Thursday, November 28, 2013

Kristus Sebagai Pusat


Salah satu pengajaran yang aku terima di Kelas Kambium yang aku ingat sampai sekarang dan mengubah bagaimana aku hidup adalah Kristus Sebagai Pusat. Ayat hapalannya  ini:
Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. 2 Korintus 5:15

Mengenai bahasan ini, sebuah film lawas berjudul Saving Private Ryan, memberikan gambaran yang mengena sekali. Singkat cerita, ada sebuah tim yang memiliki misi khusus menyelamatkan seorang tentara muda bernama Ryan yang sedang berperang. Saudara-saudara Ryan diketahui telah gugur di medan perang, sehingga orang tuanya sedih sekali sehingga memohon agar anak satu-satunya yang tersisa dipulangkan. Jika sempat tontonlah film ini, bagus banget d^^b. Ryan membawa anak cucunya ke makam penyelamatnya dan berkata (kurang lebih seperti ini), “Kau lihat, aku tidak menyia-nyiakan hidup yang telah kau berikan.”. Si Ryan berhasil diselamatkan namun tim yang bertugas membawanya pulang gugur di medan perang. Sedih ya…


Ingat gak sih ilustrasi coklat yang aku pernah sharekan?
Saat kita menerima Kristus, kita menerima keselamatan. Tapi gak cukup sampai di situ. Karena hidup yang kita miliki adalah pemberianNya, kita hidup bukan lagi untuk diri kita sendiri.  Kristus telah telah mati bagi kita, tapi tidak selesai sampai di situ. Dia mati supaya kita hidup untuk diriNya. Hidup kita adalah bagiNya.
Diselamatkan DARI sangat berbeda dengan diselamatkan UNTUK. Keselamatan bukan hanya agar kita terhindar DARI hukuman kekal, melainkan agar kita hidup UNTUK memancarkan kemuliaan-Nya. Bob Sjogren dan Gerald Robinson.

Hidup bagi Kristus berarti menempatkan Kristus sebagai pusat kehidupan kita.
Bagaimana caranya?
Secara singkat, di KAMBIUM dijelaskan maksudnya adalah menempatkan Kristus sebagai  TUHAN, TELADAN, dan TUJUAN atas seluruh hidup kita.

1. Menempatkan Kristus sebagai TUHAN atas seluruh hidup kita (Roma 12:1)
Segala sesuatu yang kita lakukan untuk Tuhanlah yang menjadikan kehidupan kita rohani. Bukan aktivitasnya, tetapi motivasi kita. Bagaimana kita bekerja, bermain, bergaul? Sudahkah kita melakukan kehendakNya? Jika  Ia benar-benar menjadi TUHAN dalam hidup kita, seharusnya segala sesuatu yang kita lakukan hanyalah kehendakNya, Dia Tuhan loooo….

"Tuhan tidak tertarik pada bagaimana anda berdoa, bergereja, atau membaca Alkitab. Tuhan tertarik pada hidup anda." John Ortberg
Sebelum melakukan sesuatu, kita perlu menanyakan pertanyaan penting ini:
Apakah ini sesuai KEHENDAK Kristus?


2. Menempatkan Kristus sebagai TELADAN atas seluruh hidup kita (Roma 8:28-29)
Allah ingin kita menjadi serupa dengan gambaran anakNya, lewat segala sesuatu yang kita alami. Melalui pilihan-pilihan yang kita ambil, Dia ingin membentuk kita menjadi serupa dengan Kristus.

"Tuhan mengasihi kita apa adanya, tetapi Dia tidak akan membiarkan kita sedanya. Dia akan mengubah kita menjadi seperti Kristus" Max Lucado, Just Like Jesus
Sebelum melakukan sesuatu, kita perlu menanyakan pertanyaan penting ini:
Apakah ini membuatku makin SERUPA dengan Kristus?


3. Menempatkan Kristus sebagai TUJUAN atas seluruh hidup kita (Matius 22:37-40)
Jika kita mengasihiNya dengan segenap dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi. Yang menjadi keinginan kita adalah menyatakan kasihNya dan memuliakan Dia setiap waktu.

Sebelum melakukan sesuatu, kita perlu menanyakan pertanyaan penting ini:
Apakah ini MENGASIHI dan MEMULIAKAN Kristus?

Kiranya tiga pertanyaan ini dapat menolong kita menjadikan Kristus sebagai pusat hidup kita:
Apakah ini sesuai KEHENDAK Kristus?
Apakah ini membuatku makin SERUPA dengan Kristus?
Apakah ini MENGASIHI dan MEMULIAKAN Kristus?
Jika hal yang kita lakukan tidak lolos dari pertanyaan ini dan mendapatkan jawaban “YA”, mungkin kita tidak perlu melakukannya ^^.

Kasongan, 28 November 2013
-Mega Menulis-


No comments: