Gara-gara
baca postingan Kezia yang ini ,
jadi tertarik deh ngomongin duit. Sejak menjadi PNS saya mulai tertarik dengan
yang namanya pengelolaan keuangan. Bukannnn… bukan karena saya mata duitan,
hahahaha (meskipun gak pula nolak kalau ada yang mau ngasih duit. LOL-kidding).
Bukan pula karena saya memiliki apa yang dinamakan orang-orang kecerdasan
finansial, sama sekali tidak. Justru karena saya merasa tidak pandai mengatur
uang, saya belajar mengelola keuangan saya. Bo, bisa stress beneran deh kalau
saya tidak belajar mengelola keuangan. Bayangkan, saat saya menjadi CPNS (tahun
2010), gaji hanya 1,3 juta. Itu gaji dipotong 500 ribu per bulan (selama 35
bulan) untuk membayar kredit motor, wuih…saya merasa menjadi orang termiskin di
dunia*sedih* Kenapa juga beli kredit Meg? Ya iya laaaa…Mau beli cash gak ada
duitnya, hehehehe. Mau gak beli motor, tapi itu dah jadi kebutuhan untuk
transportasi (tidak ada angkutan umum dari rumah ke kantor). See? Kalau saya
tidak belajar mengelola keuangan, apa jadinya saya? I know Tuhan memelihara
saya, tapi saya juga bertanggung jawab mengelola apa yang dipercayakan pada
saya (kali ini saya ngomongin DUIT).
Monday, August 31, 2015
Friday, August 28, 2015
Peliharaan Mamahku
Mamahku memelihara semut Jepang yang katanya bisa dimakan untuk obat,di sebuah toples diletakkannya 4 ekor semut,kapas dan ragi (makanan untuk semut tersebut),setelah beberapa minggu semut jepang tersebut bertambah banyak dengan bonus beberapa ekor belatung.Dita sepupuku heran melihat toples tersebut.
Dita : Mbak,apa itu?
Ruri : Semut Jepang Dit,peliharaan bude,buat obat.
Dita : Ih,belatungnya kok banyak?
Ruri : Ga tau Dit.
Dita : Oo...mungkin karena ada raginya mbak,ada lalat bertelur di situ.
Dita : Yang dimakan apanya mbak?
Ruri : Raginya Dit,semutnya makan ragi.
Dita : Bukan mbak,yang dimakan bude apanya?
Aku : Belatungnya Dit,huahahahaha.
Ruri : Semut Jepang Dit,peliharaan bude,buat obat.
Dita : Ih,belatungnya kok banyak?
Ruri : Ga tau Dit.
Dita : Oo...mungkin karena ada raginya mbak,ada lalat bertelur di situ.
Dita : Yang dimakan apanya mbak?
Ruri : Raginya Dit,semutnya makan ragi.
Dita : Bukan mbak,yang dimakan bude apanya?
Aku : Belatungnya Dit,huahahahaha.
Tuesday, August 25, 2015
Pencobaan
Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab
Allah tidak dapat dicobai olehyang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudahmatang, ia melahirkan maut. Yakobus 1:13-15
Allah tidak dapat dicobai olehyang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudahmatang, ia melahirkan maut. Yakobus 1:13-15
Banyak orang berkata bahwa pencobaan dan ujian adalah hal yang berbeda.Pencobaan dikatakan bukanlah dari Tuhan dan memiliki tujuan yang berbeda dengan dengan ujian. Sebuah ilustrasi menggambarkan pencobaan sebagai sebuah burung yang hinggap di kepala kita,kemudian keputusan kitalah yang akan menentukan apakah si burung akan membuat sarang di kepala kita atau tidak.
Hari ini aku belajar, bahwa saat kita dicobai (oleh iblis atau keinginan kita sendiri),kita memiliki kesempatan memutuskan melakukan hal yang benar sama besarnya dengan kesempatan memutuskan hal yang salah.Kita berkuasa menentukan pilihan kita. Apakah kita akan membiarkan burung itu membuat sarang di kepala kita atau tidak?
Monday, August 24, 2015
Saat Kecewa Kepada Dia yang Dianggap Panutan
“Kamu kenapa
dek?”, tanya abangku.
“Sedih bang.”
“Kenapa?”
“Nih.”
Kutunjukkan sebuah berita online yang baru saja kubaca. Isinya tentang perselingkuhan
seorang pencipta lagu FS dan artis FF.
“Mereka
masih manusia dek.”
Iya pulak
sih, selagi kita manusia, kita masih bisa berbuat salah. Masih bisa berdosa. Kata
Lassma, gak ada manusia yang kebal terhadap dosa, indeed. Tapi aku harus
mengakui, jauh di lubuk hatiku, aku kecewa. Aku tidak menyangka seseorang yang
selama ini dipakai Tuhan dengan luar biasa bisa berbuat demikian.
Semua
manusia bisa berbuat dosa. Beda jenis dosanya aja kali. Mereka mungkin jatuh
dalam dosa A, tapi aku juga bisa jatuh dalam dosa B. Berdoa dan berjaga-jaga
saja lah…Ga ada manusia yg sempurna. Kita sama-sama
gak sempurna,sama-sama berdosa, sama-sama butuh kasih karunia Tuhan supaya
tetap hidup benar. Sama-sama berjuang untuk menyenangkan Tuhan.
Berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang
penurut, tetapi daging lemah. Matius 26:41
Ayat ini yang terngiang-ngiang
beberapa hari ini di telingaku.
Ayat ini bersuara nyaring di
hatiku.
Ayat ini menjadi rhema bagiku.
Kembali diingatkan banyak hal:
Betapa lemahnya aku, dia, mereka
dan manusia yang lain.
Aku perlu belajar untuk
menjauhkan diriku dari pencobaan, jangan mendekati area yang aku tahu berbahaya.
Bukan setan atau iblis yang
mencobaiku, tapi aku dicobai oleh keinginanku sendiri.
Aku perlu lebih banyak berdoa dan
berjaga-jaga, jangan menganggap diriku kuat. Tuhan Yesus yang kuat, aku lemah,
dan aku perlu belajar bergantung padaNya.
Aku tidak boleh tinggal tetap
dalam dosa.
Satu keputusan yang salah
ternyata berdampak bagi banyak orang.
Hidup bukan tentang hanya tentang
bahagia atau tidak, hidup adalah kesempatan memuliakan Tuhan.
Tuhan Yesus sungguh-sungguh
mengasihi semua orang.
Tuhan Yesus mengampuni mereka
yang sadar akan dosanya dan berbalik kepadaNya.
Tuhan Yesus bisa memakai semua
orang, Dia memakai orang-orang yang gagal, hancur dan hina.
Lagi, aku kembali diingatkan untuk
tidak membuat Tuhan Yesusku bersedih.
Kasongan, 24 Agustus 2015
-Mega Menulis-
Monday, August 10, 2015
Sudah Berapa Bulan Meg?
“Sudah berapa bulan Meg?”, tanya seorang kenalanku sambil
melirik ke peyutku yang mungil ini.
Jiahhh….Aku Cuma bisa tertawa mesem dan berkata,”Belum kok, doakanlah yaaa…”
Jiahhh….Aku Cuma bisa tertawa mesem dan berkata,”Belum kok, doakanlah yaaa…”
Ditanya,”Sudah isi belum?” atau “Sudah hamil belum?”
ternyata tidak lebih menyakitkan daripada dikira hamil padahal belum hamil,
huhuhuhuhu.
Yang artinye, AKU TAMBAH GEMUK DUNKKKK T_T
“Tuh kan dek, apa abang bilang?” abangku berkomentar
demikian sambil tertawa mendengar perkataan kenalanku itu.
BAYANGKAN!!!
Abangku cuma bereaksi gitu *sigh*.
Eike kan habis merit hepi yeeee…kalo aku tau-tau kurus
kering kan pemirsa jadi bertanya-tanya, ini meritnya jangan-jangan menderita
nih ato disiksa suami neh makanya jadi kurus kering. Jadi, ngeliat bodiku
sekarang bisa dipastikan daku bahagia lahir batin. LOL.
Eniwei,yang konyol lagi, seorang kenalanku yang lain
(lagi-lagi) bertanya,”Sudah isi belum?”
Kujawablah kalau belum, sekalian tanya apa resepnya, secara
anaknya dah beberapa orang gitu.
Dengan santainya dia bilang gini,”Kalau aku sih resepnya, dibawa
santai aja, jangan kepikiran, ntar malah jadi stress.”
Dengan (pura-pura) polos (padahal nyindir) aku bilang gini,”Sbenare
yang bikin kepikiran sih kalau ada yang tanya-tanya. Kalo ngga ma gak terlalu
mikir”.
INI ASLI NYINDIR-maksudnye, daku jadi kepikiran gara-gara
dia nanya gitu :p Ngarepnya dia minta maaf ato ngerasa gak enak.
Eh pemirsa, dia malah bilang gini,”Kalau saya gitu lo…jarang
ketemu tapi menghasilkan”.
E BUSEEETTTTTT…
Hahahahahaha *tepokjidat* Gak jadi kesel banget, malah ngakak.
Pelajaran hari ini : Ternyata di dunia ini ada aja orang
yang super tidak sensitif, sementara di sisi lain over sensitif, ada pula yang kadar sensitifnya ps-pasan. Mau pilih
jadi yang mana, tergantung kita. Be happy aja. Bersukacitalah senantiasa Meg.
Sekali lagi kukatakan bersukacitalah! \(“,)/
Kasongan, 10 Agustus 2015
-Mega Menulis-
Apakah Panggilan Saya?
“Apakah
panggilan saya sehingga melaluinya Tuhan paling dimuliakan?”
Pertanyaan
tersebut ditanyakan Kak Johan bagi kami dalam salah satu sesi Kelas Berbuah di
Kaliurang bertahun-tahun yang lalu. Dalam segala sesuatu yang kita kerjakan,
kita dapat memuliakan Tuhan saat kita mengerjakannya karena Dia dan untuk Dia.
Kita dapat memuliakanNya saat kita beribadah di gereja, namun kita juga dapat
memuliakanNya saat kita memilih mengikuti sebuah acara bersama teman-teman
kuliah kita. Pertanyaannya bukan lagi apa yang harus saya kerjakan untuk
memuliakan Tuhan tapi di antara pilihan-pilihan ini, yang manakah yang paling
memuliakan Tuhan?
Contoh:
Saat
dihadapkan pada dua pilihan, bekerja di kantor pemerintah dan melayani sebuah
suku terabaikan di pedalaman, mungkin kita bertanya-tanya, manakah yang Tuhan
ingin saya kerjakan?
Manakah
yang memuliakan Tuhan?
“Tentu
saja dong, melayani suku terabaikan”, demikian jawab seseorang. Bagi sebagian
besar orang, melayani sebagai misionaris akan memuliakan Tuhan, berbeda dengan
pekerjaan kantoran yang sarat pergumulan biasa. Benarkah demikian?
A
BIG NO
Setiap
pekerjaan dapat memberikan kita kesempatan untuk memuliakan Tuhan.
Seandainya
anak-anak TUHAN hanya bekerja di bidang-bidang yang ‘rohani’ saja, lalu siapa
yang akan menjangkau mereka yang belum mengenal TUHAN di pemerintahan, atau
mereka yang belum mengenal Tuhan di dunia perbankan, atau di dunia pendidikan.
TUHAN rindu setiap anakNya memuliakan Dia di setiap tempat yang Dia taruh. Bagi
kita yang terpanggil bekerja di kantoran biasa, jangan pernah berpikir kalau
pekerjaanmu adalah pekerjaan biasa, pekerjaanmu adalah sarana bagi TUHAN
dimuliakan. Siapa bilang menjadi guru TK tidak memuliakan Tuhan? Siapa bilang
menjadi ibu rumah tangga tidak memuliakan TUHAN. Segala pekerjaan bisa jadi
sarana memuliakan Dia. Tergantung pada sikap hati kita.
Sebuah film lawas berjudul Saving
Private Ryan, memberikan gambaran yang mengena sekali. Singkat cerita, ada
sebuah tim yang memiliki misi khusus menyelamatkan seorang tentara muda bernama
Ryan yang sedang berperang. Saudara-saudara Ryan diketahui telah gugur di medan
perang, sehingga orang tuanya sedih sekali sehingga memohon agar anak
satu-satunya yang tersisa dipulangkan. Jika sempat tontonlah film ini, bagus
banget d^^b. Ryan membawa anak cucunya ke makam penyelamatnya dan berkata
(kurang lebih seperti ini), “Kau lihat, aku tidak menyia-nyiakan hidup yang
telah kau berikan.” Ryan berhasil diselamatkan namun tim yang bertugas
membawanya pulang gugur di medan perang.
Mengapa
kita harus mempermuliakan Tuhan?
Dan Kristus telah mati untuk semua
orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya
sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah
dibangkitkan untuk mereka. 2
Korintus 5:15
Sebab kamu telah dibeli dan harganya
telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! 1 Korintus 6:20
Demikianlah Kristus juga telah telah mati bagi
kita, tapi tidak selesai sampai di situ. Dia mati supaya kita hidup untuk
diriNya. Hidup kita adalah bagiNya. Hidup kita adalah bagi kemuliaanNya.
Diselamatkan DARI sangat berbeda dengan
diselamatkan UNTUK. Keselamatan bukan hanya agar kita terhindar DARI hukuman
kekal, melainkan agar kita hidup UNTUK memancarkan kemuliaan-Nya. (Cat &
Dog Theology-Bob Sjogren dan Gerald Robinson)
Bagaimana kita mempermuliakan Tuhan?
Yesus berkata demikian:
Aku telah mempermuliakan Engkau di
bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk
melakukannya.Yohanes
17:4
Ia
mempermuliakan BAPANya dengan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan padaNya.
Kita tahu,
Yesus melakukan berbagai mukzizat, kita dapat berkata dengan yakin bahwa
seluruh hidupnya memancarkan kemuliaan Allah. Yesus menyembuhkan orang sakit, Ia
mengajar banyak orang, Ia membangkitkan orang mati, Ia mengubah air menjadi
anggur, Ia mati di kayu salib menebus dosa kita, de el el, de es be. Tapi
sesungguhnya, pekerjaan apa sih yang diberikan padaNya? Cekidot!
Suatu kali,
pagi-pagi sekali, murid-murid mencari Yesus dan menyampaikan bahwa betapa
banyak orang mencari Yesus (Markus 1:35-39), tapi apa yang terjadi? Simak ini!
waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari
Engkau." Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota
yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."
Markus 1:37-38
Yesus tahu untuk apa Dia ada di dunia
ini.
Dia tahu apa yang menjadi
panggilanNya.
Bagaimana dengan kita, bagaimana kita
mengetahui panggilan kita masing-masing?
Karena kita ini buatan Allah,
diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang
dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di
dalamnya. Efesus 2:10
Satu-satunya cara mengetahui
panggilan kita adalah dengan bertanya kepada pencipta kita. Sebagaimana suatu
benda diciptakan dengan tujuan tertentu, demikian juga kita. TUHAN menciptakan
kita untuk tujuan tertentu. Sebuah pisau dapur (mungkin) dapat saja menebang
sebuah pohon, tentunya dengan usaha keras bertahun-tahun, tapi apakah efektif
menggunakan pisau dapur untuk menebang sebuah pohon? Kita tahu jawabannya
tidak. Demikian pula, sebuah gergaji dapat digunakan memotong sayuran dan
daging (dengan susah payah), tapi apakah efektif? Rancangan Allah bagi setiap
masing-masing kita sangat unik, panggilanNya bagi kita sudah disesuaikan dengan
karuniaNya bagi masing-masing kita, kemampuan dan bakat yang diberikanNya, hobi
kita, kesukaan kita. HE KNOWS US SO WELL. Dia mengenal kita lebih dari kita
mengenali diri kita sendiri. Jangan ragu untuk bertanya padaNya dan menggumuli
panggilan pribadi kita. Setiap kita memang dipanggil dari semula untuk menjadi
serupa dengan Kristus dan memuliakan ALLAH kita dengan cara yang paling
memuliakanNya. Hanya saat kita hidup sesuai dengan tujuan-Nya maka kita
memenuhi rancanganNya secara maksimal. Mengerjakan hal lain yang bukan
diperuntukkan bagi kita tidak mendatangkan kemuliaan maksimal bagi Tuhan.
Kita
kehilangan hak untuk menentukan visi kita sendiri. Pada saat yang sama kita
juga tidak berhak untuk hidup tanpa visi. Pikirkan ini: Jika Allah memiliki
visi mengenai apa yang harus Anda lakukan dengan jatah tahun-tahun Anda, Anda
sebaiknya masuk di dalamnya. Alangkah tragisnya jika kita melewatkan hal itu.(Visioneering-Andy
Stanley)
Jika
kita dihadapkan pada pilihan yang ada, bertanyalah pada TUHAN, “Dimanakah Dia
paling dimuliakan?”
-Mega Menulis-
Thursday, August 6, 2015
Jangan Sok Pintar!!!
Aku ngga tahu apakah semua calon
pengantin mengalami ini, yang jelas menjelang hari pernikahan kami, perbedaan
pendapat dengan si abang (yeah... calon suamiku orang Batak ^^) semakin sering
terjadi. Sebelumnya ngga sesering ini. Kami jarang banget bertengkar. Sekarang
entah kenapa, saat abangku mengatakan hal yang berbeda dengan pendapatku,
segera saja aku merengut, nada suaraku meninggi, atau dalam skenario lain aku
ngambek. Diam. Kalau sudah begini, abangku akan berusaha menenangkanku, menjelaskan
segala sesuatunya dengan sabar lalu mendiamkanku, dia nampaknya mengerti kalau
aku berlaku seperti itu maka aku aku perlu waktu untuk mencerna segala
sesuatunya. Setelah aku menenagkan diri, biasanya aku akan minta maaf atas
segala kekasaranku, lalu kami akan membicarakan segala sesuatunya baik-baik.
Kupikir semua masalah selesai.
Sampai suatu kali abangku berkata,”Kamu
tu dek, kelihatannya aja nggih... nggih…(bahasa Jawa, nggih: iya) padahal sebenarnya keras kepala.”
WHAT???!!
Reaksi pertamaku adalah gak terima
mendengarnya berkata seperti itu. Siapa sih yang senang disebut KERAS KEPALA?
Wednesday, August 5, 2015
Kompor Istimewa
Tanggal 31 Juli 2015, kami (baca:aku dan abangku) melihat
Palangka Raya Fair 2015 yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari
Jadi Kota Palangka Raya ke-58 dan perayaan Hari Jadi Pemerintah Kota ke-50 yang
diadakan di Gedung Tambun Bungai Palangka Raya, hari itu adalah hari terakhir
Palangka Raya Fair. Begitu turun dari sepeda motor, kami melangkah ke Stan Bank
Kalteng, sekedar iseng menanyakan tentang kredit usaha dan (niat) mengisi
kuesioner, siapa tahu kami beruntung mendapatkan hadiah, hahaha. Puji Tuhan,
kami sama-sama sering mendapat berkat tak terduga lewat kuis-kuis atau
doorprize serupa \(“,)/
Tuesday, August 4, 2015
Cemburu Itu Tanda Cinta, Benarkah?
“Aku tuh cemburu karena aku
sayang banget sama kamu tauuuu…”
Pernah mendengar demikian? Atau
jangan-jangan pernah berkata demikian? Hehehehe.
Atau pernah klepek-klepek karena
mendengar demikian? Berasa dicintai banget getoh kalo cemburu? Parahnya
yaaa….ada yang suka memancing-mancing kecemburuan pasangan untuk membuktikan
cinta pasangan nih :p Watchout! Jika kita termasuk golongan yang seperti ini,
bisa jadi kita sebenarnya insecure.
Banyak orang berkata : CEMBURU
ADALAH TANDA CINTA.
Helllowwww!!! Apa kabar?
Dunia boleh dah bilang gitu
(CEMBURU TU TANDA CINTA) tapi firman Tuhan nyata-nyata bilang gini:
Kasih itu…tidak cemburu. 1 Korintus 3:4
Cemburu bukan tanda cinta.
Cemburu adalah tanda TIDAK
PERCAYA.
Kalau mau jujur, kita mulai
mencemburui pasangan karena kita tidak mempercayainya. Demikian pula
sebaliknya, pasangan mencemburui karena ia tidak mempercayai kita. Sesederhana
itu.
Kenapa tidak percaya?
Well, tanyakan ke diri
masing-masing dan pasangan apa penyebabnya.
Bisa jadi karena tidak percaya
pada pasangan atau tidak percaya pada diri sendiri.
Mungkin saja pasangan pernah
melakukan kesalahan di masa lalu, sehingga kita sulit mempercayainya, atau
mungkin saja sebenarnya kita sendiri yang tidak percaya pada diri sendiri lalu
berdalih kecemburuan adalah tanda cinta, padahal sebenarnya kita tidak yakin
pasangan memilih kita dengan segala kelebihan dan kekurangan sehingga asal
pasangan punya kenalan wanita lain yang dirasa lebih cantik, lalu kita cemburu.
Sesungguhnya kecemburuan berlebih
bisa jadi disebabkan berbagai pengalaman kita di masa lalu. Perasaan pahit
dengan berbagai peristiwa dalam hidup, penolakan demi penolakan dari lawan
jenis, perasaan tidak layak, perasaan gagal dan rendah dibandingkan
kekasih/pasangan, pengkhianatan demi pengkhianatan, dan lain-lain dapat
menyebabkan seseorang memiliki rasa cemburu berlebihan. Ia tidak dapat
mempercayai orang lain.
Dalam hubungan, saat kecemburuan
muncul, kita perlu jujur dan mengkomunikasikan dengan baik segala sesuatu yang
mengganjal dengan pasangan. Jangan biarkan kecemburuan merusak hubungan. Jujur
pada diri sendiri sangat penting, apakah kecemburuan ini beralasan? Jika
pasangan memang berselingkuh atau melakukan hal yang tidak sepantasnya, well…
siapa yang tidak cemburu, wong pasangan ternyata terbukti tidak dapat
dipercaya. TAPI, jika tanpa alasan lalu kita cemburu? Hati-hati!! Siapa sih
yang tahan hidup bersama orang yang tidak mempercayainya?
Panas hati kejam dan murka melanda, tetapi siapa dapat tahan terhadap cemburu? Amsal 27:4
Kasongan, 3 Agustus 2015
-Mega Menulis-
Subscribe to:
Posts (Atom)
Karakter di Dunia Kerja
Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...
-
“Kerjakan apa yang menjadi bagianmu, dan Allah akan mengerjakan apa yang menjadi bagianNya.” Siapa yang pernah mendengar kalimat itu??...
-
GOOD RIDDANCE Tahu artinya gak? Ato...Pernah dengar gak kalimat demikian? Iyeee...itu bahasa Inggris, kalo dicari di kamus artinya...
-
“Mosok aku sih yang ngerjain kayak gitu.”, pikirku. Aku melihat setumpuk surat di atas meja kawanku dengan rasa malas. Sudah menjadi t...