“Apakah
panggilan saya sehingga melaluinya Tuhan paling dimuliakan?”
Pertanyaan
tersebut ditanyakan Kak Johan bagi kami dalam salah satu sesi Kelas Berbuah di
Kaliurang bertahun-tahun yang lalu. Dalam segala sesuatu yang kita kerjakan,
kita dapat memuliakan Tuhan saat kita mengerjakannya karena Dia dan untuk Dia.
Kita dapat memuliakanNya saat kita beribadah di gereja, namun kita juga dapat
memuliakanNya saat kita memilih mengikuti sebuah acara bersama teman-teman
kuliah kita. Pertanyaannya bukan lagi apa yang harus saya kerjakan untuk
memuliakan Tuhan tapi di antara pilihan-pilihan ini, yang manakah yang paling
memuliakan Tuhan?
Contoh:
Saat
dihadapkan pada dua pilihan, bekerja di kantor pemerintah dan melayani sebuah
suku terabaikan di pedalaman, mungkin kita bertanya-tanya, manakah yang Tuhan
ingin saya kerjakan?
Manakah
yang memuliakan Tuhan?
“Tentu
saja dong, melayani suku terabaikan”, demikian jawab seseorang. Bagi sebagian
besar orang, melayani sebagai misionaris akan memuliakan Tuhan, berbeda dengan
pekerjaan kantoran yang sarat pergumulan biasa. Benarkah demikian?
A
BIG NO
Setiap
pekerjaan dapat memberikan kita kesempatan untuk memuliakan Tuhan.
Seandainya
anak-anak TUHAN hanya bekerja di bidang-bidang yang ‘rohani’ saja, lalu siapa
yang akan menjangkau mereka yang belum mengenal TUHAN di pemerintahan, atau
mereka yang belum mengenal Tuhan di dunia perbankan, atau di dunia pendidikan.
TUHAN rindu setiap anakNya memuliakan Dia di setiap tempat yang Dia taruh. Bagi
kita yang terpanggil bekerja di kantoran biasa, jangan pernah berpikir kalau
pekerjaanmu adalah pekerjaan biasa, pekerjaanmu adalah sarana bagi TUHAN
dimuliakan. Siapa bilang menjadi guru TK tidak memuliakan Tuhan? Siapa bilang
menjadi ibu rumah tangga tidak memuliakan TUHAN. Segala pekerjaan bisa jadi
sarana memuliakan Dia. Tergantung pada sikap hati kita.
Sebuah film lawas berjudul Saving
Private Ryan, memberikan gambaran yang mengena sekali. Singkat cerita, ada
sebuah tim yang memiliki misi khusus menyelamatkan seorang tentara muda bernama
Ryan yang sedang berperang. Saudara-saudara Ryan diketahui telah gugur di medan
perang, sehingga orang tuanya sedih sekali sehingga memohon agar anak
satu-satunya yang tersisa dipulangkan. Jika sempat tontonlah film ini, bagus
banget d^^b. Ryan membawa anak cucunya ke makam penyelamatnya dan berkata
(kurang lebih seperti ini), “Kau lihat, aku tidak menyia-nyiakan hidup yang
telah kau berikan.” Ryan berhasil diselamatkan namun tim yang bertugas
membawanya pulang gugur di medan perang.
Mengapa
kita harus mempermuliakan Tuhan?
Dan Kristus telah mati untuk semua
orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya
sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah
dibangkitkan untuk mereka. 2
Korintus 5:15
Sebab kamu telah dibeli dan harganya
telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! 1 Korintus 6:20
Demikianlah Kristus juga telah telah mati bagi
kita, tapi tidak selesai sampai di situ. Dia mati supaya kita hidup untuk
diriNya. Hidup kita adalah bagiNya. Hidup kita adalah bagi kemuliaanNya.
Diselamatkan DARI sangat berbeda dengan
diselamatkan UNTUK. Keselamatan bukan hanya agar kita terhindar DARI hukuman
kekal, melainkan agar kita hidup UNTUK memancarkan kemuliaan-Nya. (Cat &
Dog Theology-Bob Sjogren dan Gerald Robinson)
Bagaimana kita mempermuliakan Tuhan?
Yesus berkata demikian:
Aku telah mempermuliakan Engkau di
bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk
melakukannya.Yohanes
17:4
Ia
mempermuliakan BAPANya dengan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan padaNya.
Kita tahu,
Yesus melakukan berbagai mukzizat, kita dapat berkata dengan yakin bahwa
seluruh hidupnya memancarkan kemuliaan Allah. Yesus menyembuhkan orang sakit, Ia
mengajar banyak orang, Ia membangkitkan orang mati, Ia mengubah air menjadi
anggur, Ia mati di kayu salib menebus dosa kita, de el el, de es be. Tapi
sesungguhnya, pekerjaan apa sih yang diberikan padaNya? Cekidot!
Suatu kali,
pagi-pagi sekali, murid-murid mencari Yesus dan menyampaikan bahwa betapa
banyak orang mencari Yesus (Markus 1:35-39), tapi apa yang terjadi? Simak ini!
waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari
Engkau." Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota
yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."
Markus 1:37-38
Yesus tahu untuk apa Dia ada di dunia
ini.
Dia tahu apa yang menjadi
panggilanNya.
Bagaimana dengan kita, bagaimana kita
mengetahui panggilan kita masing-masing?
Karena kita ini buatan Allah,
diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang
dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di
dalamnya. Efesus 2:10
Satu-satunya cara mengetahui
panggilan kita adalah dengan bertanya kepada pencipta kita. Sebagaimana suatu
benda diciptakan dengan tujuan tertentu, demikian juga kita. TUHAN menciptakan
kita untuk tujuan tertentu. Sebuah pisau dapur (mungkin) dapat saja menebang
sebuah pohon, tentunya dengan usaha keras bertahun-tahun, tapi apakah efektif
menggunakan pisau dapur untuk menebang sebuah pohon? Kita tahu jawabannya
tidak. Demikian pula, sebuah gergaji dapat digunakan memotong sayuran dan
daging (dengan susah payah), tapi apakah efektif? Rancangan Allah bagi setiap
masing-masing kita sangat unik, panggilanNya bagi kita sudah disesuaikan dengan
karuniaNya bagi masing-masing kita, kemampuan dan bakat yang diberikanNya, hobi
kita, kesukaan kita. HE KNOWS US SO WELL. Dia mengenal kita lebih dari kita
mengenali diri kita sendiri. Jangan ragu untuk bertanya padaNya dan menggumuli
panggilan pribadi kita. Setiap kita memang dipanggil dari semula untuk menjadi
serupa dengan Kristus dan memuliakan ALLAH kita dengan cara yang paling
memuliakanNya. Hanya saat kita hidup sesuai dengan tujuan-Nya maka kita
memenuhi rancanganNya secara maksimal. Mengerjakan hal lain yang bukan
diperuntukkan bagi kita tidak mendatangkan kemuliaan maksimal bagi Tuhan.
Kita
kehilangan hak untuk menentukan visi kita sendiri. Pada saat yang sama kita
juga tidak berhak untuk hidup tanpa visi. Pikirkan ini: Jika Allah memiliki
visi mengenai apa yang harus Anda lakukan dengan jatah tahun-tahun Anda, Anda
sebaiknya masuk di dalamnya. Alangkah tragisnya jika kita melewatkan hal itu.(Visioneering-Andy
Stanley)
Jika
kita dihadapkan pada pilihan yang ada, bertanyalah pada TUHAN, “Dimanakah Dia
paling dimuliakan?”
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment