Tuesday, December 20, 2016

Dulu dan Sekarang

Huaaaa....Blogku berdebu!!!
#Cari sapu
#Ambil kemoceng

Sudah lama banget gak rutin tulis blog, tahu-tahu sudah mau berakhir saja tahun 2016. Resolusi untuk tulis blog tiap hari tahun depan tak berani lagi kuucapkan, secaraaaa...tahun 2016 ini saja jumlah tulisan yang aku posting gak sampai hitungan semua jari (jari tangan dan kaki kan 20 ya, ini ma gak nyampe). Alasan sih banyak. Mulai dari yang tepar selama hamil sampai yang sekarang susah menyediakan waktu buat tulis karena ngurus anak dan suami.
Saat siang gak ada kerjaan gini, aku malah mulai membandingkan masa sekarang dan masa laluku.

Dulu waktu single bisa sesukanya baca buku, nonton film, jalan-jalan, tidur. Sekarang ma, bisa tidur nyenyak semalaman saja langka banget.
Dulu, betah banget pantat nempel di kursi kantor seharian (paling-paling keluar kantor cuma buat makan siang), bahkan rela pulang kantor lembur nyelesaikan pekerjaan sampe tengah malam. Sekarang, sori saja, jam istirahat siang saja ingin pulang buat ketemu dan main dengan Sara.
Dulu sama suami kalau ingin makan nasi padang tinggal ngacir ke Rumah Makan Padang. Sekarang mendingan masak sendiri di rumah (walaupun kemampuan masak pas-pasan dan pakai tanya mbah google resepnya), yang penting di rumah sambil masak bisa main dengan Sara.
Dulu kalau belanja bulanan sama suami, gak pernah ketinggalan belanja coklat, coklat tu daftar wajib deh. Sekarang ma yang wajib susu sama popok, hahaha.
Dulu kalo belanja atau jajan ini itu gak terlalu perhitungan. Sekarang kalau mau belanja gak penting mikirnya, ini kalau beli susu jadi berapa kotak ya.LOL
Dulu malam tidur nyenyak, paling kalo gak nyenyaknya kalo gak karena aku gangguin suami (aku iseng ^^V) ya suami yang gangguin, sekarang tambah deh yang gangguin :p Puji Tuhan, Sara tidurnya kalo malam sudah kayak orang dewasa, paling banyak bangun 2x untuk minum susu.
Dulu kalo malam,dikelonin suami nonton film berdua. Sekarang ma kami berdua rebutan ngelonin anak ^^V
Dulu kalo mandi bisa berlama-lama pakai acara luluran, sekarang dongggg....mandi sebentar saja sudah was-was anak nangis, terus kadang pakai berhalusinasi lagi dengar suara tangisan anak, eh....kita sudah buru-buru selesein mandi ternyata si bocah masih tidur nyenyak.
Dulu tiap hari, sarapan dan makan malam selalu bareng suami, sekarang kalau mau makan berdua susah bareng karena tahu-tahu bisa saja Sara menangis dan ingin digendong, mau gak mau makan dipercepat dan salah satu mengalah mengurus Sara terlebih dahulu.
Dulu paling senang kalau disuruh dinas ke luar kota, maklum...kesempatan jalan-jalan bo. Sekarang galau, pengennya dinas di rumah saja #eh.
Dulu gak suka belanja online, sekarang suka ngintipin toko online ngeliat baju atau mainan bayi dan beli (akhirnya).
Dulu keluar rumah tinggal bawa badan (dan dompet plus hape) , sekarang kayak bedol desa sudah, bawa baju ganti Sara, popok, botol-botol susunya, susu, air panas, dll. Rempong banget, asli! :p
Dulu tak ada wanita lain dalam hidup suamiku selain akyu, sekarang saingan sama Sara, huahahahaha.
Dulu sedih kalo jatah buat belanja bersenang-senang (makan di luar,jajan di luar, nonton di luar-yang serba di luar lah :p) habis karena ngerasa gak kaya, sekarang ngeliat Sara bikin ngerasa jadi orang paling kaya di dunia walaupun gak punya uang.
Dulu kalo capek pengennya dipijat, sekarang pengennya ngeliat dan main sama anak, hilang sudah itu capek entah kemana.

Dan Tuhan mengingatkan aku:
Dulu ya dulu, nanti ya  nanti, sekarang ya sekarang.
Jangan sampai kita terlalu mengenang apa yang kita miliki masa lalu sampai-sampai kita tidak mensyukuri apa yang kita miliki sekarang. Jangan pula kita kuatir akan masa depan sehingga kita tidak menikmati masa sekarang.

Well, di siang hari ini aku menyempatkan diri menulis dan bilang, memang bener:
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Pengkhotbah 3:1
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Pengkhotbah 1:11

Setiap musim punya keindahannya sendiri.
Setiap masa ada sukacitanya masing-masing.
Asalkan kita bersama Tuhan, segala sesuatu dan masa akan jadi indah.

Kasongan, 20 Desember 2016

-Mega Menulis-

Thursday, October 20, 2016

Gara-gara Sara

Sara anakku belum lagi berusia 2 bulan,tapi kehadirannya membuatku dan abangku punya bahan untuk ditertawakan setiap harinya.

Pagi-pagi abangku memenuhi panggilan alamnya (baca:bab) sementara aku menunggui Sara,kalau-kalau dia terbangun.Melihat keadaan aman (baca:Sara tidur nyenyak),aku memutuskan ke dapur mencuci piring yang dipakai semalam.Begitu keluar dari WC abangku heran melihatku sudah di dapur dan tidak menunggu Sara.
Abang : Dimana Sara dek?
Aku : Beli lontong pecel bang.
*ngakak bareng*
Ya iya laaaa...emang bisa kemana si Sara,masih sekecil itu belum bisa ngapa-ngapain pake ditanyain dimana,ya di tempatnya semula lah.LOL

Friday, June 3, 2016

Menguatkan Kepercayaan kepada Tuhan (Seperti Daud)

Beberapa bulan lalu, saat aku control kehamilan ke dokter kandungan, aku bertemu seorang ibu yang baru saja kehilangan bayinya karena air ketubannya terlalu sedikit. Wah… berbahaya rupanya kalau air ketuban sampai kurang. Sejak saat itu, aku berusaha minum air putih sebanyak-banyaknya supaya hal itu tidak terjadi padaku, aku takut. Ndilalah, terakhir periksa kemaren, pas di-usg dokter melihat kalau air ketubanku terlalu banyak, haiyaaaa… Sekarang jadi takut lagi gara-gara pas searching di internet ternyata akibat air ketuban yang banyak tu macam-macam #sigh.

