Ngebaca blognya Kak Shinta yang judulnya Why Get Married ,aku jadi diingatkan lagi tentang gimana punya motivasi yang bnar dalam membangun pernikahan seperti yang Tuhan mau. Yang aku dapat dari blognya ka Sinta, bner-bner deh, pernikahan bukan hanya tentang 2 orang yang saling mencintai bersatu, ato gimana pria dan wanita membangun keluarga yang bahagia. Pernikahan adalah tentang TUHAN, bagaimana pria dan wanita yang emang beda, belajar bersama untuk saling dukung dan memuliakan Tuhan lewat pernikahan mereka. Kata kak Shinta, lewat merit, Tuhan mau supaya kita dan orang lain melihat Tuhan.
Hmm....jadi teringat SMS yang dikirimkan buatku oleh seseorang bertahun-tahun yang lalu, aku lupa sapa, tapi sudah beberapa kali aku ganti HP, SMS itu masih ada, rupanya selalu aku kirimkan ke HPku yang baru. Kebiasaan, kalo dapat SMS dengan kata-kata yang keren ato dari orang yang deket sama aku, pasti kusimpan, hehehehe.
SMS itu berisi beberapa pertanyaan yang perlu aku tanyakan dan jawab sendiri sebelom aku berpacaran dengan seseorang. Awalnya, waktu aku membaca itu aku heran, masa sih baru mau pacaran aja dah harus mikirin hal seberat itu. Kebayang ga sih, seblom mutusin pacaran dengan seseorang aku harus cari tau:
- Apakah aku sudah siap dipimpin secara rohani dan melakukan yang terbaik bagi kekasihku nanti?
- Apa karakterku sudah teruji dan apakah aku dan calon kekasihku ini bertumbuh secara rohani?
- Bagaimana keterlibatan kami (aku dan calon kekasih) dalam gereja? Talenta dan karunia rohani apa yang kami miliki?
- Apa pendapat orang-orang yang memiliki otoritas atasku? (mis:orang tua, pemimpin rohani, dll)
- Apa motifku berpacaran? Untuk menhormati dan memuliakan Tuhan ato motif lain?
Fiuuuhhhh...ribet banget ya kayaknya, tapi kalo kita bner-bner mau punya hubungan yang memuliakan Tuhan sejak berpacaran, pertanyaan-pertanyaan itu emang perlu kita cari tau jawabannya. Dan seiring perjalananku dalam hubungan (yang berkali-kali mengecewakan), aku dapati: YA, aku perlu banyak berdoa dan mengecek beberapa hal di atas sebelum memutuskan berpacaran dengan seseorang. Dan, kalo boleh aku sarankan, pertanyaan paling akhir di atas seharusnya ditanyakan PERTAMA KALI waktu kita hendak memutuskan mau berpacaran dengan seseorang.
APA MOTIFKU BERPACARAN? UNTUK MENGHORMATI DAN MEMULIAKAN TUHAN ATO MOTIF LAIN?
ASLI, kalo aku bner-bner mau menanyakan pertanyaan itu di awal aku mau berpacaran, kemudian menjawabnya dengan jujur, ternyata eh ternyata.....SELALU aku punya motivasi yang salah dalam beberapa kali aku berpacaran, aku berpacaran bukan untuk memuliakan TUHAN! Aku malu mengakuinya, tapi memang itu kenyataannya, hiks :’( Tau banget teorinya, tau gimana yang bner, tapi begitu bertemu orang yang aku sukai, dan kami mulai dekat, semua terlupakan, Tuhan jadi nomor sekian deh, aku dah buta karena perasaanku, dasar cewe, bgitu perasaan dah maen, yang lain lewaaatttt.... ^^’
SEJUJURNYA, ternyata alasanku berpacaran (persis sama kayak alasan yang dikemukakan kak Shinta kenapa orang menikah):
- Pengen ngerasain piye pacaran(ABG banget seh alasanku ini, iyo lahhhh...pacaran pertama ma ini alasannya)
- Sudah ketemu orang yang cocok dan saling cinta, so..pacaran aja, apalagi yang ditunggu, ya to?
- Pengen diperhatiin dan disayang seorang pria (cckk...cckkk....haus pelhatian dan tatih tayang ya Meg?)
- Capek menunggu (alasan yang aneh ya, tapi aku pernah berpacaran dengan alasan seperti ini, sedari awal memang berasa ada hal-hal yang ga cocok dan ga sreg banget, tapi aku berkompromi luar biasa karena aku pikir hal ini masi bisa diatasi, aku ga sabar menunggu pria yang bner-bner dari Tuhan)
- Gak pengen merasa alone, jadi ngerasa perlu seorang pria menemaniku (gubraakkkksss)
- Ingin merit kayak teman-temanku yang udah merit (secara, jaman sekarang ma orang pacaran dulu kan baru merit?hehehehe) alias NGIRI
Alasan-alasan yang bodoh dan ga masuk akal ya? Sedesperate inilah aku dulu, emang sih ga terkatakan, dan terlalu menyakitkan untuk diakui sekarang. Tapi waktu aku mikir dan jawab dengan jujur, ya inilah ternyata motivasiku.
See? Gak ada unsur menghormati ato memuliakan Tuhan sama sekali! Dan, di akhir hubungan aku kecewa, aku tersakiti. Salah siapa coba? Orang lain? Bukan! Aku bukan menyalahkan orang lain (alias mantan kekasihku). Ini kesalahanku. Aku melakukan kesalahan yang besar dari awal, aku tidak memulainya dengan benar. Motivasiku salah! Dan aku bertekad untuk belajar dari kesalahanku. Kalau suatu hari Tuhan izinkan aku untuk berpacaran ato bahkan menikah, aku harus memiliki motivasi yang benar.
AKU INGIN MEMULIAKAN TUHAN DALAM HUBUNGANKU DENGAN ORANG LAIN
Bersyukur dan berterima kasih diberi kesempatan mengenal dan belajar banyak dari wanita-wanita menikah yang luar biasa dan banyak berbagi lewat tulisan-tulisannya seperti Kak Grace, Kak Lia dan Kak Shinta, mereka wanita Allah yang luar biasa. Hoping and praying so hard bisa memuliakan Allah secara maksimal dalam segala kesempatan yang Tuhan kasih, single atopun merit. Amin.
Palangkaraya, 10 April 2011
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment