Salah satu pengajaran yang aku terima di Kelas Kambium yang aku ingat sampai sekarang dan mengubah bagaimana aku hidup adalah Kristus Sebagai Pusat. Ayat hapalannya ini:Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. 2 Korintus 5:15
Thursday, November 28, 2013
Kristus Sebagai Pusat
Jabat Tangan Romawi
Wednesday, November 27, 2013
Ilustrasi Anak yang Diancam
Ilustrasi Coklat
Sunday, November 24, 2013
Siapakah Namamu?
Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang." Kejadian 32:27-28
Friday, November 22, 2013
1 Perempuan 14 Laki-Laki
Untuk Penggosip
Melakukan yang Benar dan Dikecewakan
Thursday, November 21, 2013
Aku Benci Dia
Wednesday, November 20, 2013
Generasi Ortu, Generasi Kita dan Generasi Kemudian
Dari semalam dan dilanjutin pagi ini,aku sama Dina ngobrolin perbedaan perilaku anak-anak di zaman orang tua kita, zaman kita dan zaman sekarang. Berasa banget bedanya.
Papahku dulu sering banget cerita kalo zaman dia sekolah tu susah banget,bener-bener perjuangan, harus naik getek trus jalan kaki beberapa km. Alamakkkk...Trus zaman papahku kuliah tu katanya gak ada yang namanya sistem SKS. Kalo ambil beberapa mata kuliah trus ada yang gak lulus,mesti ngulang semuanya. Canggih kan? Kalo zaman sekarang kayak gitu,nangis-nangis dah kita. Belum lagi ya kalo denger gimana papah mesti kerja sambil sekolah, untuk biaya hidup dan sekolahnya, geleng-geleng deh. Ngetik skripsi pake mesin tik manual booo...Artinya kalo salah dikit mesti ngulang dari awal, ga ada tuh DELETE trus ketik, apalagi copas kayak zaman sekarang. Bener-bener perlu kerja keras untuk sekolah. Untuk kuliah. Untuk hidup.
Sering mendengar cerita yang kayak gitu. Mamah ma komentarnya,"Itu kan zaman dulu mas, zaman sekarang bedaaa...." Hahahahaha. Emakku kalo ngomong emang nyantai abis,wkwkwk. Tapi keseringan denger cerita gitu aku jadi yang bener-bener menghargai perjuangan dan kerja keras papah. Jadi gak banyak menuntut macam-macam. Untuk memenuhi hobiku membaca pun, aku menyisihkan dari uang sakuku untuk menyewa buku di rental komik. Dari kecil dah diajarin ngatur duit, jadi aku ingat banget zaman SD dulu di awal minggu dikasi mamah uang jajan buat seminggu, jadi pinter-pinter ngatur aja deh. Nah, kalo papah si agak aneh juga menurutku awalnya, sering menceritakan susahnya zaman dulu dia sekolah tapi sedapat mungkin dia selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan anak-anaknya. Namanya orang tua, mungkin dia gak mau anaknya merasakan kesusahan yang dia rasakan.
Aku bersyukur gak mesti mengalami yang papah alami.
Tapi berhubung dah tau perjuangannya, kami anak-anaknya juga cukup tahu diri sih kalo mau minta macam-macam. Untuk dapat tambahan jajan atau barang yang aku inginkan, kalo gak menyisihkan uang jajanku, aku berjualan macam-macam barang.
Dina share kalo dia pernah dengar dari Juna (juri acara Master Chef dulu) kalo generasi kita tuh punya keunikan dibanding generasi sebelumnya & sesudahnya. Generasi kita tuh generasi peralihan. Kita mengalami konvensional & ketika teknologi berkembang. Sedangkan generasi sebelum kita tidak mengalaminya,contohnya ortu kita. Generasi sesudah kita pas lahir semua sudah tersedia jadi kalau mereka tidak memiliki barang-barang teknologi mereka merasa ada yang hilang dalam diri mereka. Benar-benar perjuangan menjadi ortu sekarang.
Menurut Dina kita cenderung bisa lebih mengikuti perkembangan zaman tapi juga lebih bisa mengontrol keinginan kita. Kalau generasi sekarang maunya serba cepat karena secara tidak langsung mereka sudah lahir di lingkungan yang segala sesuatunya serba tersedia jadi secara alam bawah sadar spirit tersebut msk ke dlm diri mrk. Istilahnya kalau bisa cepat,kenapa juga harus berlambat-lambat. Makanya kecenderungan pemberontakan lbih tinggi mskipun awalnya mereka mungkin hanya bersikap kritis. Sonship dibutuhkan oleh mereka dan kita kudu belajar banyak untuk punya father heart.
Pengalaman Dina, suatu hari dia pernah mengantarkan temannya apply kartu kredit sebuah bank. Dan tak gak sih, ada ibu-ibu yang nawarin anaknya sendiri untuk buat kartu kredit yang limitnya 3 jt sebulan, padahal tu anak masih SD, gilo kannnn? Kalo pengalamanku sih menyaksikan seorang anak SMP yang mengancam gak sekolah kalau gak dibelikan BB sudah beberapa kali #tepokjidat. Daku aja yang dah kerja mikir beberapa kali buat beli Bebeh ehhh...anak-anak ini pada gak tahu diri semua.Heran. Ada pula seorang anak gak tahu diri,masih SMP memaksa dibelikan motor padahal sekolahnya aja masih bolos melulu, helllooowwww....urusan sekolah aja gak bisa bertanggung jawab, gimana yang lainnya.
Masi segar dalam ingatan kita gimana hebohnya kejadian kecelakaan yang melibatkan putra musisi Ahmad Dhani. Anak SMP dah dikasih mobil mahal kayak gitu. Edan. Zaman sekarang serba kebablasan semua. Orang tua karena terlalu ingin menyenangkan anak-anaknya memberikan berbagai barang mewah maupun barang teknologi dengan gampangnya tanpa memikirkan akibatnya pada si anak. Si anak juga beranggapan merupakan kewajaran memiliki berbagai barang mewah tanpa berusaha. Cocok kan?Haissss....
Di satu sisi terkadang aku jengkel sama ortu yang kayak gitu,tapi di sisi lain mcoba ga mmahami.Mungkin ya kayak aku cerita di awal tadi,namanya ortu yang dah ngerasa mampu jadi pengen memberikan yang terbaik buat anaknya. Cuma ya kubilang memberikan tanpa melihat faktor kdewasaan anak itu berbahaya,ini bukan tentang umur aja, tapi juga dalam hal karakter dan pemikiran saat bersikap. Anak-anak yang dengan gampangnya mendapatkan kemauannya menjadi anak yang manja, tidak tahu berterima kasih dan daya juangnya gak ada. Mana mau mereka disuruh nabung dulua kalau menginginkan sesuatu. Toh pikir mereka kalau gak diberikan tinggal menangis atau marah-marah. Mereka gak bisa bedakan keinginan dan kebutuhan. Bener-bener prihatin.
Satiu lagi yang terjadi, mereka menjadi anak yang gak bisa menghargai apa yang mereka miliki toh dapatnya gampang pikir mereka. Kita harus mengakui, betapa kita menghargai apa yang sulit kita dapatkan. Nah, di kasus mereka beda, tinggal bilang ntar dapat kok. Lalu mau menghargai gimana? Gak heran kalau gak berapa lama barang yang mereka dapat rusak atau hilang. Ya iya lah, mereka gak merasakan susahnya mengadakan barang itu. Fiuhhh...kok aku jadi emosi gini ya, weleh-weleh...bener-bener curahan hati nih :p
Bukan mau menyalahakan siapa-siapa sih, toh aku belum mengalami menjadi orang tua, belum tahu rasanya punya anak yang merengek lalu berasa gak tega kalau gak memberikan :p Dan puji Allah, saat ini aku diingatkan Allahku adalah Tuhan sekaligus Bapa yang bijaksana. Dia gak asal memberikan setiap apa yang aku minta,jangan-jangan aku jadi anak yang kurang ajar ntar kalau gitu. Dia sungguh Bapa yang tahu mana kebutuhan dan mana yang sekedar keinginan. Saat aku menjadi orang tua suatu hari nanti, aku perlu belajar dan terus berkonsultasi denganNya.
Kasongan, 20 November 2013
-Mega Menulis-
Monday, November 18, 2013
Ilustrasi Bakpao
Seseorang memakan sebuah bakpau, namun karena bakpau yang pertama belum mengenyangkannya, dia makan bakpau kedua. Dia masih lapar, lalu dia melanjutkan dengan bakpau ketiga. Belum juga kenyang. Akhirnya dia terus makan hingga bakpau ketujuh, baru dia merasa kenyang. Pertanyaannya, jika dia tidak makan bakpau kedua apakah dia akan kenyang? Atau, apakah tanpa bakpau ketiga dia akan kenyang? Nggak kan?
-Mega Menulis-
Wednesday, November 13, 2013
Perintah Tuhan
Untuk Kamu yang Mau Bunuh Diri
Sebelum kamu memutuskan mau bunuh diri, pliss, baca dulu surat ini, aku mau menceritakan pengalamanku kepadamu. Kita sesama calon pembunuh diri sendiri, jadi boleh lah saling berbagi ;-)
Tuesday, November 12, 2013
Kedaulatan Tuhan
"Jika Allah Maha Kuasa, bisa gak sih Dia membuat sebuah batu yang sangat besar dan tidak dapat diangkatNya?"
Monday, November 11, 2013
Untuk Pengurus UKM Kristen UPN "Veteren" Yogyakarta
Aku masih menulis surat, hohoho. Ini baru hari ketiga dalam rangkaian #3Oharimenulissurat dan aku membuat daftar looo...siapa saja yang akan aku kirimi surat, hehehehe. Belum nyampe 30, tapi yang ada itupun nampaknya masih bisa berubah daftarnya. Mengertilah, wanita ini memang seringkali berubah pikiran akan banyak hal. Dan, hari ini aku ingin menuliskan surat kepada mereka yang wajahnya pun belum kutemui, namanya pun aku gak tahu #nahloooo... Tapi banyak sekali yang ingin aku ceritakan pada mereka, mereka penghuni baru di rumahku dulu. Mereka adik-adik pengurus UKM Kristen UPN "Veteran" Yogyakarta.
Shalom adik-adik pengurus UKM,
Pasti kalian tidak mengenal kakak, hohoho, sayang sekali ya...Tak apa lah, sekarang saja kita berkenalan. Kakak dulu pengurus UKM juga lo, sudah lama sekali, tahun 2003-2006. Pernah ada di bidang 3, jadi kordinator bidang 3 dan terakhir jadi sekretaris sekaligus bph delegasi untuk bidang 2 dan bidang 3. Eh, bidang Kreativitas, Seni dan Ilmiah kan? Ato udah ganti nama? Buletin El Shadai masi terbit gak sih? Aihhh...jadi kangen ikut PU, PD, desbin, evaluasi, ngamen, ktb, jual pakaian, RG, Musang, alamaakkkkk...dah lama banget kakak gak maen ke UKM. Sekret UKM gimana sekarang. Siapa ketua UKM sekarang? Dari jurusan apa? O, iya dari tadi kakak belum perkenalkan diri ya. Nama kakak Mega, jurusan Teknik Industri angkatan 2002, udah tua banget ya? Hahahaha. Emang sih secara umur tua, tapi masih imut looo.... :p
Dulu UKM Kristen jadi bagian yang nyaris gak terpisahkan dari hari-hariku. Senin-pa pengurus, Selasa-latihan PU dan PD, Rabu-Rapat Kepanitiaan, Kamis-Latihan PU dan PD, Jumat-PU, Sabtu-PD+Evaluasi pengurus+KTB, Minggu-desbin. Huaaaa...sampe eyangku hapal, tiap keluar rumah kalo gak urusan kuliah ya urusan UKM. Entah gimana dengan kalian sekarang. Tapi aku harap kalian bijak menggunakan waktu yang ada, hehehehe, karena kakak terkadang menyesal, hanya memberikan sedikit waktu untuk keluarga. Bahkan, seorang rekan pelayanan kakak di UKM pernah berkata kalau bagi kakak sekret adalah rumah. Segitunya ya....Hehehehe.
Kakak bersyukur sih bertumbuh dan melayani Tuhan di UKM Kristen. Banyak hal yang kakak dapatkan, pengenalan yang makin dalam akan Tuhan, pengajaran dan pendalaman Alkitab, kasih persaudaraan yang kuat, berbagai pelajaran dalam interaksi dengan banyak orang dengan berbagai karakter, rekan-rekan pengurus yang bagaikan saudara, dan buanyaaaakkkk kali. Banyak kali juga kakak menangis dan tertawa di UKM, luar biasa Tuhan Yesus, semuanya menjadikan hidup semakin hidup. Kakak diperlengkapi dalam banyak hal di sini.
Bagaimana dengan kalian? Gimana rasanya jadi pengurus UKM? Pernah suatu kali kakak terkejut gara-gara di tahun ketiga kakak menjadi pengurus UKM, seorang pengurus baru (alias baru tahun itu menjadi pengurus) berkata seperti ini:
PB : Mega dah 3 kali ya jadi pengurus?
Me : Iya. Emang kenapa ya?
PB : Kok tahan ya?
Me : *bengong*
Emang kenapa gak tahan ya, pikir kakak. Usut punya usut, si pengurus baru ternyata merasa tugasnya berat sekali karena sebagai bidang sarana dan prasarana dia selalu hadir di setiap kegiatan membantu persiapan kegiatan. Nampaknya jauh lebih enak di bidang lain katanya, hehehehe. Jujur sekali kamu dek, pikir kakak. Iya sih ya...pelayanan pasti bikin capek, entah capek fisik, ato capek hati. Apalagi kalo kita melayani pekerjaan Tuhan dan bukannya melayani Tuhan, ini bakal bikin capeknya dobel ato tripel :p
Bukan bermaksud menggurui ato ngajarin sih kakak menulis surat ini untuk kalian, karena kakak gak bisa mengajar, hahahaha. Kakak cuma mau share beberapa hal yang kakak pegang selama melayani di UKM Kristen. Biasalah anak UKM hobi sharing....Hahahahaha. Ah, kakak jadi ingat seorang kakak pengurus bernama Kak Imelda, dia dapat julukan Ratu Sharing lo dulu. Gimana kabar si kakak ini sekarang ya? Ada yang tahu kabarnya?
Baiklah, ini beberapa hal yang ingin kakak sharingkan:
1. HPDT (Hubungan Pribadi Dengan Tuhan) harus jadi yang nomor satu
Setahun terakhir kepengurusan, ketua UKM waktu itu punya visi semua pengurus dan anggota UKM Kristen memiliki hubungan pribadi yang erat dengan Tuhan. Sewaktu kakak mendengar visinya, kakak awalnya berkata begini dalam hati:"Hellooowww....bukannya ini adalah hal yang memang harus kita miliki, kok visinya gini doang". Kakak kecewa, karena sepertinya visi permuridan jauh lebih keren, ato apa lah, hahahahha. Kekecewaan ini ternyata bersumber dari adanya hubungan yang gak beres antara kakak dan pak ketua waktu itu. Tapi nanti akan kakak ceritakan tentang ini ya.
Sampai beberapa bulan kepengurusan berlangsung barulah kakak menyadari kalau HPDT merupakan bagian penting dalam kehidupan rohani kita. Dimanapun kita berada, apapun pekerjaan kita, masalah apapun yang kita hadapi, pelayanan apapun yang dipercayakan Tuhan, HPDT tetap yang terpenting. Karena apa yang gak kelihatan inilah yang penting. Pelayanan boleh di sana-sini, tapi tanpa hubungan pribadi dengan Tuhan semuanya gak berguna. Bahkan perintah Tuhan untuk mengasihipun hanya bisa kita lakukan kalau kita punya hubungan pribadi dengan Tuhan. Tidak mungkin kita mengasihiNya dengan segenap hati,jiwa, akal budi dan pikiran kita jika kita tidak mengenalNya dan bergaul akrab denganNya. Tidak mungkin pula kita mampu mengasihi jika kita tidak merasakan pengalaman dikasihi dan mengasihi Tuhan.
Bahkan, sekalipun UKM Kristen tidak ada pun gak masalah, asalkan orang-orang yang di UPN mengasihi Tuhan dengan sungguh. Melekat erat dengan hatiNya. Pada akhirnya nanti, ada waktu dimana kita mengalami keterbatasan dalam menerima pengajaran, kita gak bisa melayani seperti di UKM karena pekerjaan mengharuskan kita berada di lapangan dan berbagai alasan lain. Tapi percaya deh, hubungan pribadi dengan Tuhan yang intim memampukan kita tetap tenang dan merasakan damai sejahteraNya. Kita dipuaskan dengan kehadiranNya.
Saat kita gak berada di komunitas UKM dan keluar dari zona nyaman di UKM, yang menjaga kita tetap hidup dalam jalan Tuhan adalah Tuhan sendiri. Di UKM, kita dijaga oleh tanganNya melalui saudara-saudara kita, mereka menegur dan mengingatkan kita. Namun saat kita jauh dari mereka nantinya, apa yang gak kelihatan ini yang akan menentukan apakah kita tetap berdiri teguh di dalam Dia atau tidak. Hubungan pribadi kita dengan Tuhan ibarat akar yang gak kelihatan dibandingkan dedaunan dan buah yang rimbun. Namun seberapa kokoh kita berdiri ditentukan seberapa kuat kita berakar di dalam Dia. Bukan seberapa sering kita melayani atau berapa banyak adek KTB kita yang menentukan segalanya. Ingat! Bukanlah yang kelihatan yang terprnting, tetapi yang tidak kelihatan. Kakak mendorong kalian untuk berakar kuat di dalam Dia, supaya nanti tidak diombang-ambingkan berbagai hal yang menyesatkan.
2. Kesesimbangan dalam melayani itu penting
Jika dulu di UKM kami bertukar pokok doa, sering sekali terdengar banyak yang minta didoakan untuk keluarga, studi dan pelayanan.
-keluarga
Kakak menyadari kakak memberikan porsi yang kecil untuk keluarga. Tidak ada kesimbangan sama sekali di bagian ini. Aneh ya, kakak dulu berpikir untuk lebih melayani di luar rumah dibandingkan di dalam rumah. Parah. Padahal, bukan kebetulan Tuhan tempatkan kita di sebuah keluarga. Dia ingin kita melayani keluarga kita sebelum kita pergi ke Yudea, Samaria ato ke ujung bumi. Kakak mengabaikan Yerusalem kakak. Seharusnya keluarga kita yang terlebih dulu kita layani. Jangan mengabaikan keluarga dengan alasan pelayanan.
-studi
Kebanyakan pengurus UKM dulu adalah mahasiswa yang berada dari Pulau Jawa. Kakak juga looo.Kita dikirimkan ke kampus UPN untuk studi kan? Karenanya dalam studi pun kita harus berusaha menjadi berkat. Jangan sampe IP jeblok yang disalahin pelayanan, trus gak masuk kuliah dan titip absen karena kecapekan pelayanan. Huaaaa....jangan dunk. Masa anak Tuhan kayak gini? No. No. No. Anak Tuhan harus memperhatikan kehidupan studinya dengan sungguh karena di area ini pun Tuhan bisa dimuliakan lo kalo kita sungguh-sungguh. Jangan beralasan dan bilang, "Biarlah bodoh, toh apa yang bodoh di mata dunia, dipake TUHAN". E buset yaaa....anak Tuhan harusnya jadi luar biasa dunkkkk, jangan puas berada di area rata-rata. Kan kita mau berikan yang terbaik buat Tuhan. Jangan pula bilang, "yang penting karakter kok kak, bukan kepintaran. Tuhan kan liat karakter kita". Weleh-weleh.....Kacau dah kalo gitu
-pelayanan
Kakak beri tahu satu rahasia ya, sebenarnya bukan Tuhan yang membutuhkan pelayanan kita, secara Tuhan bisa pake siapa aja kok. Sebenarnya kita lo yang membutuhkan pelayanan. Karena saat melayanilah Tuhan mengajarkan kita banyak hal, dan kita bertumbuh saat melayani Dia.Kita perlu berdoa dan melayani sebagai the right man on the right place with the right motivation. Setiap kita perlu menjadi orang yang demikian, supaya bisa maksimal dalam melayani. Kita sering terlalu semangat dan mengatakan "ya" untuk semua tawaran pelayanan yang datang. Padahal, perlu lo berdoa terlebih dahulu, kita perlu bertanya sama Tuhan, apa yang Dia ingin kita kerjakan. Karena ada kalanya kita perlu belajar berkata "tidak". Sungguh. Tidak perlu merasa bersalah menolak apabila memang Tuhan ingin kita mengerjakan hal yang lain. Kita melayani Tuhan kok. Bukan pekerjaan Tuhan kok. Perlu dunk tanya sama tuan kita :-) Hamba mengikuti jadwal yang ditentukan tuannya kan?
3. Selesaikan konflik yang ada dalam pengurus secepatnya
Pernah jengkel gak sih dalam melayani? Kakak pernah. Berasa agak pahit gitu sama seseorang. Penyebabnya sih sepele, gara-gara kakak diam. Yeahhhh....kakak pikir gak perlulah diomongin kalo kita ada masalah sama orang, apa itu pemberesan, semua baik-baik saja kok. Males banget ngomong, kakak pikir, harusnya tuh orang berubah dunk gak usah dikasih tahu, kan sudah dewasa. Sampai suatu hari orang itu datang pada kakak dan menawari kakak menjadi sekretaris. Yeaaahhhh...pak ketua itu yang datang (aku sudah minta izin dia sejak lama menceritakan hal ini), hehehe. Waktu itu gak kebayang deh bakal jadi orang yang bekerja bareng dia, dan berdoa buat dia, mau langsung jawab ngga, tapi aku minta waktu buat berdoa. Eh..Tuhan mau aku jawab iya. Waaahhhh, ga sanggup aku rasanya. Akhirnya aku terpaksa, serius, aku terpaksa menceritakan pada pak ketua apa yang aku rasakan. Rasa kesalku padanya, dan semua yang menjadi uneg-unegku. Ternyata pak ketua sama sekali gak ngerti kalo selama ini ada masalah yang belum terselesaikan di antara kami. Alamaaakkkk, aku seperti orang bodoh kan? Akhirnya kami membereskan semuanya, dan diakhiri dia berdoa buatku, aku kemudian menjawab ya menjadi sekretaris.
Sering apa yang kita alami dengan orang lain, menghalangi kita melayani Tuhan. Hubungan kita yang buruk dengan rekan pelayanan pun membuat apa yang kita kerjakan dalam pelayanan berasa gak bener melulu. So plis dek, jangan biarkan permasalahan yang ada tanpa penyelesaian. Tidak peduli siapa yang salah, sedapat-dapatnya bila hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang.
4. Melayani dengan sukacita
Dulu kakak mengenal seseorang yang luar biasa di dalam kepengurusan, namanya Kak Joe. Darinya kakak belajar untuk punya hati hamba. Gak pernah kakak dapati dia mengeluh ato ngomel-ngomel waktu melayani, dan sungguh itu jadi berkat tersendiri buat kakak.
Kali ini, sedikit itulah yang bisa kakak sharingkan. Begini sedikit, gimana coba banyaknya ya? Hahahahaha. Mungkin lain kali, kakak akan sharing lagi #ketagihan :p
Akhir kata:
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. 1 Korintus 15:58
Eh,masih ada lagi deng. Selamat melayani ya adek-adekku. Biarlah rohmu menyala-nya dan layanilah Tuhan. Kakak berdoa supaya waktu pekerjaan kita diuji dengan api, pekerjaan kita akan nampak dan bukannya lenyap tak bersisa. Tuhan Yesus memberkati.
Love,
Mega
Kasongan, 11 November 2013
-Mega Menulis-
Untuk Kakak Manis
Ini adalah hari kedua dalam rangkaian #30harimenulissurat.
Hai kak, apa kabarmu? Lama tak bersua. Sudah berapa tahun ya kita gak bertemu muka? Terakhir bersms ria, setahun ada kali ya...aku lupa. Apakah pergumulanmu masih sama kak? Maaf, aku alpa mendoakanmu, aku harus jujur, hanya sesekali aku mengingatmu dalam doaku, dan hari ini aku ingat kamu.
Aku gak tahu, apakah Tuhan sudah menjawab doamu dan suami dengan jawaban yang kalian inginkan atau belum. Tapi yang aku tahu, Tuhan Yesus mengasihimu kak. Jangan berpikir sebaliknya ya... #pelukkenceng ;-) Aku tahu pergumulanmu untuk memiliki anak ini dah sejak lama, bahkan di awal-awal perkenalan kita kau sudah menceritakannya.
Kak, aku terkadang ikutan kesel lo tiap kamu curhat tentang teman sekantormu yang terus-menerus menanyakan pertanyaan gak sensitif semacam:
"Dah berapa anakmu?"
"Sudah hamilkah kamu?"
"Kok kamu belum juga hamil sih? Nunggu apalagi?" (Ya nunggu hamil lah, bego amat ya yang nanya kak).
Ato seperti kamu ceritakan, ada bapak-bapak sekantor yang sudah berumur bilang:
"Kenapa suamimu gak sukses juga sih?Perlu saya ajarin tuh...."
Kalo jadi kamu, dah aku ulek-ulek pake cabe deh mulut kayak gitu,tapi kamu, hanya diam di depan mereka, kamu menitikkan air mata di hadapanku.
Ckckckckk, orang-orang ini macam gak disekolahin mulutnya! Nyebelin!!! Becanda sih becanda, tapi kok gak mikir perasaan orang lainnn...Jangan dipedulikan kak, cuma bikin sakit hati. Punya anak seharusnya bukan sesuatu yang pantas disombongkan, tapi disyukuri. Dan sungguh gak pantas hal kayak gitu buat becanda.
Aku gak tahu kak, apakah saat ini kakak dah memiliki anak atau belum, kita lama gak bertukar kabar. Yang jelas, kalau aku tahu kau telah memiliki anak, wahhhh....aku turut bersukacita. Selamat ya kak, kalo itu yang terjadi. Sungguh menyenangkan mengetahui Tuhan menjawab doa kita dengan jawaban "YA" ;-) Gak hanya kamu lo kak yang bersukacita, aku juga sangat bersukacita. Sungguh. Kupikir, inilah salah satu mengapa Tuhan mau kita bersyafaat buat orang lain, Dia mau kita turut merasakan sukacitanya saat tahu Tuhan masi menjawab doa. Melihat bagaimana Tuhan bekerja dan terlibat dalam hidup orang lain, mengerjakan banyak hal yang jauh melampaui apa yang pernah kita minta,pikirkan, dan doakan tuh sesuatu yang luar biasa wowww.....
Dan jika Tuhan belum menjawab doa kita dengan jawaban "YA",kakak tetap berdoa dan berharap sama Tuhan Yesus ya. Jangan berhenti berharap kak, pengharapanmu dalam Tuhan gak akan mengecewakan kok. Selama kita melekat padaNya, kita gak akan dikecewakan. Aku belajar tentang hal ini. Bukan karena kita pasti mendapatkan apa yang kita inginkan, tapi karena kita tahu sekalipun kita gak mendapatkan, kita dimampukanNya untuk tetap bersukacita dan merasakan damai sejahteraNya yang melampaui segala akal.
Aku berdoa buatmu kak, supaya kamu punya roh yang lemah lembut dan tenang, sehingga kamu dapat tetap tenang, gak peduli apa perkataan orang, atau apa yang terjadi pada orang lain. Aku membayangkan menjadi dirimu, dan memang menyakitkan jika banyak orang tak sensitif berkata seenaknya. Terkadang aku juga sensi kalo ada yang menyinggung kenapa aku belum kawin, hahahaha, curhaaatttt.... Dan ada juga keinginan memiliki apa yang dimiliki orang lain (kalo dalam kasusku sih pengen menikah, hahahaha), ada rasa iri menyelinap, sepertinya akan susah bersukacita bersama dia yang memiliki apa yang gak kita miliki. Huaaa....susah pasti, tapi bisa, ya kan kak? Kak, kalo dah gitu aku akan mengingatkan diriku kalo kasih karunia Tuhan selalu cukup kok. Sekalipun di mata dunia kita terlihat berkekurangan, tapi sesungguhnya kita memiliki berlimpah, Dia cukup bagi kita. Tuhan yang memuaskan hati kita dengan kebaikanNya. Kita akan jadi wanita Allah yang tenang ya kak, Aminnnn.... Tolong ingatkan aku ya kak, kalo aku mulai grasak-grusuk dan gak tenang, I need your prayer too.
Aku pernah mendengar orang-orang berkata kalau anaklah yang menjadi perekat hubungan suami dan istri. Well, dunia boleh bilang apa aja, tapi aku tahu kak, perekat suami istri dalam perkawinan Kristen adalah Allah kita. Kakak dan suami pasti semakin kuat dan mengasihi apapun yang terjadi, selama kalian melekat padaNya. Aku percaya kalian akan menjadi kesaksian bagi orang lain. Bagaimana kalian menghadapi pergumulan kalian. Sikap dan karakter kalian yang dibentuk Tuhan menjadi semakin indah akan menarik orang lain untuk semakin semakin mengagumi pekerjaan tanganNya di dalam kalian dan melalui kalian. Aku percaya, Dia yang telah memulai pekerjaan baik di dalam kalian, akan mengakhirinya dengan setia.
I know kak, suara dunia bisa menyakitkan dan kejam. Seolah apa yang kita alami tidak cukup menyakitkan, mereka menggoreskan luka-luka dengan perkataan mereka. Seringkali aku dengar komentar yang menyakitkan dari orang-orang itu, mengerikan bagaimana manusia dengan gampangnya mengucapkan demikian tanpa sadar dampaknya bagi orang lain. Memang lebih baik mendengarkan suara Allah dibandingkan suara dunia ya kak...:p Tapi selama kita di dunia, yah apa boleh buat ya kak, kita pasti mendengar yang seperti itu. Kita yang harus memilih, apakah kita akan membiarkan diri kita disakiti atau tidak. Lagipula, apa yang menyakiti tetapi tidak membunuh kita, seharusnya menjadikan kita lebih kuat kan kak? Hahahahaha #menghiburdirijuga. Yang jelas kak, paling gak menjadikan kita lebih lembut dalam berkata-kata, ya kan? #wink-wink
Alamak,panjang kali suratku kali ini kak :p Semoga kakak membacanya sampai selesai, hehehehe. Empat kali empat enam belas, sempat tidak sempat harus dibalas #mokso. Keep smile kakak manissss...Muachhhhh....
Love,
Mega
Palangka Raya, 10 November 2013
-Mega Menulis-
Thursday, November 7, 2013
Untuk Papah
Tuesday, November 5, 2013
Berubaaahhhh......!!!
Siapa yang ingin membuat perubahan?
SAYA
Apa yang ingin kamu ubah?
BANYAK HAL (kecuali diri saya sendiri :p), sejujurnya, saya ingin mengubah dunia, lingkungan sekitar, ato well...si A ato si B, orang lain pokoknya.
Mengapa kamu ingin perubahan terjadi?
Karena apa yang terjadi sekarang bukan yang seharusnya terjadi, ini bukan kondisi ideal. Aku tidak menyukai apa yang terjadi. Dunia bisa jadi tempat yang lebih baik seharusnya, orang-orang bisa menjadi lebih baik.
Kapan kamu ingin perubahan itu terjadi?
SEKARANG. Soon lah...kalo gak bisa sekarang. Besok. Maybe. Beneran besok, dalam waktu 1x24 jam, bukan besoknya orang Jawa, hohohohoho.
Dimana kamu ingin perubahan terjadi?
Di kantor. Di rumah. Di gereja. Di pemerintahan. Di sini. Di sana. Di situ. Di banyak tempat.
Bagaimana kamu mengusahakan perubahan terjadi?
Berdoa.
Menulis.
Berbicara.
Sampai kudapati, sepertinya aku tidak bener-bener membuat perubahan seperti yang aku harapkan.
Karena seharusnya aku berubah.
Apakah kamu ingin berubah?
Ingin.
Tapi sepertinya susah ya...
#alasan
Perubahan rupanya membutuhkan kerja keras, dan terkadang aku ingin sesuatu yang instant. Bener-bener mendoakan diri sendiri supaya konsisten mengusahakan perubahan.Memaksa diri gak berada di zona nyaman dan memakan makanan kemalasan.
Sampai aku mendapati ini:
If you don’t like something, change it. If you can’t change it, change your attitude. Maya Angelou
Rupanya aku yang harus berubah.
Karena sesungguhnya sulit mengubah dunia, aku tidak bertanggung jawab mengubah dunia atau orang lain.
Aku bertanggung jawab atas diriku sendiri.
Sekarang.
Di sini.
Aku mau berubah.
Palangka Raya, 5 November 2013
-Mega Menulis-
Monday, November 4, 2013
Pindah....Pindah....
Agak malas rasanya masuk ke kantor hari ini, mungkin karena hari ini adalah HARPITNAS, kemaren dan besok adalah hari libur, harusnya hari ini libur kan? Kan? #maksa :p Nah, yang membuat agak malas lagi adalah aku hari ini harus pindah ruangan, hehehehe. Seperti yang aku ceritakan di sini megasthought.blogspot.com/2013/10/perpindahan.html?m=0 , akhirnya instruksi Kepala Dinas untuk aku pindah keluar dah :p
Cuma pindah ruangan aja sih, hehehe, bagian yang agak merepotkan adalah mengangkat berkas-berkas dan mensortir barang-barangku di ruangan sebelumnya. Memilah-milah mana yang harus aku bawa dan mana yang harus aku pindahkan. Kalau cuma mengangkat badan ma gak lah repot. Jadi yang aku lakukan pertama-tama adalah memasukkan semua barangku ke dalam sebuah kardus, kemudian di ruanganku yang baru deh acara menyortir dilakukan. Harus aku akui kalau ternyata ini pekerjaan yang mudah, sebentar saja selesai kok, hehehehe. Pikiran saja yang membuat semuanya terasa merepotkan, begitu dijalani ternyata tidak serepot yang dibayangkan :p
Duduk manis di kursi yang baru, dengan semua barang sudah rapi membuatku tersenyum puas. Walaupun aku masih tidak tahu secara persis apa yang harus aku kerjakan di tempat baruku ini. Ada sih, tupoksi yang aku terima, tapi aku belum tahu memulai dari mana. Kubuka laci mejaku, aku buka Alkitabku dan tiba-tiba ingin rasanya membaca perikop tentang perpindahan Abraham. Ceritanya ingin mencari penghiburan nih, hahahahaha.
Berfirmanlah TUHAN kepada Abram : ”Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapakmu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.” Kejadian 12:1
Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. Kejadian 12:4
Booo...umur Abraham eh Abram waktu disuruh Tuhan pindah tu 75 tahun. Alamaaakkkk....!!!!
Udah tua kali pun.
Bukannya terhibur, aku malah jadi malu #nunduk. Secara, aku yang masih 17 tahun aja males banget pindah #eh aku boong, 28 deng. Gkgkgkgk. Parah ya, padahal aku cuma pindah ke sebuah ruangan berjarak 10 meter dari ruanganku sebelumnya, ckckckck.
Bandingkan dunk dengan Abraham:
”Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.” Ibrani 11:8
Abraham sama sekali gak tahu tempat yang ia tujui. Dia gak tahu apa yang menantinya disana. Dan yang jelas, meninggalkan sebuah rumah tempat kediaman kita selama puluhan tahun bukanlah perkara yang gampang. Meninggalkan segala kenyamanan di masa tua seperti itu memberikan alasan untuk negosiasi alias tawar menawar sama Tuhan seharusnya, hahahaha, apaan juga ya pake nego segala. Tapi gak tuh, Abraham gak pake acara nego-nego ato nangis-nangis minta Tuhan batalkan Surat KeputusanNya.Abraham segera taat danpergi. Fiuhhh....#salut
Selama membaca perikop tersebut, aku menemukan kalo Abraham gak menyesali keputusannya untuk taat. Dia juga gak mengingat-ingat atau membandingkan kehidupannya di tempat lama dan di tempat baru (seperti yang aku lakukan sekarang dan mungkin akan aku lakukan nanti, hiks). Bandingkan lagi dengan bangsa Israel yang bersungut-sungut di padang gurun, huaaaa....aku gak mau kayak gitu ah, serem amat. Aku mau belajar seperti Abraham ah, bukannya seperti bangsa Israel :p
Aku mengimani, tidak soal dimanapun aku berada, asal TUHAN besertaku, gak masyaaalaaahhhhh.... :-)
Kasongan, 4 November 2013
-Mega Menulis-
Sunday, November 3, 2013
Sbab Dia Hidup
Terinspirasi postingan Kak Ida di sini sitorusfg.wordpress.com/2013/04/09/sebab-dia-hidup/ , aku jadi mau buat versiku juga ah....
Sbab Dia hidup, matahari masih bersinar
Sbab Dia hidup, burung-burung pun bernyanyi
Sbab Dia hidup, bunga bermekaran dan mewangi
Sbab Dia hidup, angin meniup daun-daun
Sbab Dia hidup, ada pelangi sehabis hujan
Sbab Dia hidup, ada hari esok
Sbab Dia hidup, aku bernafas, menangis, tertawa, tersenyum
Sbab Dia hidup, aku melihat, mendengar, merasakan
Sbab Dia hidup, aku berbicara, membaca, menulis
Sbab Dia hidup, aku bernyanyi
Sbab Dia hidup, aku ngantor, hehehe
Sbab Dia hidup, aku pun hidup
Sbab Dia hidup, hidupku menjadi berarti
Sbab Dia hidup, aku boleh merasakan dikasihi
Sbab Dia hidup, aku punya alasan untuk tersenyum setiap hari
Sbab Dia hidup, aku menikmati kebaikan dan kemurahanNya
Sbab Dia hidup, aku gak akan menyerah
Sbab Dia hidup, aku gak akan kuatir
Sbab Dia hidup, aku gak takut
Sbab Dia hidup, aku belajar menguasai diri
Sbab Dia hidup, aku sabar menanti
Sbab Dia hidup, aku gak gentar berjalan dalam lembah kekelaman
Sbab Dia hidup, aku dapat menanggung segala perkara
Sbab Dia hidup, segala keperluanku terpenuhi
Sbab Dia hidup, aku percaya segala sesuatu indah pada waktuNya
Sbab Dia hidup, jiwaku diselamatkan
Sbab Dia hidup, kasih masih ada
Sbab Dia hidup, pengharapan melimpah
Sbab Dia hidup, iman percayaku bertumbuh
Sbab Dia hidup, aku akan berkata:
aku bersyukur punya Allah yang hidup :-)
Kasongan, 3 November 2013
-Mega Menulis-
Arisan
Bukan...bukannn....Aku bukan mau ngomongin film berjudul Arisan kok. Eh, pernah nonton film ini gak sih? Ini film dah jadul banget, waktu aku muda dulu lah keluarnya (sekarang dah tua ceritanya :p), kalo ga tahun 2003, tahun 2004 gitu. Ceritanya berkisar kehidupan beberapa sahabat yang berusia 30an, dengan segala pergumulan mereka, arisan menjadi ajang bagi mereka menampilkan citra diri terhebat mereka, untuk menutupi berbagai permasalahan dalam hidupnya. Sebenarnya di antara mereka ada yang gay, ada yang berusaha punya anak supaya tidak ditinggal suaminya, dll. Endingnya? Coba deh ditonton sendiri :p Eh, tadi katanya gak mau ngomongin film, kok malahan diomongin panjang lebar gini, tapi dibuang sayang ya,hahahahaha #apaan coba
Eniwei, dah pernah ikut arisan blom? Pernah lah ya...
Suka ikut arisan ga? Kalo aku sih biasa aja, gak yang suka banget, cuma kalo pas diajakin dan kira-kira dananya ada buat nabung, yo wes ikutlah...
#ini dari tadi nanya sendiri jawab sendiri,akakakakak
Jadi ya, mamahku sukaaaa...buanget ikut arisan, aku baru tahu nih,gkgkgkgk. Banyak kali arisan yang diikutinya, dan kalo dah dapet tuh ya, mamahku suenengggnnnnyyyaaa....bukan main. Dan terus terang ini mengherankanku, secara uang yang didapat kan uangnya sendiri, kok segitu banget ya senangnya, aneh kan? Kan? Tapi kata mamah sih beda, kan kalo dapatnya tuh biasanya pas perlu berasa banget manfaatnya (lah,kalo pas perlu gak dapat-dapat tapi malah harus bayar, apa gak sedih, gkgkgk).Yahhh, up to you lah mah, hehehehe.
Trus ya, ada juga yang bilang arisan tu sama kayak nabung.Well, aku juga kayaknya termasuk aliran ini, secara, kalo yang dah dapat duluan di awal biasanya aku nawarin kalo ada yang mau dapat duluan. Emang si menyenangkan buatku pas dapat di akhir, ada kepuasan karena tau ternyata aku bisa arisan eh nabungin uang sampai segitu, hohoho.
Kenapa juga Meg ga nabung secara konvensional alias nabung beneran? Komitmen atuh macam arisan, jadi kan sama aja ya....
Karena ya, kalo ma jujur nih, aku ga yakin bisa nabung segitu kalo ga lewat arisan. Kalo arisan tu berasa ada unsur dipaksa, kudu wajib must setor duit pokoknya. Kan kalo gak bayar malu atuhhh...tau-tau ditagih. Yeah...paling gak,diingetinlah pasti sama bendahara arisan tiap waktu mau ngocok arisan supaya bayar. Salut juga nih sama bendahara yang bertanggung jawab ngumpulin duit arisan, ga gampanglah ngingatin peserta-peserta arisan buat bayar. Lagian kasian juga sama yang dapat kalo ternyata gak full dapetnya gara-gara ada yang belum bayar. Kalo sampe ditagih dan diingetin buat bayar tu rasanya gimanaaa...gitu,ga enak banget pokoknya, makanya deh dengan kesadaran dan kerelaan diri aku setor uang arisanku.
Well, ini juga alasan kenapa aku aktifin potong gaji rutin setiap bulan supaya bisa punya tabungan khusus buat dana pensiun. Mendisiplinkan diri dengan memaksa diri ceritanya,hahaha.
Terkadang, saat berkomitmen melakukan disiplin rohani, seperti halnya arisan, kita memerlukan seseorang seperti halnya bendahara arisanku. Seseorang yang mengingatkan kita akan komitmen kita, menegur kalo kita melanggar komitmen kita. Seseorang yang mau mengambil tanggung jawab menjadi penjaga dan rekan kita dalam bertumbuh secara rohani.
Bila kita memiliki masalah dengan komitmen-komitmen dalam disiplin rohani, baik itu saat teduh, membaca Firman Tuhan, menulis catatan saat teduh, perpuluhan, atau berbagai komitmen lain (percayalah, kita tidak pernah kekurangan alasan untuk mengabaikan komitmen kita). Kita dapat mulai menyatakan komitmen kita kepada orang yang kita percaya sehingga dia dapat turut menjaga komitmen kita. Saat kita hanya berkomitmen tanpa diketahui orang lain, kita mudah sekali untuk jatuh dan gagal.
