Beberapa hari ini aku merasa benci kepada seseorang, aku membenci perbuatannya padaku. Aku mengharapkan hal yang buruk terjadi padanya. Aku berdoa agar dia menerima balasan atas kejahatannya. Sambil menenangkan diri kalau pembalasan itu haknya Tuhan, kalau Tuhan gak tidur. Lagipula,bukankah kita akan menuai apa yang kita tabur? Jadi, aku berdoa tuaiannya berlipat-lipat seratus kali.
Saat aku ceritakan kepada seorang temanku dengan bijaknya dia menasihatiku demikian. Jangan gitu Meg. Seharusnya kamu mendoakan yang terbaik buat dia, supaya dia segera bertobat. Supaya dia tidak mengulangi apa yang dibuatnya ke kamu.
Aku agak malu.
Yang menasihatiku bukanlah seseorang yang mengenal Kristus.
Keterlaluan!!!
Aku belum mengasihi rupanya.
Aku belum bisa melepaskan pengampunan.
Padahal kasih kan harusnya memaafkan, ya kan?
Aku merasa gagal sebagai pengikut Kristus.
Secara, untuk orang ini, aku merasa sulit mengasihinya. Jika aku boleh punya sebuah daftar. Daftar yang berjudul Orang-Orang yang Sulit Kukasihi,aku akan memasukkan namanya di dalam daftar. Serius. Segitu bencinya aku padanya.
Yang menasihatiku bukanlah seseorang yang mengenal Kristus.
Keterlaluan!!!
Aku belum mengasihi rupanya.
Aku belum bisa melepaskan pengampunan.
Padahal kasih kan harusnya memaafkan, ya kan?
Aku merasa gagal sebagai pengikut Kristus.
Secara, untuk orang ini, aku merasa sulit mengasihinya. Jika aku boleh punya sebuah daftar. Daftar yang berjudul Orang-Orang yang Sulit Kukasihi,aku akan memasukkan namanya di dalam daftar. Serius. Segitu bencinya aku padanya.
BABE di sorga tidak menginginkan aku dipenuhi kebencian kepada orang lain, aku tahu. Dan mengetahui hal ini membuatku semakin terintimidasi, karena aku berdoa seperti seseorang yang tidak mengenal kasih. Alangkah indahnya jika aku bisa berkata-kata dalam doaku seperti apa yang dikatakan temanku, mendoakan yang terbaik bagi dia yang kubenci dan mengharapkan dia bertobat. Fiuhhh....It's hard.
Aku salah dunk Tuhan sewaktu berdoa yang buruk bagi ORANG ITU?
Dan aku diingatkan lagi sama Tuhan bahwa berdoa adalah berkomunikasi, berbicara dari hati ke hati, membangun keintiman dengan BAPAku yang di sorga. Tuhan bukannya gak tahu apa yang aku lakukan dan rasakan sampai-sampai Dia ingin aku selalu berdoa aka berbicara dengannya tentang semua yang terjadi dalam hidupku. He knows me. Gak ada yang Dia gak tahu.
Tapi, kalo kita mau jujur, bukankah kita merasakan kedekatan saat kita dapat dengan bebas mencurahkan isi hati kita kepada dia yang bersedia mendengarnya?
So, ngapain di mulut berdoa ngomong baik-baik sama Tuhan sementara hati kita menyimpan dalam-dalam perasaan kita?
Ngapain?!!
Tuhan tahu apa yang ada di hati kita, pikiran kita, gak ada yang tersembunyi di hadapanNya.
Kasih tahu aja semua sama Tuhan, toh Dia dah tahu kok sebenarnya.
So, ngapain di mulut berdoa ngomong baik-baik sama Tuhan sementara hati kita menyimpan dalam-dalam perasaan kita?
Ngapain?!!
Tuhan tahu apa yang ada di hati kita, pikiran kita, gak ada yang tersembunyi di hadapanNya.
Kasih tahu aja semua sama Tuhan, toh Dia dah tahu kok sebenarnya.
Aku berbicara kepada Dia yang mengenalku, yang medengar isi hatiku yang gak terucap. Dia gak mau aku datang dengan bermanis mulut sementara hatiku pahit. Dia mau aku datang apa adanya sebagaimana aku sebenarnya. Karena bagaimana aku bisa diubahkan olehNya kalo aku datang dengan kepalsuan?
Aku masih membenci orang itu.Tuhan tahu.Dan aku gak akan pura-pura kalau aku telah mengampuninya. Aku pun belum mau mengampuninya. Sayangnya (atau aku harus bilang puji Tuhan ;-) ), aku diingatkan kalau sebenarnya aku juga termasuk golongan orang yang sulit dikasihi. Tapi Tuhan Yesus mati buatku. Emang sulit mengasihi manusia saat kita tahu sisi-sisi buruknya, sungguh hanya anugerah Tuhan yang memampukan kita untuk mengasihi, dan kasih bukan sekedar perasaan tapi keputusan. Aku harus memutuskan untuk mengampuni, berhenti mengingat-ingat dan memperkatakan keburukan orang yang aku benci. Sulit. Tolong aku Tuhan....
Kasongan,21 November 2013
-Mega Menulis-
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment