Friday, November 18, 2011

Selamat Jalan Satya, Sampai Jumpa di Kekekalan

Kemaren siang sewaktu klotok kami mendekati daerah Tumbang Sanamang, si Zaenal dah heboh sendiri,”ADA SINYAL..........” Semua pada gak percaya tuh awalnya. Tapi setelah ngeliat Zaenal asyik dengan HP-nya, kami pun mulai mengambil HP masing-masing dan menghidupkannya, selama gak ada sinyal HP emang kami matikan, menghemat energi boo.... banyak banget SMS masuk, dan salah satunya dari adek KTBku Reski, ada berita duka, seorang teman kami pulang ke rumah BAPA beberapa hari yang lalu, aku terkejut, kepergian Satya bener-bener gak diduga.

Berita meninggalnya orang yang kita kenal bukanlah berita yang ingin kita dengar, apalagi yang bener-bener bikin aku kaget, Satya nih masih muda, He is younger than me,dia kuliah angkatan 2003, aku 2002. Segera pas baca SMS itu, aku coba hubungi Reski, tapi gak diangkat HP-nya, akhirnya aku menghubungi Sandi, teman kami juga yang juga dekat ma Satya, dan dia membenarkan berita itu.

I’m shock....!
Jadi diingatkan betapa singkatnya hidup kita di dunia ini, tak ada yang tahu kapan Tuhan memanggil kita. Umur berapapun, kalau Tuhan sudah memanggil pulang ke rumah-Nya, apa lagi yang mau kita katakan, selain Dia Allah yang berdaulat atas hidup dan mati kita?

Aku turut berduka bagi keluarganya, pasti awalnya terasa sulit menerima kepergian Satya, dia masih muda, penuh energi, cerdas, dan aku tau dia pria muda yang cinta Tuhan. Semasa kuliah, Satya ni kami kenal sebagai mahasiswa yang cerdas. Dia kuliah di Teknik Pertambangan yang susah banget tuh, tapi IPK-nya nyaris 4 booo....Oh, betapa Tuhan dimuliakan lewat studinya saat itu. Walaupun aku gak sejurusan dengan Satya, tapi aku banyak mendengar cerita tentang cerdasnya Satya ini. Di UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Kristen, walaupun dia bukan pengurus, tapi setiap kami minta pertolongannya untuk melayani di kepanitiaan, selagi dia bisa pasti dia mau ambil bagian.

Dulu kami kadang berkirim sms, saling mengirimkan kata-kata yang menguatkan. Dan aku terakhir kali SMS-an dengan Satya pada bulan Agustus yang lalu, waktu itu aku sate dan membaca Yesaya 40:31, dan teringat kalo aku aku pernah dikirimin email sama Satya tentang rajawali di email lamaku, berhubung aku lupa passwordnya, aku gak bisa baca lagi. Ya sudahlah, akhirnya aku minta Satya mengirimkan lagi email yang sama, dan dia mengirimkannya. Kami ber-smsan lagi dan kami sempat bertukar pokok doa, dia minta tolong didoakan buat kesehatan, pekerjaan dan hubungan pribadi dengan Tuhan. Gak sangka itu sms-an kami yang terakhir :’( Menurut Sandi, Satya menderita penyakit di paru-parunya sudah agak lama dan...aku baru mengerti rupanya inilah mengapa dia minta didoakan masalah kesehatannya, memang Satya gak pernah cerita penyakitnya apa.

O, iya...email dari Satya itu pernah aku postkan di blogku di sini , rupanya Satya penasaran banget dengan analogi rajawali di ayat tersebut dan mencari informasi mengapa kita orang percaya dianalogikan dengan burung rajawali. Dan I’m so blessed dengan emailnya itu.

Mungkin aku gak punya terlalu banyak kenangan dengan Satya seperti teman-temannya yang lain, terutama anak-anak Tambang UPN yang seangkatan dengan Satya, tapi aku bersyukur pernah mengenal seorang Dwi  Satya Kusumastomo dalam hidupku. Sesaat mengenalnya, berbagi sedikit cerita, saling tukar pokok doa, pernah dikuatkan oleh smsnya, kubelajar memuliakan Tuhan lewat studi di kampus melalui Satya. Semuanya pelajaran berharga bagiku.

I learn from Satya, untuk yang terakhir kalinya, mungkin yang terpenting bukanlah seberapa lama kita hidup, tapi  bagaimana kita hidup.

Selamat jalan Dwi Satya Kusumastomo...
Selamat pulang ke rumah BAPA di sorga...
Sampai jumpa di kekekalan saudaraku.
We'll be missing you...


Tumbang Sanamang, 18 November 2011
-Mega Menulis-


No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...