Kalau dipikir-pikir, belum tentu semua kekuatiran atau ketakutan kita terjadi, ya kan? Seringnya kita yang terlalu berimajinasi macam-macam, lalu kuatir sendiri, takut sendiri, nangis sendiri (oke, mungkin ini aku doang :p). Itu baru berimajinasi, kebayang gak kalau kita dalam keadaan yang benar-benar terhimpit, masalah bertubi-tubi serasa tak ada jalan keluar, keadaan benar-benar  memburuk, beh…!!! Gak Cuma nangis-nangis, jangan-jangan kita sampai kehilangan harapan, atau bunuh diri (haiyaaa….).

Seorang Daud mengalami lo kesesakan yang demikian hebat hingga dia yang telah mendapatkan banyak kemenangan dalam perang MENANGIS sampai tidak kuat lagi menangis (yeah…siapa bilang laki-laki gak boleh menangis :p), sounds familiar, huh? Aku sering lo nangis sampai gak kuat lagi nangis (gitu kok bangga ya?hahaha). Melegakan mengetahui Daud sang pahlawan perang itu juga pernah melakukannya #tossyukomDaud ;) Mungkin tidak hanya Dad dan aku yang melakukannya, mungkin pembaca blog ini pernah juga melakukannya, tapi…apakah kita melakukan yang Daud lakukan kemudian? Nah, mari perhatikan ini:
1 Samuel 30:1-6“Ketika Daud serta orang-orangnya sampai ke Ziklag pada hari yang ketiga, orang Amalek telah menyerbu Tanah Negeb dan Ziklag; Ziklag telah dikalahkan oleh mereka dan dibakar habis. Perempuan-perempuan dan semua orang yang ada di sana, tua dan muda, telah ditawan mereka, dengan tidak membunuh seorangpun; mereka menggiring sekaliannya, kemudian meneruskan perjalanannya. Ketika Daud dan orang-orangnya sampai ke kota itu, tampaklah kota itu terbakar habis, dan isteri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan. Lalu menangislah Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis. Juga kedua isteri Daud ditawan, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel itu. Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.”

Lagi sedih-sedihnya, lagi kecapean nangis (sampai gak kuat nangis lagi) eh…mau dibunuh pulak, apa gak pedih hati adek, bang?
Daud gak pedih hati doang, dia melakukan ini:
Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.

Sanggupkah kita melakukan apa yang Daud lakukan?
Saat kita kehilangan orang terkasih, apakah kita menguatkan kepercayaan kepada Allah kita?
Saat harapan kita seperti musnah, sudahkah kita menguatkan kepercayaan kita kepada Allah?
Saat hal buruk menimpa kita, sanggupkah kita menguatkan kepercayaan kita pada Allah?
Apakah semua hal buruk yang kita alami membuat kita datang kepada Tuhan seperti yang dilakukan Daud?

Daud menguatkan kepercayaanNya pada Tuhan, dia datang pada Tuhan.
Bukan untuk mengasihani diri sendiri dan bertanya,”Mengapa aku yang harus mengalami ini Tuhan?”
Bukan itu yang dilakukan Daud.
Dia bertanya kepada Tuhan, apa yang harus dilakukannya, lalu ia taat pada firman Tuhan. Tentunya hal ini tidak dapat terjadi jika ia tidak mempercayai Tuhan. Yang terjadi kemudian :
Daud melepaskan semua apa yang dirampas oleh orang Amalek itu, juga kedua istrinya dapat dilepaskan Daud. Tidak ada yang hilang pada mereka, dari hal yang kecil sampai hal yang besar, sampai anak laki-laki dan anak perempuan, dan dari jarahan sampai segala sesuatu yang telah dirampas mereka; semuanya itu dibawa Daud kembali. 1 Samuel 30:18-19

Saat kita menguatkan kepercayaan kita kepada Allah, saat kita tetap mendekat padaNya di waktu hal buruk menimpa, sesuatu terjadi, Ia berfirman dan membuat kita tetap tegak berdiri di dalam Dia. Kita jadi tahu apa yang harus diperbuat. Allah mengambil kendali dan memberikan apa yang kita perlukan. Dia tahu apa yang kita perlukan. Dia dapat memberikan kemenangan. Dia dapat memberikan pemulihan. Dia tahu kebutuhan kita. Kita akan menyaksikan bahwa sesungguhnya tidak ada yang hilang dari kita.

Pertanyaannya, maukah kita menguatkan kepercayaan kita kepadaNya?

Palangka Raya, 3 Juni 2016
-Mega Menulis-

Tuhan, apapun yang terjadi, aku mau belajar seperti Daud yang walaupun menangis tapi tetap menguatkan kepercayaanNya kepadaMu. Tolonglah aku yang tidak percaya ini Tuhan, aku mau mempercayaiMu.Amin



Thursday, May 12, 2016

Berbuat Baik Kepada Suami

Judul yang aneh bukan? Kebanyakan dari kita akan mengerutkan dahi dan berpikir, memang ada ya istri yang mau berbuat jahat pada suaminya? Bukannya semua istri ingin memberikan dan melakukan yang terbaik bagi suaminya.

Nah,sekarang perhatikan ayat berikut:

Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.
Mazmur 31:12

Ayat ini mungkin akan membuat kita heran, terutama pada saat membaca bagian "sepanjang umurnya". Seorang kawan wanitaku bahkan pernah berkata, “Aku dulu nemu ayat ini rasanya gileee banget, gimana caranya berbuat baik seumur hidup gitu ya? Ga bikin yang jahat-jahat sama sekali. Sampe mikir, ‘Tuhan kenapa ayat ini Cuma buat isteri? Yang buat suami mana?’”

Kalau dipikir-pikir, bener juga sih. Aku juga bingung, ada ya wanita kayak gitu^^’ SEPANJANG UMURNYA! SEUMUR HIDUP! How can? I cannot understand.

Tuesday, May 10, 2016

Siapa yang Dapat Memisahkan Kita dari Kasih Kristus?

Jika kita merenungkan betapa besar kasih Allah pada manusia, pastinya kita akan terheran-heran dan berkata, “Kok bisa ya?” Kasih-Nya sungguh melampaui segala akal. Sejujurnya, manusia bukan makhluk yang mudah untuk dikasihi, karena manusia memiliki kecenderungan berbuat jahat dan melawan Allah. Alkitab dan sejarah menunjukkan betapa manusia selalu memilih untuk menentang Allah dengan melanggar larangan-Nya, sebagaimana Adam, Hawa, Musa, Nuh, Daud, Salomo, dan masih banyak lagi orang yang telah berdosa pada Allah. Semua orang  (termasuk anda dan saya) telah berbuat dosa dengan memilih menentang Sang Pencipta. Tapi anehnya, Allah memilih untuk mengasihi orang berdosa seperti kita. Bahkan karena kasih-Nya Ia merancangkan misi penyelamatan yang tidak masuk akal: Allah memberikan diri-Nya sendiri untuk menanggung dosa dan kesalahan kita! Ia mau mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa kita sehingga kita tidak perlu menerima penghukuman. Di mana lagi kita akan mencari kasih yang seperti ini?

Saturday, May 7, 2016

Ini Tanggung Jawab Kita

“Menginjili? Saya? Menginjili? Gak salah tuh! Ngapain? Itu kan tugas pendeta atau hamba Tuhan!”

Banyak dari kita berpikir demikian, saya pun dulu berpikir demikian. Saya merasa itu bukan tanggung jawab saya. Sampai kemudian saya menyadari bahwa pekabaran Injil juga adalah tugas saya. Perhatikan ini:

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Roma 10:13-14
Tanyakan hal tersebut berulang kali pada dirimu sendiri. Bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia?
Mereka perlu mendengar tentang Dia!

Thursday, May 5, 2016

Firman Allah Menjadikan Kita Bijaksana


Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan. Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu. 
(Mazmur 119:98-100)

Bijak. Bijaksana. Kebijaksanaan.  Apakah itu?
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan bijaksana sebagai berikut:
bijaksana/bi·jak·sa·na/ a1 selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya); arif; tajam pikiran; 2 pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb) apabila menghadapi kesulitan dsb: dng -- ia menjawab pertanyaan yg bersifat menjerat;

kebijaksanaan/ke·bi·jak·sa·na·an/ n1 kepandaian menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya): berkat - beliau, terlepaslah kita dr bahaya besar;2 kecakapan bertindak apabila menghadapi kesulitan dsb: perkara ini terserah kpd - orang tua si anak

Mari kita lihat menurut firman Tuhan, apa sih sebenarnya bijaksana itu:

Monday, April 18, 2016

SATU

“Selamat ulang tahun buat kita bang”, ucapku pada suamiku saatku terbangun subuh kemarin, 17 April 2016.
Dan dia pun tersenyum sambil mengecup keningku,”Belum dek…setahun kemarin jam segini kita belum merit, abang masih tidur”.
Huahahaha, aku pun tertawa. Iya juga ya…Pemberkatan pernikahan kami setahun sebelumnya berlangsung siang hari pada pukul 11.00 WIB. Jam segini sih, aku sedang heboh didandanin di salon oleh mamak angkatku, yes…mamak angkatku punya salon ^^ Asik kan? ^^V Aku tertawa lagi membayangkan aku sedang heboh didandani sedangkan abangku masih tidur pulas. Enak sekali ya jadi laki-laki :p
Kami melanjutkan tidur kami sambil berpelukan erat.

Hingga kami bangun tidak ada perayaan apa-apa. Mengucapkan selamat lagi pun tidak. Hari itu kehebohan menanti. Mulai dari mamah yang harus dibawa ke IGD karena matanya (yang bekas dioperasi) terbentur lemari dapur, puji Tuhan…tidak terjadi sesuatu yang membahayakan. Kemudian persiapan kami pulang ke Kasongan yang lebih heboh dari biasanya karena abangku yang selama ini di Palangka Raya memutuskan pindah ke Kasongan untuk menjagaku yang akhir-akhir ini sering drop. Barang yang dibawa hari itu lebih banyak dari biasanya tentu saja. Selama menikah ini kami hanya bertemu sewaktu weekend dikarenakan abangku di Palangka Raya dan aku di Kasongan. Lucu kalau dipikir, tanpa direncanakan dari jauh hari, kami akan tinggal  bersama berdua eh bertiga saja dengan bayi kami yang masih di dalam perutku tepat setahun pernikahan kami.

Tidak ada kue.
Tidak ada kado.
Tidak ada bunga.
Tidak ada makan malam romantis.
Kami terlalu lelah kemarin.
Bagi orang lain mungkin tidak ada yang istimewa.
Tapi hari itu tetap istimewa bagi kami, kami merayakan dengan sederhana penyertaan TUHAN dalam kehidupan pernikahan kami. Hanya dengan berdoa. Hanya ada aku, abangku, bayi di kandunganku dan TUHAN tentunya ^^

“Selamat ulang tahun buat kita”, ucap abangku sebelum kami makan malam. Akhirnyaaaa….udah sah setahun lah kalo dah malam ya bang, hahaha. Aku hanya tersenyum, lalu kami berdoa bersama mengucap syukur untuk setahun pernikahan kami. Baru setahun dan kami merasakan betapa menikah itu luar biasa. Terkadang ada tangis (tentu saja aku yang cengeng ini yang menangis, hahahaha), ada tawa, ada ngambek, ada kesal, ada kesalahpahaman, ada sukacita, ada marah, dan beribu rasa yang bercampur. Dan, aku semakin mengasihimu tiap harinya abangku sayang ^^ I know, ada rasa tersebut di dalam pernikahan-pernikahan lain. Tapi yang menjadikan luar biasa adalah bagaimana TUHAN menyertai dan bekerja luar biasa dalam pernikahan kami.

Dalam segala sesuatunya, TUHAN mengajarkan kami untuk belajar dalam banyak hal, saling mengasihi apapun yang terjadi, semakin mengasihi bahkan sehabis bertengkar, mengungkapkan apa yang kami rasakan dengan jujur, tidak menyimpan-nyimpan perasaan, menerima kekurangan pasangan, bersyukur dan merayakan kelebihan pasangan, meminta maaf, memberi maaf tanpa syarat, melupakan kesalahan, belajar tidak mengulangi kesalahan, belajar berkata-kata dengan lembut, berkata tegas saat diperlukan, belajar menghormati dan menghargai pasangan, memberikan pelukan tanpa diminta, melayani walaupun lelah, menegur dengan kasih, menerima teguran tanpa protes, memberikan jawaban ya untuk menyenangkan pasangan, memberikan kata tidak karena kasih, dan masih banyak lagi.Banyak yang sudah kami pelajari dan masih begitu banyak yang belum kami pelajari. Dan kami menanti-nanti, apa lagi pelajaran yang akan Tuhan berikan pada kami.

Sebagai istri, aku sering gagal. Sungguh gak terbayangkan ada seseorang selain Kristus dan keluargaku yang mau menerimaku apa adanya. Setiap hari aku mengucap syukur untuk penerimaan dan kasih yang diberikan abangku. Saat ini dialah yang paling tahu kejelekanku, dan dia tetap mengasihiku, sungguh mengherankan. TAPI, TENTU SAJA AKU BERSYUKUR. Bohong aja kalau aku bilang ngga :p

Aku teringat sharing Yunie beberapa waktu yang lalu, demikian kesaksiannya :
Sebuah nasehat dari retret pasutri Marriage Enrichment yang pernah gue join:”Saat kita menikah, sesungguhnya kita sedang mengundang seseorang untuk menjadi saksi hidup kita 24 jam sehari, bagaimana kita mengikut Kristus. “Bagaimana kita hidup sebagai murid Kristus akan terlihat jelas , transparan oleh pasangan hidup kita. Semua kelemahan kita, cacat karakter kita, sisi jelek kita akan terlihat jelas oleh pasangan hidup kita! So... saat fokus suami dan istri adalah mengejar keserupaan Kristus, wah indah sekali ya pernikahan yang demikian? Bukan pernikahan yang bebas konflik, bukan pernikahan yang adem ayem, tapi justru lewat gesekan antar suami istri, Tuhan menajamkan kita, membentuk karakter kita semakin serupa Dia. Pernah gue baca buku tentang Martin Luther dan istrinya, pernikahannya dituliskan sering cekcok dengan istrinya. Hmm... berarti ribut dengan pasangan, berkonflik bukan ukuran gagalnya pernikahan, namun apakah konflik itu menjadikan kita pribadi yang lebih serupa Kristus atau tidak? Itu ukurannya. Dulu gue malu tuh kalo orang tahu , gue lagi ribut ma suami. Namun gue udah ngerti kalau ribut itu bagian dari proses kok, proses ke arah yang lebih baik lagi!

That’s true. Kami merasakan bagaimana TUHAN mempertajam kami setiap harinya dan Ia membentuk karakter kami. Kami tahu, TUHAN belum selesai, kami masih jauh dari keserupaan dengan Kristus, aku dan abangku masih akan terus berus berproses sampai mati. GOD IS NOT FINISH WITH US  YET.
Bagaimanapun, usia kami belajar bersama masih ,muda… baru SATU \(“,)/
Di usia kami yang SATU ini, kami sungguh mengucap syukur telah melihat dan merasakan penyertaan TUHAN di dalam kehidupan pernikahan kami.
Terima kasih TUHAN, untuk SATU tahun yang penuh dengan kasih karuniaMu ini.

Kasongan, 18 April 2016
-Mega Menulis-

PS. Beberapa hari sebelumnya, kami menerima kunjungan dari Pendeta dan Penetua di gereja yang mendoakan kami dalam rangka ulang tahun pernikahan kami, mereka memberikan ayat ini bagi kami:
Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan  yang ditunjukkan-Nya!  Apabila engkau memakan hasil jerih payah  tanganmu, berbahagialah  engkau dan baiklah keadaanmu!  Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur  yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu  seperti tunas pohon zaitun  sekeliling mejamu!  Sesungguhnya demikianlah akan diberkati  orang laki-laki yang takut akan TUHAN.  Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion,  supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem  seumur hidupmu,  dan melihat anak-anak dari anak-anakmu!  Damai sejahtera atas Israel! Mazmur 128:1-6
AMINNNN…!





Friday, April 8, 2016

Kasih KaruniaNya di Masa Kehamilanku

Masa-masa kehamilan ini seru banget. Beberapa hari yang lalu aku share dengan seorang teman tentang apa yang aku rasakan. Beneran seru….!! Ada masa dimana aku nangis, tertawa, kuatir, bingung, tegang, optimis, pesimis, senang, sedih, kesel, macem-macem deh.

Waktu USG adalah yang selalu kami nanti-nanti, sungguh waktu yang menyenangkan (bagian gak menyenangkannya-ngeliat miom segaban itu gak ada artinya waktu dah melihat our baby). Puji Tuhan, bayi kami bergerak dengan aktif, posisinya emang masih rebahan gitu. Tapi terlihat banget dia hepi banget, mulutnya ngunyah-ngunyah gitu looo…believe it or not. Sayang posisinya rebahan, jadi belum bisa ketahuan jenis kelaminnya apa. Dia kelihatan sehat banget \(“,)/ Rasa sakit di perutku jadi gak berasa, huhuhuhu, gak sabar ketemu kamu nak ^^ Puji Tuhan, beratnya normal sesuai umurnya yang 16 minggu, besarnya juga. Terharu banget melihatnya. Dan jadi nyadarin Tuhan tu baeeeekkkkk buanget, secara, selama hamil ini aku gak bisa makan banyak , makanku gak karuanlah, sedikit aja (tapi sering sih). Sampai-sampai terakhir nimbang sebelum USG ini pun beratku trun 3 kg dari sebelum hamil, padahal usia kehamilan hampir 4 bulan. Nah…kalo Tuhan ga baek banget, aku gak tau lagi harus bilang apa. Bersyukur banget kan beratku turun, tapi berat bayiku gak turun, malahan jadinya baby dan miom gak rebutan tempat to? ^^ Kalo orang lain bilang seharusnya berat ibu naik bisa sampai 10-20 kg, aku gak normal kan jadinya, secara malah turun beratku. Tapi abangku menghiburku dan bilang ga papa, udah beda start katanya, teman-temanku yang lain sebelum hamil beratnya CUMA berapa, jadi naik 10-20 kg pun jadinya berapa. Lah aku, sebelum hamil UDAH BERAPA, kalo naek sampe 20 kilo kan ngeriii.Hahahaha. Lumayan terhibur sih daku. LOL. Yang bikin bener-bener hepi sih pas tahu berat baby normal. Gak tau gimana caranya, TUHAN tu amazing banget lo nyiptain sistem pemberian nutrisi buat bayi dan ibunya. Kayaknya nutrisi dari apa yang aku makan tu diprioritasin buat baby dulu, baru sisanya buat emaknya, hohoho, puji TUHAN \(“,)/ Kalo dipikir nih ya, makanku dah kurang banget dari yang normal (dari sebelum hamil) tapi kok bisa-bisanya BB babyku normal sesuai minggunya, sementaraku beratku yang turun. Luar biasa kan?

