dikerjakannya. Sometimes, karena pekerjaan
gak pernah dicek, aku jadi gak giving my best, lelahhhh…..Kalo kerjaan bener
gak ada diperhatiin tuh, kalo salah disalah-salahin, lah kok jadi curcol saya.
Ya gitu deh, apalagi kerjaan yang deadlinenya jadi gak masuk akal gara-gara yang
dimintain data suka-suka, diminta kapan eh ngasinya kapan, menghambat kerjaan
kita kan, jadi waktunya mepet banget.
Punya Kadis
yang marahnya berjenjang gitu jelas-jelas bikin atasan (kabid or kasi) gak bisa
pulak ngasal ngelempar kerjaan dan ngasi disposisi ke staf doang karena mereka
bertanggung jawab pada Kadisnya, dan beneran kalau ada apa-apa, mereka yang
kena, bukan stafnya. Mereka gak bisa Cuma ngasi paraf (seakan-akan mereka
mengecek dan mengawasi) pekerjaan staf. Mereka harus sungguh-sungguh
bertanggung jawab. Kalau pun gak ngasih konsep, paling gak dicek lah kerjaan
bawahan tu, jangan Cuma tahu beres. Atasan yang ginian, bikin aku mikir, ini
orang kalo gak ngerti ya malas :p Ya to?
Gimana coba? Yang dipercaya banyak kan dituntut banyak. Mosok tunjangan mau,
tapi gak ngapa-ngapain, mosok mentang-mentang masa kerja lama-gaji gede mau
tapi kerjaannya kagak, mosok koar-koar ngeluh kalau ada apa-apa di kerjaan dia
yang tanggung jawab padahal manaaa…manaaa…yang disalahin ma staf muluuuu… #eh.
Entah kenapa
setelah mendengar cerita kawanku tentang mantan kadisnya, aku teringat seorang
pemimpin bernama Musa. Kenal Musa kan? Kesalahan Musa sepertinya ‘sepele’, dia
tidak taat pada perintah Tuhan sehingga Tuhan tidak mengizinkannya masuk ke
tanah perjanjian. Tidak taat sama Tuhan tu kesalahan yang dilakukan hampir
semua orang Israel, tapi Tuhan kok marah besar sama Musa?
WHY? Karena
Musa pemimpin yang ditunjuk oleh Tuhan, Tuhan ingin mengajarkan tanggung jawab
seorang pemimpin begitu besar sehingga ketidaktaannya/kesalahannya
diperhitungkan Tuhan. Apakah kesalahan Musa?
Tetapi TUHAN
berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena
kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata
orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke
negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."
Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan TUHAN dan Ia menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka. Bilangan 20:12-13
Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan TUHAN dan Ia menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka. Bilangan 20:12-13
Dikatakan bahwa Musa tidak percaya pada Tuhan dan tidak menghormati
kekudusan Tuhan di depan mata orang Israel, tapi apakah sebenarnya yang telah
dilakukan Musa? Perhatikan
ini!
Kejadian pertama:
Keluaran 17:1-7
Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu.
Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?"
Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"
Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!"
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah.
Maka aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kau pukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum." Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.
Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"
Pada kejadian pertama ini, Musa dan Harun diminta Tuhan untuk memukul batu dengan tongkat dihadapan orang Israel dan para tua-tua. Tuhan sendiri berdiri di atas gunung batu tempat Musa memukulkan tongkatnya.Setelah gunung batu dipukul, keluarlah air.
Kejadian kedua.
Bilangan 20:2-13
Pada suatu kali, ketika tidak ada air bagi umat itu, berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun,dan bertengkarlah bangsa itu dengan Musa, katanya: "Sekiranya kami mati binasa pada waktu saudara-saudara kami mati binasa di hadapan TUHAN! Mengapa kamu membawa jemaah TUHAN ke padang gurun ini, supaya kami dan ternak kami mati di situ?
Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tanpa pohon ara, anggur dan delima, bahkan air minumpun tidak ada?"
Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka.TUHAN berfirman kepada Musa:
"Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya."
Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?"
Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.
Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."
Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan TUHAN dan Ia menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka.
Di kejadian kedua, Tuhan hanya meminta Musa untuk BERBICARA pada batu tersebut eh…Musa malah berinisiatif untuk memukul batu itu, dua kali pulak!! Musa melanggar Firman Tuhan.Tuhan meminta Musa berkata kepada batu, tetapi Musa memukul batu. Musa memukul batu bahkan sampai dua kali. Mengapa Musa memukul batu? Apa yang membuat Musa tidak taat?
Orang Israel memahitkan hati Musa sehingga Musa teledor dengan kata-katanya. Mazmur 106:33
Jadi KEPAHITAN dapat menghalangi kita untuk taat. Huaaa…ngeri kan? Jadi kalo kepahitan jangan disimpan lama-lama,segera dibereskan supaya kita tidak jatuh ke dalam dosa.
Begitu pahit
hati Musa pada orang Israel, begitu marahnya Musa sehingga Musa melakukan ini:
Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti
yang diperintahkan-Nya kepadanya. Ketika Musa dan Harun telah
mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang
durhaka, apakah
kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?"
Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.
Musa berkata orang Israel adalah orang yang durhaka, saking marahnya, padahal Tuhan pun tidak berkata demikian. Bisa jadi Musa bosan mendengar keluhan orang Israel. Tapi Tuhan ingin mengajarkan, bahkan di tengah kemarahan kita pun, Ia ingin kita tetap taat dan bertindak berdasarkan firmanNYA. Sekalipun emosi kita meledak-meledak, Dia ingin kita tidak menjadi seperti kuda yang susah dikendalikan. Dia ingin hidup kita dikendalikan firmanNya, semarah apapun kita, fiuhhh…*menampar diri sediri*
Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.
Musa berkata orang Israel adalah orang yang durhaka, saking marahnya, padahal Tuhan pun tidak berkata demikian. Bisa jadi Musa bosan mendengar keluhan orang Israel. Tapi Tuhan ingin mengajarkan, bahkan di tengah kemarahan kita pun, Ia ingin kita tetap taat dan bertindak berdasarkan firmanNYA. Sekalipun emosi kita meledak-meledak, Dia ingin kita tidak menjadi seperti kuda yang susah dikendalikan. Dia ingin hidup kita dikendalikan firmanNya, semarah apapun kita, fiuhhh…*menampar diri sediri*
Kesalahan Musa yang lain adalah kesombongan. Well, mungkin ia
tidak sadar akan kesombongannya, tapi perhatikan apa yang Musa katakan berikut:
Bilangan 20:10
Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?"
Musa berbicara kepada Israel bahwa mereka (ia dan Harun) yang akan mengeluarkan air bagi orang Israel, padahal nyata-nyata Tuhan yang membuat batu itu mengeluarkan air. Padahal sebelumnya pada kejadian pertama Musa berkata : : "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?"(Keluaran 17:2).
Bilangan 20:10
Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?"
Musa berbicara kepada Israel bahwa mereka (ia dan Harun) yang akan mengeluarkan air bagi orang Israel, padahal nyata-nyata Tuhan yang membuat batu itu mengeluarkan air. Padahal sebelumnya pada kejadian pertama Musa berkata : : "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?"(Keluaran 17:2).
Jika Musa
yang dikatakan orang yang paling lembut pun bisa jatuh dalam dosa karena
kepahitan dan kesombongan, bagaimana dengan daku??? Huhuhuhuu….Bener-bener
butuh kasih karunia Tuhan untuk tetap bisa taat sama firman Tuhan. Bener-bener
butuh kasih karuniaNya untuk gak hidup dalam kepahitan. Bener-bener butuh kasih
karuniaNya untuk menyadari bahwa di luar Tuhan, aku gak bisa berbuat apa-apa.
Kasongan, 21
September 2015
-Mega
Menulis-
No comments:
Post a Comment