Sunday, April 3, 2011

Teologi Kucing dan Anjing (Bab 8): Teologi Kelompok Pemenang

Lanjuuuttsss..... Ini nih Bab 8 dari buku Teologi Kucing dan Anjing yang sedang aku tulis eh ketik reviewnya. Silakan dibacaaaa..... ^^

Kalau Allah mempunyai suatu tujuan, mungkinkah tujuan itu menyebabkan kita kehilangan nyawa?
“Tidak mungkin”, Kucing akan berkata demikian.
Kucing selalu menghubungkan kehidupannya dengan “Pemenang”, “Penakluk”, dan “Juara” dalam Alkitab.” Mereka selalu menghubungkan diri dengan tokoh utama di dalam Alkitab, mereka tidak menghubungkan diri dengan tokoh pembantu. Mereka menginginkan dan mengharapkan supaya kehidupan aman, nyaman, mudah, terjamin, dan selalu berada di atas. Mereka percaya itulah yang dikehendaki Allah bagi kita semua.

Anjing mencari pelajaran dari luar lingkaran pemenang.
Apa maksudnya?
Mari kita lihat contoh sederhana!

Pernah mendengar tentang dosa Daud yang menghitung prajuritnya dalam 1 Tawarikh 21? Iblis membujuk Daud untuk menghitung prajuritnya, Tuhan tidak senang dengan itu. Daud menunjuk kepada dirinya sendiri dan dan tidak memberikan kemuliaan kepada Tuhan atas kemenangannya. (Bahkan orang besar seperti Daud kadang dapat menjadi ‘kucing’ dan mendatangkan murka Allah).
Yang terjadi kemudian 70.000 orang tewas. Tuhan sendiri yang bertindak. 1 Tawarikh 21:14 mengatakan,”Jadi Tuhan mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel, maka tewaslah dari orang Israel tujuh puluh ribu orang.”

Apa yang dipelajari Kucing?
“Jangan membanggakan diri karena jumlahmu besar, atau banyaknya jemaat di gerejamu, atau anak sekolah minggu di gerejamu, Tuhan tidak menyukai kesombongan. ”
Itu masih pengajaran kelompok pemenang. Daud masih hidup pada akhir kisah itu.

Apa yang dipelajari Anjing?
“Hidupku mungkin dituntut menjadi korban.” Apakah itu berupa Allah memanggilmu untuk pergi ke kelompok orang tertentu yang belum mengenal Injil atau engkau mati karena dosa orang lain. Gagasan menjadi korban karena tindakan orang lain secara teologis sangat dapat diterima oleh Anjing.

Maukah anda mendengar percakapan yang mungkin terjadi antara anak buah Daud dengan Allah?

Prajurit Daud : Tuhan,mengapa Engkau membawa kami pulang, padahal kami tidak sedang berperang?
Tuhan : Daud berbuat dosa.
Prajurit Daud : Apa? Daud berbuat dosa dan kami dihukum untuk dosanya?
Tuhan : Aku tidak menganggap membawa kalian ke hadirat-Ku sebagai hukuman, tetapi kalau kalian menganggapnya begitu, Aku prihatin. Tetapi ya, itulah yang terjadi.
Prajurit Daud : Maaf Tuhan, Engkau mengagumkan, tetapi mengapa Engkau  tidak  membawa Daud pulang?
Tuhan : Karena Aku mempunyai rencana untuk hidupnya.
Prajurit Daud : Tetapi bagaimana dengan hidup kami?
Tuhan : Oh, Aku juga mempunyai rencana untuk hidupmu.
Prajurit Daud : Apakah rencana itu?
Tuhan : Untuk mati ketika Daud berbuat dosa, dan untuk menjadi pendorong bagi pertobatannya.
Prajurit Daud : Tetapi Tuhan, nampaknya itu tidak adil.
Tuhan : Oh, Aku tidak pernah memerintah kerajaan-Ku berdasarkan ‘keadilan’ menurut pandangan manusia.

Para isteri prajurit yang ditinggal suaminya lebih cepat pulang ke rumah Bapa di surga dapat menyadari bahwa Allah punya tujuan saat suaminya pergi lebih cepat. Secara emosional itu tidak mudah, tetapi hal ini membuat mereka lebih mudah untuk menyembah dan bersyukur kepada Allah. Percakapan yang mungkin terjadi mungkin seperti ini:
Para isteri : Tuhan, mengapa Engkau memanggil suamiku pulang pada usia muda?
Tuhan : Daud berbuat dosa.
Para isteri : Mengapa Engkau tidak memanggil Daud pulang?
Tuhan : Karena aku mempunyai rencana yang lebih besar untuk hidupnya.
Para isteri : Bagaimana dengan hidupku?
Tuhan : Aku juga mempunyai rencana untuk hidupmu.
Para isteri : Apakah rencana itu?
Tuhan : Untuk membesarkan anak-anakmu sebagai seorang janda, mempercayai-Ku sebagai Bapa bagi mereka yang tidak mempunyai ayah, menyandarkan dirimu kepada-Ku untuk segala kebutuhanmu, datang kepada-Ku saat engkau terluka dan membiarkan-Ku menyembuhkanmu. Melalui cara hidupmu, kemuliaan-Ku memancar dengan terangnya melalui engkau.

Allah memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengungkapkan dan merefleksikan kemuliaan-Nya. Maka, terbukalah untuk segala cara yang Dia pilih ^^

Palangkaraya, 3 April 2011
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...