Friday, November 22, 2013

Untuk Penggosip

Baru hari kelima dalam rangkaian #30harimenulissurat, dan aku menuliskan surat ini untukku dan penggosip lain yang berada di luar sana.

Hai penggosip....
Apa kabar? Sudah puas bergosip? Aku belum looo. Hahahaha. Kamu bingung kan kenapa aku menuliskan surat ini? Sebenarnya, pagi ini aku membaca sebuah buku dan menyadari kalau aku juga sama sepertimu. Sama-sama suka bergosip #sigh. Aku malu mengakui ini, tapi aku ternyata sering melakukan dosa ini akhir-akhir ini, bergosip. Baru sadar setelah membaca buku,parah ya? Gak papa lah ya, daripada gak sadar-sadar.
Ada bagian yang menamparku di buku berjudul The Discipline of Grace tulisan Jerry Bridges. Dia menuliskan ini:
Erat hubungannya dengan ucapan menghakimi adalah bergosip-kebiasaan menceritakan dan menuturkan dosa dan keburukan orang lain tanpa habis-habisnya (Aku membungkusnya dengan kata yang manis sekali 'sharing',huhuhuhu, memalukan). Sepertinya kita mendapatkan kegembiraan yang tidak normal sewaktu menyampaikan kabar buruk tentang orang lain (Bener dah, aku merasa lega kalo udah 'sharing' ini ke beberapa orang, kupikir ini karena sifat wanita yang butuh bercerita supaya lega, tapi rupanya ini sifat dosa, yang seperti gatal, perlu digaruk terus supaya terasa enak, padahal lama-kelamaan akan membuat luka).
Penggosip, sepertinya kita menemukan penggosip (atau mantan penggosip) lain nih...;-) Jerry Bridges meminta Roh Kudus menunjukkan dosa-dosa sopan yang telah dilakukannya (maksudnya ialah dosa-dosa orang baik,yang kita lakukan secara tetap tanpa menyadari itu dosa).Dan sebuah dosa yang pertama muncul dalam pikirannya adalah kecenderungan menghakimi sesama dan membicarakan mereka dengan sikap mengkritik di depan orang lain.
Penggosip, entah kamu menyadarinya atau tidak, tapi ternyata membicarakan keburukan orang lain  dipandang sebagai dosa juga loo...!!! Aku pun gak suka mengakui ini, aku telah telah melakukan banyak dosa ini.  Sempat aku berpikir, ah..yang aku ceritakan kan benar, kalau begitu aku gak bergosip kan? Kan? Aku cuma share kok #masingelesternyata.
Gak ah. Aku gak mau ngeles lagi. Aku mau berhenti bergosip. Walaupun ini sepertinya membuatku akan lebih banyak diam. Seperti tidak ada hal lain untuk diceritakan ya? Alamaaakkkk....Mengerikan sekali ya? Emangnya isi perkataanku sehari-hari cuma gosip? #tepokjidat. Ini bener-bener dosa yang harus dihentikan. Aku penggosip level atas rupanya, fiuhhh....
Ini Firman Tuhan yang juga menamparku:
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu,tetapi pakailah perkataan yang baikuntuk membangun di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh anugerah. Efesus 4:29
Sepertinya kata kotor ini termasuk juga ucapan-ucapan yang menhancurkan orang lain, entah dikatakan langsung ke orang itu, atau kepada orang lain :p Sebenarnya, kita sama sekali gak perlu mengatakan sesuatu tentang seseorang kalau kita tidak mau hal itu didengar orang tersebut, kata Jerry Bridges. Bahkan kalau kita mengkritik pun haruslah kritik yang membangun, supaya yang mendengarnya beroleh anugerah. Bukan semata-mata keluar dari sikap tidak sabar atau marah, dan jangan pula merendahkan orang lain.
Pengosip, yuk kita berhenti bergosip!!! :-) Aku cari teman nih, hehehehe. Beneran nih, yuk kita berhenti melakukan dosa sopan ini, karena dosa tetap dosa, dan ini sungguh mendukakan Tuhan. Aku tidak tahu dengan kamu, tapi aku benar-benar mau berhenti melakukannya. Sekalipun susah. Aku mau coba stop membicarakan keburukan orang lain, bahkan walaupun itu benar (apalagi kalau aku gak tahu pasti benar atau ngga).
Dan inilah doaku mulai hari ini untukku dan untukmu:
Awasilah mulut kami ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibir kami!Amin. bdk Mazmur 141:3
Semoga di surat berikutnya, kirta sudah berhenti menjadi penggosip ya....#wink2. Tuhan Yesus memberkatimu penggosip.
Love,
Mega
Kasongan, 22 November 2013
-Mega Menulis

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...