Masih ingat tulisanku yang ini?
Beberapa hari ini aku banyak gugling dan bertanya ke
orang-orang yang aku anggap telah melewati fase yang sedang aku alami
(maksudku, persiapan merit). Nah, aku dapat informasi dari Nona kalau selain
yang aku ceritakan di postingan sebelumnya, ada banyak vaksin yang diperlukan
sebelum hamil (oke, awalnya aku pikir informasi ini terlalu cepat aku dapatkan
awalnya, tapi ini kan gak sia-sia ya kalau aku tulis di sini, reminder for me
juga :p), ada vaksin MMR,klo hepatitis blm,vaksin
juga sekalian,klo blm kena cacar air vaksin jg varicella. Bahkan dia juga
menyarankanku untuk berlangganan milis SEHAT di sehat@yahoogroups.com Banyak info
tentang kesehatan di situ katanya. Thanks a lot Non :* Aku sudah mendaftarkan
diri tadi, dan sudah mengisi kuesionernya, tapi belum ada balasan lagi. O, iya
jika berminat silakan daftar dengan cara kirim email kosong ke sehat@yahoogroups.com dengan subjectnya
diisi SUBSCRIBE. Nantinya akan ada balasan, apa yang harus kita lakukan
kemudian. Ini ada websitenya yang bisa kita baca-baca juga http://milissehat.web.id/ Silakan
dibaca-baca ^^
Eniwei, lanjut ceritaku ya, jadi saat aku menanyakan ke
beberapa orang mengenai apa yang kata Fani pengetahuan dasar itu dan menemukan
pernyataan beberapa teman yang cukup mengejutkan. Ada seorang teman yang
mendapatkan vaksin TT hanya untuk memenuhi syarat dari dari DUKCAPIL untuk
catatan sipil (aku malah baru tahu kalau ada syarat ini untuk catatan sipil,
maklum yang ngurus pendaftaran di Pekanbaru sono camerku ^^’), trus ada pula
yang memalsukan syarat ini karena mendapatkan informasi akan susah hamil jika suntik
TT (aku ada baca juga sih hal ini waktu gugling, tapi aku menemukan beberapa
alasan lain untukku pribadi kenapa aku memutuskan suntik TT).
Kalo aku Cuma pengen syarat DUKCAPIL terpenuhi sih mungkin
aku hanya akan melakukan sekali saja suntik TT, buat apa menyakiti diri
berkali-kali, toh yang penting syarat dah terpenuhi kan? Aku gak tahu guna dan
pentingnya suntik itu, cukup dah sekali aja.Again, yang penting syarat
terpenuhi. BERES. Tapi karena aku dah paham kegunaannya, aku akan berusaha
melakukannya walapun sakit dan repot (kenapa juga harus sampe 5 kali, mbok
sekali aja-oke, ini pertanyaan orang yang belum terlalu paham ternyata).LOL
Gimana pun alasan seseorang, aku gak akan komplain, tapi yang
membuatku merenung-renung, melakukan sesuatu karena itu merupakan syarat yang
harus dipenuhi, wow… aku berpikir,aku ternyata sering juga melakukannya, entah
berapa kaliaku melakukan banyak hal dalam hidup hanya karena itu kewajiban.
Bukan tanpa pengertian, tanpa pemahaman. Nampaknya sering. Asal melakukan, asal
jadi. Entah kenapa waktu dengar temanku itu, aku teringat Ezra yang dikatakan
demikian:
Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel. Ezra 7:10
Ezra MENELITI TAURAT TUHAN
Ezra MELAKUKAN TAURAT TUHAN
Ezra MENGAJAR TAURAT TUHAN
Ezra bertekad melakukan ketiganya.
Gak ada tuh ceritanya dia Cuma melakukan tanpa paham yang
dia lakukan, dia tahu dan paham dulu apa dan mengapa ia melakukannya.
Gak ada pulak ceritanya dia ngajar doang tanpa meneliti yang
diajarkannya, itu ma ngasal doang berarti dia, ngajar tanpa tahu apa yang
diajarkan? Sama aja membual! Sama aja menyesatkan orang lain. Bagaimana kalau
apa yang diajarkannya salah?
Nah…nah…Dia juga gak ngajar tanpa melakukan, atau melakukan
yang beda dari yang dia ajarkan, karena kalau dia melakukan berarti dia munafik
dan mempermalukan Tuhan. Ya iya lah, gimana Tuhan gak jadi tertawaan saat
seseorang mengajarkan firmanNya eh tahu-tahu melakukan yang beda.
Seseorang berkata,seringkali ketaatan membuka pemahaman.
Maksudnya waktu itu adalah: Udahhhh…nurut aja Meg, taat aja
sama Tuhan, ntar kamu ngerti kok maksudnya apa kenapa (waktu itu konteksnya
kami sedang membicarakan bagaimana Tuhan akan berikan kita pengertian sewaktu
kita melakukan apa yang diinginkanNya).
Aku setuju.
Saat kita telah melakukan suatu hal, belakangan kita baru
tahu maksud dan tujuannya apa. Saat kita memilih untuk melakukan A dibanding B,
pada akhirnya kita mengerti apa akaibat pilihan kita.
Tapi, mari jujur, mana yang memberikan motivasi yang lebih
besar untuk kita melakukan (atau tidak melakukan) suatu hal?
Ketaatan membabi butakah?
Atau pengertian dan pemahaman yang benar?
Dulu aku bertanya-tanya, kenapa sih Tuhan gak ingin aku
melakukan A dan B?
Ada yang bilang, udahhhh…taat aja Meg! Tuhan tahu yang
terbaik!Nurut aja napa!
Nurut? Hayuk! Aku bisa berusaha nurut.
Tapi akan susah buatku terus-menerus nurut jika aku gak
ngerti alasan Ia ingin aku melakukannya.
Aku akan jatuh berkali-kali dan gagal kalau aku Cuma nurut
membabi buta tanpa paham akibat dan alasan aku harus melakukan (atau tidak
melakukan) suatu hal.
Gimana caranya ngerti?
Selidiki dunk.
Berusaha untuk mengerti.
Cari tahu.
Tapi Meg, jalan Tuhan kan gak emang misterius.
Woooo….jangan salah, Dia Bapa yang rindu anak-anakNya tahu
isi hatiNya kok.
PertanyaanNya, kita mau gak sediakan waktu untuk mendekat,
bertanya dan duduk diam mendengarkan Dia?
Kalo ngga, ya udah. Jadilah sesuai kehendakmu sendiri.
Gak salah kok ingin mengerti dan paham kehendak Tuhan
sebelum taat, karena saat kita mencoba mengerti dan memahami, saat kita bersungguh-sungguh
mencari pengertian, itu akan membawa kita mendekat pada Dia yang memiliki
pengertian itu.
Kasongan, 5 Maret 2015
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment