Sunday, April 3, 2011

Teologi Kucing dan Anjing (Bab 7):Kehidupan Seharusnya Adil

Ini nih kelanjutan review buku Teologi Kucing dan Anjing, kita dah nyampe di Bab 7 yang ngebahas tentang keadilan. Kucing beranggapan kehidupan seharusnya adil, benarkah demikian? O,iya bagi yang bingung dengan sebutan ‘Kucing’ dan ‘Anjing’ yang aku gunakan, silakan membaca review bab-bab sebelumnya ^^
So,kita lanjutkan ya....

Kalau kepadamu ditanyakan: Apakah Allah ‘adil’?
Apakah jawabmu?
Hmm...di bab ini kita akan mempelajari tiga kasus yang melibatkan tokoh-tokoh Alkitab yang dalam hidupnya mengalami berbagai cara yang berbeda dalam mengungkapkan kemuliaan Allah.
  1. Yabes
Kisahnya ada di 1 Tawarikh 4:10 (aku merekomendasikan buku berjudul DOA YABES untuk lebih mendalami kisah ini ^^), ayat tersebut berbunyi:
“Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa  aku!”
Doa Yabes sepertinya contoh “KUCING BANGET” kan? Tapi ternyata Allah mengabulkan doa tersebut. WOW.....!!! Kami tidak pernah mengatakan “Allah tidak mau memberkati anda.”, tetapi yang kami ingin soroti adalah sikap yang memusatkan perhatian pada ide kalo Allah hidup untuk kita dan memberkati kita seolah-olah itu prioritas yang lebih tinggi daripada memancarkan kemuliaan-Nya sendiri.

  1. Anak Perempuan (disebut demikian karena di Alkitab tidak dicantumkan namanya)
Kisahnya ada di II Raja-Raja 5. Bayangkan situasinya, Anak Perempuan Yahudi ini dibawa sebagai tawanan perang ke negeri asing, ia dijadikan budak, nyonyanya adalah istri Naaman, orang kedua yang berkuasa dalam tentara musuh. Naaman orang yang bertanggung jawab terhadap segala malapetaka yang menimpanya ini tiba-tiba menderita penyakit kusta, lalu anak perempuan ini berbicara kepada nyonyanya tentang seorang nabi yang bisa menyembuhkan. Singkat cerita, Naaman pergi menemui nabi itu dan sembuh, dia berkata, “Sekarang aku tahu bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel.”
Orang Kafir ini bersaksi tentang Allah Israel karena seorang anak perempuan yang mengenal  pengampunan dan memiliki hati untuk memuliakan Allah!

  1. Stefanus
Kehidupan Stefanus ada dalam Kisah Para Rasul pasal 6 dan 7. Kebanyakan dari kita tahu ceritanya bukan? Bagaimana Stefanus yang penuh dengan karunia dan kuasa ini dirajam sampai mati oleh Makhkamah Agama.

Kita sudah melihat tiga kehidupan, yang satu (Yabes) nampaknya diberkati penuh, yang lain harus melewati pengalaman hidup bagaikan neraka untuk menyentuh kehidupan seorang yang kafir (anak perempuan), dan yang satu lagi penuh karunia dan kuasa tapi dirajam sampai mati (stefanus).

So, terhadap kehidupan siapakah Allah adil?
Walaupun pertanyaan itu dapat diterima oleh kebanyakan orang, pertanyaan itu sebenarnya salah. Hidup tidak dirancang untuk ‘adil’ menurut ukuran manusia. Darimana kita memperoleh gagasan seperti itu?

Hidup dirancang supaya menjadi serangkaian peristiwa untuk mengungkapkan kemuliaan Allah yang membawa kita dan orang-orang lain untuk kepada kemuliaan Allah.

Paulus menulis,”Jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Kor 10:31)

Ini pertanyaan yang berbeda:
Dari ketiga studi kasus tadi, mana yang membawa mereka atau orang-orang di sekitar mereka pada kemuliaan Allah?

Dengan sendirinya, jawabannya ialah “Ketiganya memuliakan Allah.”

Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dia.

Dunia tanaman menunjukkan kemuliaan-Nya, langit menyatakan kemuliaan-Nya, bunga-bunga menunjukkan kreativitas-Nya, bahkan penderitaan manusia pun dapat menjadi kesempatan untuk menyatakan kemuliaan Allah. Kecelakaan lalu lintas mengarahkan kita pada Allah. Penyakit kanker mengarahkan kita pada Allah. Kematian mengarahkan kita kepada Allah. SEGALA SESUATU mengarahkan kita, atau orang lain, kepada Allah.

Tidak ada sesuatu apa pun yang dapat terjadi dalam kehidupan anjing yang tidak dapat mengarahkannya kepada Allah. Segala dalam kehidupannya mengarahkannya kepada Allah.

Anjing tahu bahwa kehidupan tidak dirancang supaya ‘adil’ menurut manusia. Kehidupan dirancang agar menjadi serangkaian kesempatan untuk memancarkan kemuliaan Allah!

Palangkaraya, 3 April 2011
-Mega Menulis-

No comments: