Friday, February 26, 2021
Lukas 15, Amsal 9
Lukas 14
Lukas 13
Lukas 12, Amsal 8
Lukas 10, Amsal 8
Yohanes 10, Amsal 8
Thursday, February 25, 2021
Yohanes 9, Amsal 8
Yohanes 8, Amsal 8
Yohanes 7
Matius 18, Amsal 7
Markus 9, Amsal 7
Matius 17, Amsal 7
Markus 8, Amsal 7
Jalan Kaki Bareng LIKE (Day 10-16)
Monday, February 22, 2021
Matius 6, Amsal 7
Markus 7, Amsal 7
Matius 15, Amsal 6
Yohanes 9, Amsal 6
Tuesday, February 16, 2021
Lukas 9, Amsal 6
Markus 6, Amsal 6
Matius 14, Amsal 6
Jalan Kaki Bareng LIKE (Day 4-9)
#Day4
Hari
ini aku bangun terlambat, akibatnya tentu saja anak-anak terlambat bangun juga.
Salahku sih, malam tadi nonton anime sama adekku. Anak-anak belum bangun, harus
siapkan minumnya, ganti popok Sofia, suruh Sara buang air kecil dulu. Halah,
jadi tambah males bergerak. Kalau gini boro-boro mau 10.000 langkah, bisa jalan
aja syukur. Banyak alasan untuk gak jalan kaki. Aku berpikir, alasan apa yang
bisa membuatku tetap berjalan pagi ini ya? Ceritanya mau memotivasi diri nih.
Lalu aku teringat kursus online Manajemen Waktu (Dr. Christian Fredy) yang aku
ikuti, ada perkataan ini : Motivasi adalah sebuah kondisi hati. It's based on
happenings/events. Jadi kita perlu merancang sistem dalam hidup di mana sistem
tersebut memaksa kita untuk disiplin. Jangan tunggu motivasi datang tapi mulai
lakukan sesuai dengan sistem yang telah kita rancang. Motivasi bukan suatu
permulaan tapi justru karena kita mulai melakukan, motivasi akan muncul.
Yang terpenting
adalah memulai, melakukan, dan bergerak. Lalu aku bangunkan anak-anak,
mempersiapkan mereka dan mulai berjalan, gak bisa lama karena aku harus ke
kantor. Di jalan, aku suruh anak-anak jalan di trotoar, aku jalan di jalur
sepeda. Aku bisa berjalan lebih cepat dari mereka lalu aku berbalik lagi,
terkadang aku menemani Sofia dan membiarkan Sara berjalan lebih dulu. Terkadang
aku berjalan ke belakang dan membiarkan mereka lebih dahulu. Mana Sofia pakai
acara ngumpulin daun gugur pula, kesel kan ya, bikin tambah lambat, tapi begitu
dia bilang : "Sampahnya dibuang Mamah", mendadak bangga dong, rupanya
dia ingat didikan bapaknya. Well, berhubung waktu lebih sedikit dari
sebelumnya, ga ada progress dari hari sebelumnya. Ya sudahlah, tak apa, yang
penting hari ini kami tetap berjalan. Semoga sore nanti aku bisa jalan lagi.
Apapun keadaan saat bangun pagi ini, aku belajar, yang penting adalah memulai
dan bergerak. Semangattt!!!
#Day5
Menebus dosa bangun telat kemarin, hari ini aku
bangun lebih pagi dong. Bocah-bocah aku bawa ke TK, mereka main sesukanya dan
aku jalan bolak-balik di TK itu. Hampir 10.000 langkah, aku terharu. Nampaknya kalau aku mau dapat 10.000 langkah tiap hari harus bangun
lebih pagi dan jalan sendiri. Bersyukur sih, bocah-bocah belum bosan main di
TK, jadi aku bisa jalan sendiri tanpa terganggu. Dipikir-pikir, kalau mereka
harus menyesuaikan langkahku ya kasihan mereka. Aku bangga dengan diriku
sendiri buat pencapaian hari ini. Terima kasih diriku, sudah konsisten sampai
hari kelima, good job Meg! *tepuk pundak sendiri*
#Day6
Senangnya libur, jadi bisa jalan
lebih lama tanpa dikejar jam berangkat ngantor. Dan akhirnya tercapai 10.000
langkah hari ini. Yay!
Etapiii 10.000 langkah dirayakan
dengan bubur ayam. Jadi itu kalorinya bukan ngilang malah nambah Gak mau rugi! Aku
ma gitu orangnya
#Day7
Sekali-kali merasakan kondisi
ideal (versiku), pagi buta sebelum bocah bangun aku jalan sendiri dong. Gak
lupa berpesan ke adekku, kalau bocah bangun supaya kasih tahu. Jam 5an di-wa
adekku, bocah-bocah sudah bangun. Aku panik, dari berjalan buru-buru berlari.
Jatuh deh Untung cuma lecet
sedikit di tangan, jadi gak turun banyaklah harga pasaran #eh Sesampainya di
rumah aku cek ternyata dapat 8000an langkah lo.Yay! Lanjut jalan-jalan sama
bocah-bocah ke TK. Berhubung sudah berjalan jauh, kali ini aku fokus sama
bocah. Berjalan (lambat) menggandeng tangan mereka, ikut main di TK, main
ayunan, jungkitan, seluncuran. Mereka puas main, kami pulang, sampai di rumah,
taraaaa.... Sudah 12.000an langkah aja. Yay! Lumayan gempor betis, tapi hepi.
Berjalan sendiri itu asyiknya adalah aku gak perlu menyamakan langkah dengan orang lain, bisa memilih rute sesukaku. Lagipula aku gak perlu merasa bersalah saat berjalan berdiam diri atau malahan mengoceh sendiri. Kalau sama bocah, waktu aku berjalan di depan mereka terkadang tatapan mereka seperti kesal karena aku tidak berjalan bersama-sama mereka. Waktu di TK aku berjalan sendiri dan confess ayat dengan lantang, bocah-bocah memandangiku dengan tatapan, "Ngapain sih Mamaku ini, kok gak main sama aku". O, iya Sofia sempat berucap gak mau ke TK lagi. Usut punya usut rupanya dia pengen main sama mamanya. Maklum Nak, mama dikejar target. Hari ini setelah aku mindful main bareng mereka (gak pakai mondar-mandir di TK), pulangnya aku tanya, "Kalian capek?".
Jawaban mereka "Kakak/dedek
senang".
Aku still ngotot tanya lagi, "Tapi
capek gak?".
"Senang Mamah".
Err... Rupanya kalau senang gak
capek ya Nak. Oke Sip.
Niat bangun subuh, eh bungsuku malah bangun jam 4 minta makan. Setelah dia makan eh hujan. Ya sudahlah pikirku, ntar sore aja lagi jalan,semoga gak hujan. Kalau hujan ya sudahlah, mungkin dah takdir hari ini skip jalan (cieee... bawa-bawa si takdir). Sebenarnya bocah minta jalan melulu tapi kan hujan, masa sih dipaksain. Pas jam 9an hujan reda, Sara dan Sofia ngajak ke TK lagi. Hah? Jalan jam segini? Gak salah ni? Tapi aku lihat cuaca mendung, lumayanlah buat jalan. Gak panas ini. Ya sudah lah, hayuk aja! Akhirnya Emak yang sempat mager jadi semangat dong. Berangkatlah kami.
Dari rumah Mamaku ke TK paling
gak dapat 2000an langkah. Jadi kalau mau dapat 10.000 langkah, di TK aku harus
berjalan 6000an langkah, pulangnya pasti tembus 10.000 langkah. Udah lumayan
siang, gak usah 10.000 langkah pun gak papa lah, hibur hatiku, yang penting
jangan berhenti melangkah (tsahhh....). Di TK bocah-bocah asyik main, lalu aku
tanya, mama boleh jalan ngga.Sara bilang boleh, Sofia nggak. Lalu aku bujuk,
habis jalan nanti main ayunan sama-sama. Berhasil! Sofia bilang boleh.
Berjalanlah aku, sambil sesekali mendatangi mereka bermain. Ternyata saat sudah
mulai berjalan motivasi itu muncul, 3000,4000, 5000, ah tanggung...Jalan
lagi.Dan yes, tinggal 2000 langkah lagi. Aku berhenti dan fokus bermain bersama
bocah. Kami pulang dan tercapailah 10.000 langkah.
Bersyukur teman-teman kecil seperjalananku ini gak punya patokan jalan mesti pagi atau sore, jadi aku juga ikutan mereka. Gak melihat jam sebagai penghalang. Ini asyiknya berjalan bersama orang lain, saat yang satu mulai mencari alasan untuk gak berjalan, eh yang lain tetap mau berjalan dan memotivasi yang lain. Pada akhirnya aku senang memilih tetap berjalan hari ini.
#Day9
Pernah perhatikan gak teman-teman? Kilometer kita berjalan
dan jumlah langkah kaki setiap orang berbeda hasilnya. Suatu kali, seorang
teman mengeluh 5 km sudah ditempuhnya, tetapi di aplikasinya baru tercatat 3700 langkah. Sementara di hari yang sama aku melangkah 10.400 langkah eh mencapai jarak hanya 7 km. Seketika membaca keluhannya aku bersyukur punya badan kuntet (tinggi cuma 148 cm) dan target harian kita pakai ukuran LANGKAH. Menang banyaklah si kuntet ini. Coba kalau targetnya pakai km, menangis darahlah awak. Harus berapa puluh ribu langkah yang kutempuh? Oke, aku lebay. Semangat teman-teman! Seberapa pun langkahmu, tetaplah melangkah. Saat ini yang aku syukuri adalah konsistensi melangkah sampai hari ke-9, semoga ini menjadi 'morning routine' keluarga kami dan bukan cuma semusim.
Karakter di Dunia Kerja
Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...
-
“Kerjakan apa yang menjadi bagianmu, dan Allah akan mengerjakan apa yang menjadi bagianNya.” Siapa yang pernah mendengar kalimat itu??...
-
GOOD RIDDANCE Tahu artinya gak? Ato...Pernah dengar gak kalimat demikian? Iyeee...itu bahasa Inggris, kalo dicari di kamus artinya...
-
“Mosok aku sih yang ngerjain kayak gitu.”, pikirku. Aku melihat setumpuk surat di atas meja kawanku dengan rasa malas. Sudah menjadi t...