Wednesday, August 5, 2015

Kompor Istimewa



Tanggal 31 Juli 2015, kami (baca:aku dan abangku) melihat Palangka Raya Fair 2015 yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Palangka Raya ke-58 dan perayaan Hari Jadi Pemerintah Kota ke-50 yang diadakan di Gedung Tambun Bungai Palangka Raya, hari itu adalah hari terakhir Palangka Raya Fair. Begitu turun dari sepeda motor, kami melangkah ke Stan Bank Kalteng, sekedar iseng menanyakan tentang kredit usaha dan (niat) mengisi kuesioner, siapa tahu kami beruntung mendapatkan hadiah, hahaha. Puji Tuhan, kami sama-sama sering mendapat berkat tak terduga lewat kuis-kuis atau doorprize serupa \(“,)/
Sesampainya di sana, info tentang kredit kami dapatkan tapi kami kecewa, rupanya kuesioner maupun kuis tebak koin sudah tak ada, sebagai gantinya ada pengundian untuk pengunjung yang menabung di Bank Kalteng, tiap seratus ribu rupiah yang ditabung maka akan mendapatkan 1 kupon yang akan diundi, semakin banyak menabung semakin banyak kupun yang didapat. Aku tidak tertarik. Maklumlah, rekeningku itu hanya untuk gaji masuk saja, begitu gaji masuk, segera saja aku mentransferkannya ke rekeningku yang lain. Bukannya apa, tapi ATM Bank Kalteng susah didapat, selain itu tidak ada layanan SMS banking yang memudahkan tranksaksi, kartu ATMnya pun tidak bisa menjadi kartu debet untuk belanja di supermarket. Alhasil, rekening ini hanya berisi saldo minimal karena setiap gajian aku segera mentransferkan gajiku. Ya sudahlah, kami pergi ke stan lain.

Saat kami berjalan menuju stan lain, tiba-tiba abangku berkata,”Dek, mau melakukan hal konyol gak?”
“Apa bang?”, aku penasaran.
“Gini, kita tarik uang kita di ATM yang lain lalu kita tabung di rekening adek di Bank Kalteng, lumayan kan dek kita dapat kuponnya.”, sahut abangku antusias.
“Hadehhhh….males banget keluar arena pameran Cuma buat ke ATM dan narik duit, ngapain juga sih segitunya, mana hari panas nian pulak. Iya kalau dapat, kalau ngga, apa gak beneran konyol nih”, aku berpikir demikian.
“Gimana dek?”, tanya abangku lagi demi melihatku masih berpikir.
“Boleh juga bang”. Hadehhhh….ngapain aku jawab iya ya, sepanjang jalan kenangan aku menyesal, harinya panas booooo T_T Tapi ya sudahlah, nurut gini doang juga gak bikin mati kan, Cuma segini doang ngapain ribut.
Lalu, penyesalanku muncul saat aku melihat nominal yang diambil abangku dari ATM, ngapain juga pindahin duit sebanyak itu. Hiks. Pengen berkomentar, tapi sadar komentarku bakal gak ngenakin, I shut my mouth. Sesegera mungkin menghibur diri,”Ah, uang gak kemana-mana ini kok, di rekeningmu juga kok Meg. Ya sduahlah.” Hehehehe.
Akhirnya, kami menabungkan uang tersebut.

Kami melanjutkan jalan-jalan kami ke stan-stan yang lain. Sepanjang jalan kami bercanda dan asyik mengisi kuesioner di stan lain, kami menikmati jalan-jalan kami. Aku bersyukur gak pakai acara debat kusir (ngomong-ngomong, kenapa sih disebut debat kusir, kok gak debat pilot atau debat sopir?#seriusan nanya nih) saat akan menabung tadi, kalau nggak kan suasana jalan-jalan jadi gak asyik, ada yang ngomel dan ngambek (aku yang gitu :p), aku bersyukur hari itu mulutku bisa dikekang.  Saat asyik melihat-lihat,kira-kira setelah satu jam kami berjalan-jalan tiba-tiba aku mendapat telepon dari mbak-mbak di stan Bank Kalteng tadi. “Yes,kami menang”, demikian pikirku begitu si mbak memperkenalkan dirinya di telepon. Ternyata dugaanku salah T_T Kami tidak memenangkan undian tersebut, si mbak menelpon untuk memberitahukan kalau ternyata kami mendapatkan hadiah langsung dari Bank Kalteng karena nominal yang kami tabungkan memenuhi syarat untuk mendapatkan hadiah langsung. Dengan sok cool aku menjawab,”Kami ambil hadiahnya waktu mau pulang aja mbak.” *gaya aja, padahal penasaran juga hadiahnya apa*

Sebelum pulang, kami mampir dan taraaa….kami mendapatkan sebuah kompor gas Rinnai 1 tungku, kira-kira penampakannya seperti ini (aku bilang kira-kira, karena kami belum buka kardusnya, sayang euy dibuka :p tapi tipenya sama kayak gini, jadi aku spesial searching di google untuk kepentingan postingan ini, hahhaha):

Hohohoho. Aku pulang dengan senyum lebar. Puas banget pulang bawa hadiah ginian, apalagi pas tahu harganya kurang lebih 150 ribu, hahaha ^^V Gini nih jalan-jalan yang asyik, kagak buang duit eh dapet barang. LOL. Kagak sia-sia hari itu menahan diri buat gak ngomel dan tunduk sama suami tercinta. Tuhan kasih hadiah buat penundukkanku-sebuah kompor istimewa \(“,)/ Kalau aku tahu menabung dengan nominal segitu dapat hadiah, dari awal aku mungkin menabung dengan ringan hati, lah ini… dengan berat hati aku nabung, dengan berat hati aku tunduk *ngaku*. Aku bersyukur, bukan hanya karena Dia berikan kami hadiah itu (btw, kami gak dapat hadiah lagi dari kupon yang diundi,hahahaha), tapi sekarang melihat ke belakang aku sungguh bersyukur untuk kesempatan yang Dia berikan untukku berlatih menundukkan diri. Ya iya lah, kalau aku dari awal punya niat nabung sendiri, aku gak akan belajar tunduk, kan aku nabung karena keinginanku sendiri.  Tapi, HE know me so well. Dia berikan kesempatan dan ternyata aku tidak menyia-nyiakannya ^^

Tunduk sama keinginan suami saat kita punya keinginan yang berbeda itu gak gampang boooo… SERIUS. Ini perlu dilatih sih. Bagi sebagian wanita mungkin mudah, sementara bagi yang lainnya sangat sulit. Bagiku sulit. Aku belajar satu hal lagi, kalau aku gak punya sesuatu yang baik untuk diucapkan, lebih baik aku diam. Ketimbang mengomentari dengan pedas, aku belajar menutup mulutku. Bagi abangku saat itu mungkin diam berarti iya, hahaha, syukurlah…

Sesampainya di rumah, abangku bilang gini,”Makasih ya dek.”
Bingung,”Kenapa bang?”
“Karena adek tadi mau ikutin ide konyol abang, narik duit Cuma buat nabung gitu, adek gak nentang kekonyolan abang.”
“Owww….Kirain kenapa.” *sok cool, padahal hepi banget karena abangku nyadar kalo aku aku emang sebenarnya berjuang buat ga nentang”
“Makasih ya dek”, ujar abangku sekali lagi sambil memelukku.
“Sama-sama bang”, sahutku lagi sambil *sensor*

Yuhuuuu….I’m a happy wife \(“,)/

Kasongan, 4 Agustus 2015
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...