Besoknya aku nangis-nangis di depan dokter, hahaha, kalo diingat-ingat sekarang aku ketawa, tapi waktu itu aku nangis beneran. Lagi sakit-sakitnya nih, terus dapat dokter yang kalo ngomong straight to the point, langsung jleb, gak pake ngehibur-ngehibur segala, malahan segala kemungkinan yang buruk yang dikasih tau. Maybe karena dokternya orang Batak yang ngomong ga pake basa-basi kali ya. Jadi aku habis USG dan menemukan kenyataan kalo miomku gede banget, kira-kira ukurannya 11x10x9,8 cm (kata Fani sahabatku, kalo tu miom dirapihin dikit bagus tuh bentuknya KUBUS, LOL). Gede banget kan ya. Lah, si dokter ini pas lihat hasil USG malah bilang:
Wah…besar juga ya, harus dijaga bener ini kandungannya, soalnya biasanya susah bertahan kalau sebesar ini.
Cesar ni nampaknya, karena sudah terlalu besar. Resiko buat ibu dan bayi kalau normal.
Pas ditanya suami, bisa ngga diangkat tuh miom barengan cesar, tau gak tu dokter bilang apa?
Dia bilang gini: Gak usah mikir kejauhan pak, yang penting dijaga dan dipertahankan dulu ini kandungannya. Dijaga kesehatannya. Paling ngga sampai 7,5 bulan lah…kalo gak kuat sampai 9 bulan.
JLEB. JLEB. JLEB. Gimana air mataku gak berderai-derai dengar kemungkinan prematur gitu.
Trus…aku kan sering banget sakit perut (kata dokter yang lain sih kontraksi), lah kalo dah sakit malah sampai jalan pun susssaaaahhh….banget. Sakit aja dah bawaannya. Pas ditanyain ada gak obat pengurang rasa sakit atau penguat kandungan, eh…tu dokter bilang gini:
Gak perlu obat itu, sudah 4 bulan sebenarnya sudah kuat janinnya. Kalau datang sakitnya, gimana caranya harus tidur, gak ada yang lain. Soalnya kalau kebanyakan jalan dan duduk memang miomnya nekan, makanya begitu. Tapi kalo mau obat, ya gak papa, saya resepkan penguat kandungan.
Duh. Kesannya kita yang maksa banget ya minta obat.
Rada kesel juga sih aku saat itu, yang awalnya sedih jadi kesel. Hahahahaha.
Pesan dokter, pokoknya harus banyak istirahat dan tidur. Waktu itu malah aku mau disuruh bed rest di Rumah Sakit. Ogahlah aku, kalau Cuma harus tidur, mending di rumah deh. LOL
Air mataku masih berderai, kali ini bukan Cuma sedih, tapi juga karena kesel :p Pak Dokternya mungkin kesel kali ya dapat pasien secengeng aku, dia lalu membuatku tambah kesal dengan berkata,” Udah lah bu ya, diterima aja, jangan stress, kalau stress ntar yang kasihan bayinya. Pokoknya diterima aja, dijaga baik-baik kandungannya, banyak istirahat.”
Kalo dipikir sekarang sih gak ada yang salah dengan omongannya, tapi aku semalam kok kesel banget ya. Hahahaha.

Yang jelas, masa-masa hamil ini aku merasakan benar-benar butuh kasih karunia Tuhan. Hari ke hari berasa kalo hidup ini ga ada apa-apanya kalo bukan karena kebaikanNya. Bahkan lagu ‘Ya Tuhan Tiap Jam’ yang dari dulu aku suka, sekarang kalo dinyanyikan dan direnungkan bikin tambah termehek-mehek. Setiap kalimatnya bikin aku menyadari I’m nothing without GOD.

Berasa banget kalo aku kurang bersyukur karena di masa kehamilan ini aku banyak mengeluh, huhuhuhu, jadi bener-bener belajar untuk bersyukur deh sekarang. Hal-hal yang aku anggap biasa selama ini adalah hal yang luar biasa ternyata. Kalo dah ngerasain sulit tidur, di mana posisi gak ada yang bener atau karena perut sakit, ya oloooohhhhh….liat ke belakang jadi geleng-geleng deh, berasa banget akhirnya kalo ternyata selama ini aku bisa tidur ngorok sampai pagi dan gak pake acara bangun-bangun kesakitan malam tuh sesuatu banget. Dan apakah dulu aku bersyukur tiap pagi karena dah dikasih tidur yang enak? Tentu saja tidak. Lah sekarang? Alamakkkk….bangun dan seger banget karena semalaman tidur nyenyak tu bikin sujud syukur sama Tuhan pas pagi.

Saat perutku sakit gak ketulungan sampai jalan pun susah, alamaaaakkk….jadi nyadar kalau selama ini aku bisa jalan dengan gagah tanpa rasa sakit itu semata-mata karena kasih karuniaNya, simple ya, JALAN-hal yang rutin kita lakukan tiap hari lo ini. Tapi ternyata dalam berjalan pun, Tuhan yang kasih kita kekuatan dan kesehatan. Dan di tengah kesakitanku, aku menyadari betapa besar kasihNya, aku ngerasain sakit ini pun karena Tuhan baek lo. Bayangkan kalo kita gak bisa merasakan sakit, atau gak pernah merasakan sakit, kita gak akan pernah tahu kalau ada yang gak beres dengan tubuh kita. Rasa sakit tu anugerah lo ternyata \(“,)/ Kalo aku ga ngerasain sakit gitu, aku gak tahu kalo itu tanda kalo aku kontraksi dan kecapean jadi butuh istirahat. SERIUS Meg? Kamu gak tahu kalo diri sendiri capek? Konyol ya? Tapi beneran deh, aku tipe orang yang kalo ada kerjaan banyak pun bisa gak ngerasa capek kalo tu kerjaan blom selesai, begitu dah selesai bisa langsung tepar deh. Saat-saat sekarang, aku belajar untuk berhati-hati dengan kesehatanku, aku gak boleh sembarangan kayak dulu, ngepush diri sampai sakit. Keadaannya dah beda sekarang, aku bertanggung jawab juga menjaga nyawa yang sudah TUHAN percayakan. YES, Tuhan jagai aku dan bayiku, tapi bukan berarti aku gak melakukan bagianku dengan benar, aku juga harus berhati-hati dengan kesehatan kami berdua.

Di masa kehamilan ini terasa sekali firman Tuhan yang bilang kalo kasih karunia Tuhan tu selalu cukup bahkan menjadi sempurna saat kita lemah.

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku  menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. 2 Korintus 12:9


Monday, March 21, 2016

Masalah dalam Kehamilanku

Menginjak minggu ke-12 kehamilanku, aku dan suami memutuskan berkonsultasi ke seorang bidan. Pertama kalinya ke sana, berat badanku ditimbang (turun 2 kilo dari sebelum hamil), tekanan diukur dan normal 110/80. Tiba giliran diperiksa bidan, dia bertanya tentang kehamilanku, dan aku mengeluhkan perut bagian atasku yang terasa tegang terkadang, bahkan saat dipegang terasa sangat keras, sang bidan bertanya, apa ini. Lah, gantian aku dong yang bingung, aku juga gak ngerti yang keras itu apa T_T Kepanikanku bertambah saat sang bidan berkata ia gak merasakan babyku saat meraba perut bagian bawah. Lalu dia bertanya apa aku pernah pendarahan atau flek, kujawab aja ngga. Aku ketakutan. Mosok aku keguguran tanpa aku tahu. Mosok ga ada apa-apa, tahu-tahu si baby hilang, huhuhuhu. Perasaanku campur aduk saat itu. Abangku sangat tenang,ngiri deh L

Sang bidan memberikan rujukan untuk USG ke seorang dokter kandungan. Sepanjang perjalanan aku berdoa dan kuatir, tentunya hal ini terlihat oleh abangku. Ia menghiburku, memegang perutku dan berkata,”Apapun juga menimpamu, Tuhan menjagamu ya nak…”. Huaaaa…Gimana gak tumpah air mataku. AMINNNN, Tuhan menjagamu nakkk. Tolong kami Tuhan. Aku berdoa dalam hati. Teringat beberapa minggu ini aku menyanyikan lagu itu saat kekuatiran atau tegang perut datang sambil mengelus perutku, mengingatkan diri sendiri dan menguatkan kepercayaanku kepada Allah, bahwa Dia menjaga apapun yang menimpa kami. Sedikit lega. Tapi

Sesampainya di dokter, lagi-lagi beratku ditimbang dan diukur tekananku. Maybe karena kepikiran sepanjang di perjalanan, tekananku melonjak menjadi 140/90. Menunggu sebentar dan akhirnya aku dipanggil masuk ke ruangan sang dokter. Aku dipersilakan berbaring untuk di-USG dan saat di-USG, kami melihat sesosok makhluk mungil di sana. Huaaaaa….Aku menangis haruuuu….Senangnyaaaaaa \(“,)/ Dia masih ada, aktif dan terlihat sehat. Aku lega luar biasa, dalam hatiku aku berkata berulang kali,”Terima kasih Tuhaaaannn….Terima kasih Tuhann…”. Saat dokter men-USG bagian atas perutku, dia terkejut, “Wahh….ada miom ini, sudah lumayan besar ukurannya, diameternya sudah 12x14 cm”. Alamaaakkkk, apalagi ini pikirku. Pikiranku, 12x14 cm diagonal doang, ke belakangnya berapa ya ukurannya #sigh.

Pertanyaanku dan abangku yang pertama untuk sang dokter adalah:Apakah keberadaan si miom ini bisa mengganggu pertumbuhan bayi kami. Sang dokter bilang, dia pernah menangani kasus kehamilan dengan miom dan bayi lahir dengan berat 3 kg, tapi yang jelas pasti si ibu merasa gak nyaman selama kehamilan karena bisa sesak napas (kebayang kan rongga perut isinya dobel, baby dan miom). Aku super duper lega. Aku dah seneng aja babyku sehat, eh…si abang yang lalu banyak nanya. Apa kehamilan ini beresiko buatku dan bayi kami, akibat miom ini bagi kami berdua,  dll. Kemungkinan aku perlu cesar kata dokter saat lahiran nanti, karena takutnya aku gak bisa ngeden karena sesak napas, selain itu kalo ngeden terlalu kuat bisa mengakibatkan pendarahan, apalagi kalo miomnya dah nekan rahim, kan rahim juga tar makin besar. Sesaat aku sedih karena denger kemungkinan gak bisa lahiran normal, tapi sesudah itu aku mikir, yang penting babyku lahiran sehat dah, gak peduli pake cara apa ^^Miomku baru bisa diangkat setelah aku lahiran, itu pun setelah masa nifas, kalo diangkat selama masa kehamilan takut mengganggu bayi, sedangkan kalo diangkat barengan pas cesar takut resiko pendarahan. Aku masih biasa aja tuh dengar penjelasan dokter. Well,akhirnya misteri terpecahkan, kenapa aku pas hamilan ini gak bisa makan banyak, makan dikit aja bawaannya kenyang banget, baru 3-4 sendok dah kenyang banget, aje gileee kan….Abangku sebelum tahu aku ada miom sempat ngomong, aku pas gak hamil gak diet, pas hamil kok malah diet, saking gemasnya melihat aku makan sedikit banget. Saat itu, aku cuma kuatir, gimana dengan pertumbuhan bayiku kalo emaknya susah makan kayak gitu. Dari mana nutrisi yang dia perlu untuk tumbuh. Dipaksa makan banyak? Pernah aku coba makan banyak pas siang, setelahnya seharian aku gak bisa makan apa-apa lagi. Solusinya, makan sedikit-dikit tapi sering kata dokter. Baiklah pak dokter…

Setelah keluar dari ruangan dokter, barulah aku mulai gentar. Membayangkan gimana ntar kalo sesak napas gimana ya. Gimana kalo lahiran ntar ada apa-apa. Gimana kalo habis lahiran, gak lama kemudian aku operasi miom dan terjadi sesuatu denganku. Gimana kalo aku mati di meja operasi. Gilaaaaa…pikiranku penuh dengan kekuatiran lah pokoknya. Puji Tuhan, beberapa minggu sebelum aku tahu tentang keberadaan si miom, aku dah disiapkan sama Tuhan, I’m too blessed to complain, aku pernah share di sini  Ketimbang aku kuatir, aku mulai menghitung hal-hal yang aku syukuri ^^

Bersyukur, Tuhan memberikan bayi ini untuk kami, anugerahNya dalam pernikahan kami.
Bersyukur, selama kehamilan aku gak pernah mual dan muntah, gak kebayang kalo dah makan susah terus muntah, kasian bayiku kan.
Bersyukur,sejauh ini pertumbuhan bayi kami normal.
Bersyukur ketahuan keberadaan si miom sekarang di awal kehamilan, coba kalo ntar-ntar pas umur kehamilan makin tua, tau-tau aku sesak napas pasti dikira sesak napas biasa, padahal beresiko banget, bersyukur tahu dari awal.
Bersyukur ada solusi, meskipun masih ntar-ntar, si miom bisa diangkat kok.
Bersyukur, merasakan sangat dikasihi sama suami selama masa kehamilan ini, ada masa-masa aku merasakan sakit, dan abangku adalah suami yang melayani istrinya, dia melakukan segalanya untuk membuatku merasa nyaman. Huhuhuhuhu, tambah cinta deh samamu bang. Bersyukur memilikimu sebagai suamiku bang :*
Bersyukur karena sampai sekarang gak pernah mengalami pendarahan, flek pun ngga.
Bersyukur karena sempat nyicipin rasanya kontraksi, entah karena kelelahan ato karena tekanan miom ke rahim, tapi itu pun di rumah, gak di kantor, jadi bisa langsung berbaring. Alamaaakkkk…sakitnya ampun-ampun itu, kata dokter ada yang sampai bed rest di rumah sakit, aku di rumah aja dirawat suami dan keluarga ^^
Bersyukur,aku masih hidup, yaaawwww…..\(“,)/

Adakah kekuatiranmu akan menambah sehasta aja hidupmu Meg?

Again, I remind myself:
I’M TOO BLESSED TO COMPLAIN.
Tuhan Yesus baik. Selamanya Dia baik.
Aku mau bersyukur dan menceritakan perbuatan-perbuatanNya yang ajaib di dalam hidupku.

Kasongan, 21 Maret 2016
-Mega Menulis-


Friday, March 18, 2016

Cerita Awal-Awal Kehamilan

Sewaktu awal tahun (iyeee…pas 1 Januari 2016 ini),pagi-pagi buta, aku dan abangku berdoa berdua, soale pas menjelang pergantian tahun kami berdua malah pules ngebo, hahaha. Kami mengucap syukur untuk tahun 2015 yang berlalu, mendoakan kerinduan kami untuk memiliki keturunan dan satu yang aku ingat banget, kami meminta supaya tahun ini jadi tahun dimana kami semakin mengenal TUHAN. Udah, gitu doang doanya, hehehe. Yang jelas, mengingat tahun 2015 yang berlalu, apa aja yang diperbuat Tuhan membuat aku termehek-mehek T_T Dia sungguh baik.

Time flies…Tanggal 7 Januarinya aku berulang tahun yang ke-31. Huhuhuhu, dah tua yak? ^^’ Gak papa la, yang penting masih sehat, cantik dan bahagia.LOL. Dalam hati mbatin, “Tuhaaaaannn…makasih aku boleh berulang tahun lagi. Mbok, aku ulang tahun dikasih kado hamil Tuhan….” Hahahaha. Emang berasa badan aneh sih gak kayak biasa, payudara sakit, trus badan tuh anget mulu. Haid telat, tapi hellooowwwwww…baru juga telat 3-4 hari, dah GR aja berasa dan ngebet pengen hamil. Ketawa juga sih dalam hati. Wong, pernah kok aku telat haid sampai 2 minggu pas dites pake test pack ternyata gak hamil :p Pengen sih tes lagi pas ultah tu (ngarep banget hadiah ultahnya hamil yaaaa…:p), tapi dipikir-pikir ntar kalo ternyata hsilnya gak positif, kuciwa dong di hari ultah, ya sudahlah…ntar aja tunggu telat  haidnya sampai 2 minggu ^^V

Ternyata eh ternyata sodara-sodara, niat 2 minggu itu luluh sehari kemudian (see, gimana cewe bisa dengan mudahnya berubah pikiran.LOL). Tanggal 8 diam-diam aku beli test pack yang paling murah tanpa sepengetahuan abangku,cari yang paling murah pokok’e maklum…aku kan pelit eh ngirit. Kalo ternyata gak hamil kan gak rugiiiii….Hahaha. Nah, test pack yang murah ini petujuk pemakaiannya bilang yang dites tuh air seni pertama di pagi hari karena kandungan hormonnya paling tinggi saat itu, yo wes…tanggal 9 dong aku baru tes. Malamnya aku gelisah, gak sabar nunggu pagi datang biar bisa buruan pipis dan dites :p Tapi aku blom bilang dong ke abangku mo nyobain test pack, maunya kalo beneran positif kan jadi surprise ^^V Paginya, aku bangun dan abangku dah gak ada, dah pergi ke pasar dia. Aku masuk kamar mandi dengan semangat 45, mencari wadah menampung pipisku, dan mengikuti petunjuk di kemasan test pack yang kubei semalam (iyaaa…yang murah ituuuu ^^V). Beberapa menit kemudian, garis pink yang dinanti-nanti itu muncul, huaaaaa…antara pengen tereak senang dan bingung, masalahnya garisnya samar gitu. Tuhaaannn, ini aku beneran hamil apa ngga sih? Kok samar gini sih hasilnya? Apa karena test packnya murah ya, kok hasilnya meragukan gini #sigh. Aku masuk kamar sambil memandangi hasil tes barusan. Tiba-tiba abangku masuk dan melihat test pack yang aku pegang,”Itu apaan dek?”.
“Test pack bang.Tapi aku bingung hasilnya”.
“Kok bingung dek?”, tanya abangku lagi sambil mengambil test pack yang kupegang.
“Positif bang, tapi kok samar gitu ya hasilnya, aku beneran hamil gak ya?”
Abangku juga mulai kebingungan, antara senang dan ragu,”Kita ke dokter ajakah?Biar dipastikan”. Ketahuan, sama-sama dah ngebet pengen punya baby nih kami, hahahaha.
“Gimana kalo coba tes lagi aja bang,pakai merek yang lain, siapa tau lebih jelas hasilnya. Ini test packnya murah sih, sapa tau gak akurat jadinya.”
Akhirnya, hari itu kami membeli test pack merek lain yang harganya 10x lipat test pack yang sebelumnya, gak tanggung-tanggung, 2 merek yang berbeda sekaligus, keduanya sama-sama menjanjikan keakuratan sekian puluh persen, dan tidak perlu menunggu air seni pertama di pagi hari untuk dites.

Sampai di rumah, di siang bolong, aku mencoba tes dengan test pack yang baru kami beli, dan hasilnya positif, walaupun lagi-lagi garisnya samar. Haiyaaaa….merek murah dan mahal kok sama aja sih samarnya #sigh. Tes pun kami ulang malamnya, lagi-lagi hasilnya postif dan samar sodara-sodara….!!!Oalah, apa maksudnya ini Tuhan? Akhirnya, daripada mengulang-ulang tes dengan test pack, aku dan abangku memutuskan untuk ke dokter dan USG beberapa minggu lagi. Yang jelas saat itu kami hanya bisa berdoa dan berharap supaya aku beneran hamil. Gak sabar rasanya untuk USG dan memastikan kehamilanku.

Saat kami bener-bener USG dan dokter radiologi memastikan aku hamil, huaaaa…..gak terkatakan senangnya. Walaupun yang nampak di USG hanyalah titik kecil, dokter memastikan kehamilanku sehat dan berusia kurang lebih 6 minggu,diperkirakan lahir September nanti. We are so happy \(“,)/ Kami berdua keluar ruangan dengan senyum sumringah, kami calon bapak dan ibu, huaaaa….Tuhan Yesus sungguh baik. Dia benar-benar memberikan hadiah ulang tahun yang indah buatku ^^ Terima kasih Tuhaaaannnn…\(“,)/

Melihat hasil USG kami baru percaya kalau aku benar-benar hamil, bahkan melihat hasil test pack sebanyak 3 kali itu pun kami masih ragu.
Percaya gak sih, beberapa waktu setelah USG, aku perlu melihat hasil USG berkali-kali untuk meyakinkan diriku kalau aku beneran hamil, ya gimana ya, selama hamil aku gak pernah merasakan mual dan muntah, gak pernah ngidam, gak pernah pengen makan yang asam-asam (kayak kebanyakn orang). Perubahan yang aku rasakan ya paling badan jadi hangat, payudara sakit, udah. Maybe kalo udah mbrojol kali ya aku baru percaya kalo hamil.LOL

Uh, jadi ingat perkataan Yesus kepada Thomas:
Karena engkau telah melihat aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.
Kita sering meragukan Tuhan kalau belum melihat janjiNya digenapi.
Bagaimana coba caranya percaya walau belum menerima?
Bener-bener perlu iman untuk sungguh-sungguh percaya kalau ALLAH dapat dipercaya.
Puji Tuhan, iman kita bukanlah iman yang melompat dalam gelap, iman kita adalah keyakinan kita kepada ALLAH berdasarkan perkataanNya, firmanNya. Aku perlu menyelidiki dan mengenali hatiku, apakah keyakinanku kepada ALLAH selama ini sudah berdasarkan firmanNYA, ataukah aku hanya bersandar kepada pengertianku sendiri.
Aku diingatkan untuk gak meragukan apa yang dikatakan ALLAH. Dia adalah seperti apa yang dikatakan firmanNya.Kalau aku meragukan Dia, mungkin karena aku gak sungguh mengenal Dia dan firmanNya.

Kasongan, 18 Maret 2016
-Mega Menulis-

Tuesday, February 9, 2016

Too Blessed To Complain

Baca statusnya Reni jadi ingat kejadian semalam. Malam-malam aku merengek ke suami minta makan nasi goreng di Ramayana, hahaha. Bukan ngidam, emang doyan :p LOL.Dah lama pulak gak makan di sana. Yo wes, berangkatlah aku dan abangku, puji Tuhan tu nasi goreng masih buka \(“,)/ Yihaaaaa… Lagi asyik nunggu nasi goreng, kami bercakap-cakap seperti ini:
Aku      : Aku ni ternyata egois ya bang?
Abang  : Emang kenapa dek?
Aku      : Terkadang aku pengen di posisi orang lain atau punya yang dia punya, tapi aku juga gak mau full di posisinya.
Abang  : Maksudnya?
Aku      : *bingung cari contoh* Errr…gini deh, kadang aku pengen kayak temanku yang kayaknya banyak banget duitnya, punya usaha, bisa kesana-kemari jalan-jalan. Tapi kalau aku disuruh tukar posisi sama dia aku juga gak mau, karena ada yang aku punya tapi dia ngga. Ngerti maksudku bang?
Abang  : Ngerti dek. Itu sih kamu mau enaknya aja, hahahaha.
Aku      : Iya pulak ya *angguk-angguk* Makanya, egois banget ya bang, gak bersyukur banget aku.
Abang  : *ketawa*

O, iya…ini statusnya Reni, makasih dah share ini Ren, really a sweet reminder for me ^^
Puluhan alasan untuk mengeluh, miliaran alasan untuk bersyukur.
Too blessed...........to complain.
(Reni Agustina Purba)

Tuhan memberikan kasih karuniaNya berbeda-beda untuk setiap orang.
Gak sama, tapi pasti cukup.
Luar biasa bagaimana Dia mengimbangi duka dengan suka.
Dia tahu seberapa kuat kita menanggung apa yang diberikanNya, Dia tahu kapasitas kita, tentu saja….Dia mengenal kita melebihi diri kita sendiri.
Tidak ada yang diizinkannya terjadi tanpa tujuan. Dia sungguh baik.
Tetap semangat!
Terus bersyukur!
Hitung setiap berkat yang kamu terima, banyak banget kan?
You are too blessed to complain dear.

PS. 
Teringat perkataan Ayub ke istrinya yang komplain dan menyuruh Ayub mengutuki Allahnya:
Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk  ?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.Ayub 2:10

Kasongan, 9 Februari 2016

-Mega Menulis-

Wednesday, January 27, 2016

Kekuatiranku di Saat Hamil

Kalo Dhieta pernah bilang menikah tu langkah iman~dan aku juga mengiyakan,karena mana kita tau apa yang bakal terjadi dalam pernikahan ntar,yang bisa dilakukan cuma berjalan aja pelan-pelan bersama Tuhan jangan berlari terlalu jauh, jangan ngayal gila-gilaan,banyak dooaaa....! 

Nah,hamil tu juga butuh iman juga ternyata. Gak ada yang tahu apa yang bakal terjadi,even dah hamil,siapa yang bisa jamin bayi kita lahir sehat dan selamat selain TUHAN? Mendengar banyak cerita teman yang keguguran, entah karena salah makan dan lain-lain. Atau banyak hal yang mungkin terjadi membuatku sering berpikir,gimana ntar kalau begini,kalau begito gimana,kalau makan ini apa efeknya,gimana kalau kecapean,kalau kurang ini gimana,ah....banyak pikiran yang nyeremin,gak habis-habis.Hari ini aku diingatkan untuk berjalan setiap detiknya bersama BABE,percaya kalau ga ada sesuatu terjadi di luar kehendakNya yang sempurna.Ga perlu takutkan apa yang terjadi ntar-ntar,jalani detik demi detik dengan lakukan yang sebaik-baiknya,syukuri setiap hari yang boleh kami lalui dengan sehat dan percaya pada Dia yang tidak pernah meninggalkan kami.

Teringat banget,beberapa bulan lalu aku kuatir susah hamil karena ada orang yang bilang aku harus diet karena orang gemuk susah hamil.O,iya....trus keluarga malah bilang dulu sebelum aku menikah,jangan pilih-pilih,ntar usia ketuaan jadi susah hamil. Wah,jangan dibilang aku gak kepikiran,sempat kepikiran juga,walaupun pada ujung-ujungnya totally berserah sama Tuhan tapi tetap aja sempat yang kuatir.Nah,sekarang kekuatiranku gak terbukti :) Pelajarannya, jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yangbenar, semua yang mulia,semua yang adil, semua yang suci , semua yang manis, semua yang sedap didengar,semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.(Filipi 4:8)

Kasongan,27 Januari 2016
-Mega Menulis-

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...