Kita tidak harus menjadi lone ranger yang berjuang seorang diri. Jika kita mau, kita bisa menjadi power ranger yang saling dukung dalam pertandingan iman kita #loh, segala bawa-bawa power ranger,hahahaha. Tapi ngerti kan maksudku? Hohohohoho.
Kasongan, 2 November 2013
-Mega Menulis-
Friday, November 1, 2013
Setali Tiga Uang Sama Eyang
Hari ini aku keheranan bin geli ngeliat eyangku,dari pagi sampe siang bolak-balik dari kamarnya ke ruang keluarga dengan pakaian super duper rapi, siap berangkat ke Palangka Raya. Padahal ya, kami baru berangkat dari rumah rencananya jam 4an sore,secara pesawat take off jam 8 malam. Cuma berhubung ini Jakarta ya berangkatlah jam segitu. Nah,kebayang kan dari paginya sampe siang ini tiap 1 jam eyang keluar masuk gelisah gitu? Gimana daku gak geli,hahahaha.
Kami serumah~aku,omku,tanteku~menertawakan eyang. Tapi gantian aku yang malu. Saat omku berkomentar,"Jamnya lambat banget ya yang...", aku teringat apa yang aku rasakan beberapa hari yang lalu. Malam sebelum keberangkatanku ke Jakarta, aku tidak bisa tidur nyenyak, hampir tiap satu jam aku terbangun, dan menemukan kalau waktu keberangkatanku masih lama. Padahal cuma hitungan jam looo...tapi rasanya seabad #sigh.
Jadi ya,sewaktu hari ini aku menertawakan eyang, sebenarnya aku juga menertawakan diri sendiri. Aku melakukan yang sama kok, hahahahaha, parahhh....
Well, still misteri dah buatku kenapa waktu berjalan lambat banget buatku waktu da itu dan hari ni bagi eyang.
Huahahahahaha.
#purapuragatau
Kasi tau ga eaaa.... ;-)
Sejujurnya, waktu mau jumpa orang terkasih, waktu terasa lambat berjalan bagi kita (padahal ma sama aja dengan hari-hari lain :p).
Aneh ya?
Tapi itu bener.
Berlaku yang sebaliknya, sewaktu harus meninggalkan orang terkasih, waktu terasa begitu cepat, hehehehe. Biasanya aku kalo meninggalkan Jakarta waktu juga berasa cepat looo...tapi hari ini biasa aja sih ;p Iya lah, abangku ikut maen ke Palangka Raya, hohoho #senyumlebar
Well, bye Jakarta....
Cyu next time...
Jakarta, 1 November 2013
Investasi Kesehatan
Banyak sekali sekarang perencana keuangan yang menyarankan supaya kita punya yang namanya dana kesehatan alias asuransi, sambil diperingatkan jangan tergiur dengan asuransi yang menawarkan sekalian investasi. Mending asuransi ya asuransi aja,pisahin dengan investasi. Katanya ibaratnya asuransi tu seperti payung akan melindungi kita sewaktu hujan,hehehehe.
Eniwei, apa yang dilakukan temanku sepertinya jauh lebih penting dibandingkan punya dana kesehatan. Aku baru nyadar nih, apalagi dengan komennya Manda. Ngapain juga punya duit segabang ato dana kesehatan buanyak kalo ntar sakit-sakitan, pasti habislah tu duit buat pengobatan, aih dahhhh....sedihnya pun ya.
Jauh lebih penting daripada itu adalah berinvestasi pada hal-hal yang membuat kita tetap sehat. Nulis ini seperti aku menusuk-nusuk diriku sendiri, karena seringkali aku gak peduli sama investasi yang penting ini. Investasi kesehatan harus dimulai sedini mungkin sebelum terlambat, serem juga denger belom 30 tahun dah kena stroke ,hiks....
Olahraga...
Makan makanan yang sehat (dan biasanya gak enak itu,hahahaha)...
Banyak makan buah dan sayur...
Istirahat secukupnya...
Gak rakus dengan makanan...
Aihhh...selama ini aku gak berinvestasi untuk kesehatanku di masa tua, secara males banget olahraga, makan juga suka seenaknya,hiks.
Aku harus mulai berinvestasi untuk kesehatanku.
Belajar mendisiplin diri lah intinya.
Sepertinya aku harus mencari cara untuk memaksa diriku untuk berinvestasi ini secepatnya.
Kalo nabung aku dah nemu caranya, dengan cara otomatis potong gajiku untuk diinvestasikan,nah kalo untuk investasi kesehatan ini yang masih bingung.
Gimana caranya ya memaksa diri untuk melakukan banyak hal yang akan membuat dagingku menjerit-jerit, hehehe.
Jakarta, 1 November 2013
-Mega Menulis-
Demo Buruh dan Keinginan Tak Berbatas
Mengangalah aku mendengar tuntutan buruh di Jakarta yang katanya sebesar Rp. 3,7 juta. E tolong ya...itu juauh lebih besar dari gaji pokok PNS golongan III a (seperti aku),alamaakkkk....kalah bo gajiku sama buruh, hehehe. Katanya sih sebelumnya Rp.2,2 juta. Alamaaaakkkk (lagi :p) ini ma sama dengan gaji PNS gol III a #tepok jidat.
Ngiri Meg sama buruh?
Iya sih,awalnya ngiri abiez,secara kalo dipikir-pikir jadi gak habis pikir juga, kok bisa gitu ya?
Ini yang salah,gaji mereka yang terlalu besar ato gajiku yang terlalu kecil yah? Hahahahaha.
Aku dah nyicipin di Jakarta beberapa hari,well...di Jakarta semua ada. Dari yang paling murah sampe yang paling mahal ada. Mau makanan murah di warteg ato warung pinggiran ada kok,kalo ke restoran ato mall ma jangan dibilang lagi dah,harganya emang kelewat kejam (paling ngga buatku),kalo makan tiap hari di restoran ato mall si jujur aja aku gak sanggup deh dengan gajiku sekarang. Buruan aja kibarin sapu tangan putih lah aku. Kalo sekali-kali makan di restoran,oke lah...Trus masalah pakaian, booo....Jakarta tu jadi surga sekaligus neraka belanja deh, aku bisa beli baju murah buat dijual lagi di Palangka Raya. Kembali lagi sih,semua harga ada, dari yang super murah sampe yang super mahal. Nah,kalo untuk rumah lah yang jelas-jelas pasti mahal, harga tanah gila-gilaan booo....Tapi kalo buat yang laen,silakan bandingkan dengan kota lain,pastinya di Jakarta harga kebutuhan pokok lebih murah daripada kota lain. Oke,bandingkan lagi harga bensin di tempatku yang eceran dah Rp.8 rb,gilo kan? Belom lagi kalo di pedalaman sana, bisa deh nyampe Rp.10 rb.
Standar hidup di Jakarta lebih mahal Meg? Iya kali ya...
Tapi kalo dicek lagi, apa benar demikian?
Standar hidup ato gaya hidup sih? Kalo gaya hidup yang mahal sih gaji berapa aja gak bakal cukup kaleeee....!!!
Aku juga jadi pengen dunk ngeluhin gajiku, jadi pengen demo juga macam buruh di Jakarta, sapa tau gajiku juga naek, huahahahaha.
Tapi dipikir-pikir lagi, halahhh....ngapaen juga pake acara demo dan berorasi segala kalo yang bikin ngerasa kurang mulu tu gaya hidup yang mahal.
Terkadang kita gak bisa bedain mana keinginan dan mana kebutuhan. Kebutuhan ada batasnya tapi keinginan gak berbatas. Kalo keinginan ma gaji 100 juta sebulan juga kurang.
Kebanyakan orang pengen kaya,ato ngalamin yang namanya kebebasan finansial lah bahasa kerennya. Aku juga lo pengen, bisa membelanjakan uang dan gak mikir cukup apa gak tuh ntar sisanya buat hari-hari ke depan (halahhhh....:p), bisa ngangkut semua buku yang di Gramedia dan toko buku laen, punya anak angkat sebanyak-banyaknya, sekolah lagi, dll. Banyak keinginanku, dan sepertinya jadi kaya adalah solusinya, tapi ayat ini menampar-namparku :
Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku. Amsal 30:8-9
Aku mau menikmati apa yang menjadi bagianku dengan sukacita.
Gak perlu lah mengeluh.
Gak perlu lah demo.
Gak perlu lah merengek-rengek meminta apa yang ditetapkan bukan jadi bagianku.
Aku mau bersyukur kepada Tuhan atas pemberianNya, mencukupkan diri dan mengelola apa yang ada aja.Supaya aku gak melupakan Dia atau mencemarkan namaNya.
Jakarta, 1 November 2013
-Mega Menulis-
Denda Busway dan Standar Ganda
Jadi barusan aku nonton berita di tv tentang wacana untuk membuat peraturan denda busway. Di Jakarta kan jalur busway sering dipakai pengguna jalan lain,baik pengendara motor maupun mobil. Nah, ini dah pasti bikin sarana angkutan ini gak lancar,apalagi kalo dah jam berangkat dan pulang kerja,bukan hal yang mengherankan melihat pengguna jalan selain busway menggunakan jalur busway.
Rencananya denda busway yang dikenakan bagi pengendara motor yang kedapatan menggunakan busway adalah sebesar 500 ribu rupiah,sedangkan pengendara mobil dikenai denda sebesar satu juta rupiah. Jumlah yang besar kan? Karenanya saat beberapa pengendara motor dan mobil ditanyai pendapatnya,mereka menolak! Bisa dipahami lah ya,kemungkinan besar mereka yang menolak adalah pelanggar aturan itu-jalur busway hanya untuk busway.
Sebagai pengguna busway beberapa kali di Jakarta, kupikir aturan ini cukup beralasan bila memang akhirnya disahkan. Booo....gak enak banget lo naek busway pas lagi jam pulang kantor,dah penuhe pol,eh busway ikutan macet gara-gara banyak motor dan mobil yang slonong boy aja di jalur busway.Ckckckck, kesel banget ngeliat mereka yang gak tahu aturan itu.
Pengguna busway jelas bersukacita bila aturan denda busway itu diterapkan, sementara pengendara motor dan mobil yang sering melanggar peraturan berdukacita-sudah pasti.
Seringkali kita menolak suatu aturan bukan karena aturan tersebut tidak baik,tapi lebih karena peraturan tersebut membatasi dan membuat kita tidak nyaman. Peduli amat dengan orang lain, selama peraturan tersebut gak membatasi saya, malahan membuat saya nyaman. Tapi kalau saya merasa terganggu,huaaa....lihat saja nanti!!!
Sebenarnya, aku pernah merasakan menjadi keduanya-aku harus mengakui ini. Berada di busway dan merasa kueseeellllll banget waktu di depan busway ada pengendara motor dan mobil yang slonong boy ke jalur busway. Kemudian aku pernah dibonceng motor oleh seorang kawan dan kami memakai jalur busway, lalu dengan rasa bersalah aku protes pada kawanku yang memboncengku namun mengiyakan aja jawaban temanku "kalo gak gini kapan nyampenya" #sigh.
Rupanya aku mempunyai standar ganda,parahhhhh....!!! Standar itu berubah sewaktu-waktu tergantung mana yang menguntungkan bagiku, gila! Jelek banget kelakuanku. Dan merenungkannya lagi, aku semakin banyak menemukan standar ganda yang telah kuberlakukan di dalam hidupku secara sadar maupun gak sadar.
Melihat seseorang yang membicarakan keburukan orang lain,aku gak suka, aku menilainya banyak mulut. Padahal,aku juga sering melakukannya dan berdalih,"Bukan ngomongin ya,tapi gimana ya,tapi dia emang gitu sih kelakuannya". BOTE bangeeetttt.
Di lain waktu aku terkadang berucap dalam hati,"Pengeluh..." sewaktu mendengar seorang kawan yang mengeluuuuhhhhh melulu, sementara aku melakukan hal yang sama kepada orang lain ato ngeluh di blog,huaaaa....sami mawon dong daku!!!
Sama seperti aku membeli banyak buku dan beralasan,"Kan aku jarang beli buku, makanya wajarlah aku sekali beli langsung banyak",sementara di lain waktu aku berkomentar keras (dalam hati) tentang kawanku yang membelanjakan uangnya untuk beli buku dalam jumlah banyak.
Aneh kan bagaimana perbuatan yang sama jadi berbeda nilainya waktu aku yang melakukann dan orang lain yang melakukan.Bener-bener deh,nampaknya aku punya semangat menghakimi orang lain yang besar. Yang diimbangi dengan kemampuan mencari alasan yang bagus untuk membenarkan perilakuku. Justification level atas nih :'(
Saat menyadari hal-hal tersebut aku sedang membaca perikop Alkitab yang berbicara tentang menghakimi:
Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Matius 7:1-5
Aku orang munafik. Makanya bisa punya standar ganda gitu. Aku gak jujur dengan apa yang aku lakukan,padahal aku menuntut orang lain memenuhi standar tertentu yang gak bisa aku lakukan.
Mengerikan!!!
Aku orang munafik yang juga berarti aku gak berintegritas.
Hiks,sedih banget menyadari hal ini. Tapi lebih menyedihkan kalau aku gak berubah dan hidup dengan standar ganda seperti itu.Aku tidak hidup dalam kebenaran. Bener-bener deh, aku harus bertobat. Harusnya aku hidup hanya dengan satu standar kebenaran. Dan berhenti menghakimi orang lain. Aku gak boleh jadi bunglon yang merubah warnanya sesuai lingkungannya.
Karena bagaimana Allah dimuliakan kalau aku jadi orang munafik?
Jakarta, 1 November 2013
-Mega Menulis-
Karakter di Dunia Kerja
Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...
-
“Kerjakan apa yang menjadi bagianmu, dan Allah akan mengerjakan apa yang menjadi bagianNya.” Siapa yang pernah mendengar kalimat itu??...
-
GOOD RIDDANCE Tahu artinya gak? Ato...Pernah dengar gak kalimat demikian? Iyeee...itu bahasa Inggris, kalo dicari di kamus artinya...
-
“Mosok aku sih yang ngerjain kayak gitu.”, pikirku. Aku melihat setumpuk surat di atas meja kawanku dengan rasa malas. Sudah menjadi t...