Wednesday, January 25, 2017

Ayub 35-37, Yohanes 13, Amsal 13


AYUB 35-37

Ayub 36:21 (TB)  Jagalah dirimu, janganlah berpaling kepada kejahatan, karena itulah sebabnya engkau dicobai oleh sengsara.
Membaca ini aku seperti dengar suara-suara yang selama ini
Jangan bikin dosa kalo gak mau kena hukuman!!
Kalo kamu bikin salah,tar ada konsekuensi ya!
Kalau berbuat gini ntar siap gak sama akibatnya?
Lah,jadinya kan ujung-ujungnya aku gak berbuat jahat/dosa hanya karena aku takut konsekuensinya.Jadinya kan gini:
-Gak berhubungan seks sebelum nikah karena takut hamil (kalo gak hamil GA papa dong)
-Korupsi ga papa dong kalo gak ketahuan (nah lo...)
-Ga papa lah ngomong kasar sama suami toh dia terima aja dan rumah tangga baik-baik.
-Ga papa berzinah toh suka sama suka.
DLL...

Melebihi semua itu, membaca ayat ini aku diingatkan untuk ga fokus sama AKIBAT DOSA. Aku gak mau fokus dengan diriku sendiri. Aku mau seperti Yusuf yang waktu digoda berbuat dosa berkata "Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?". Saat aku hidup kudus dan menjauhi kejahatan,itu karena aku ingin menyenangkan Tuhan. Bukan konsekuensi dosa yang aku takuti tapi aku mau takut Tuhan. Aku mau menghormati Allahku dengan hidupku.

Tuhan, ajari aku untuk hidup kudus dan fokus sama Tuhan saja. Aku mengakui kalau aku sering lebih takut pada akibat dosa dibanding takut Tuhan. Ampuni aku Tuhan.


YOHANES 13
Yohanes 13:13-15 (TB)  Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

Guru dan Tuhan!
Yesus adalah guru dan Tuhan bagi murid-muridNya.
Seorang guru yang baik tahu pasti kalau ia mengajarkan sesuatu dia juga harus memberikan contoh supaya muridnya mengerti dan mudah mengikuti contohnya dibandingkan ngomong doang. Kan ada tuh guru yang taunya ngajar dan ngomong doang tapi gak pernah ngasi contoh. Sebagai guru, Yesus adalah guru yang baik, Ia memberikan teladan melayani supaya murid-muridNya juga melayani seperti Dia melayani.

Sebagai Tuhan, Yesus menunjukkan keistimewaanNya. Dia bukan Tuhan yang memerintahkan ini itu atau berfirman ini itu tanpa Ia memberikan teladan. Gak pernah Dia memerintahkan sesuatu tanpa Ia melakukannya lebih dulu.
Saat Ia mau kita melayani, Ia lebih dulu melayani.
Saat Dia ingin kita bersabar, Dia terlebih dulu sudah jauh bersabar.
Saat Dia bilang berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu, Dia telah melakukannya.
Saat Dia bilang kita harus mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, Yesus pun mengasihi BAPA-Nya dengan ketaatanNya.
Saat Yesus ingin kita mengasihi sesama kita manusia seperti diri kita sendiri, Dia pun mengasihi manusia bahkan mati untuk mereka karena kasihNya.
Luar biasaaaaa....!!!! 

Yesus telah melakukan Firman Tuhan dan memberikan contoh yang sempurna buat kita bagaimana melakukan kehendak BAPA-Nya. Lalu bagaimana dengan aku? Kalau aku mengaku sebagai muridNya aku gak boleh lagi mencari-cari alasan untuk gak taat sama firmanNya!
Tuhan Yesus, terima kasih karena telah menjadi guru dan Tuhan dalam hidupku. Tolong aku untuk mengikuti teladanMu. Amin

Amsal 13:4 (TB)  Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.
Kalau kemarin dibilang kemalasan mengakibatkan kerja paksa, hari ini aku ketemu ciri-ciri orang malas:
Banyak maunya tapi gak ngapa-ngapain!
Orang malas pengen ini itu,punya list seabrek-abrek tapi gak melakukan apa-apa (Duh!Ketampar-tampar), makanya dibilang SIA-SIA.
Sering aku gitu:
Pengen bertumbuh dalam Tuhan tapi baca Firman males.
Pengen punya kerelaan hati dalam memberi, tapi gak mau mulai memberi.
Pengen kerjaan kantor cepat selesai tapi blom selesai malah fesbukan.
Pengen menghemat pengeluaran tapi kadang malas masak.
(masih panjang daftarnya kalo diterusin)
Hari ini aku mau nyuci pakaian yang numpuk dah beberapa hari! Dari kemarin beralasan Capek. Eh...Hari ini diingatin lagi supaya GA menunda-nunda pekerjaan.

Tuhan, teruslah tegur aku dalam hal kemalasan ini sampai aku Kau dapati berubah. Jangan bosan tegur aku Tuhan. Aku mengucap syukur kalau beberapa hari ini Tuhan masih mau ingatkan aku. Aku mau taat ya Tuhan. Aku mau jadi rajin.Amin

Kasongan, 13 Januari 2017
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...