Setelah sekian lama, akhirnya aku lanjutin nulis review lanjutan buku Teologi Kucing dan Anjing (“,) Sekarang aku lanjutin bab 11 nya ya.....^^V O, iya yang blom pernah tau tentang buku ini, silakan baca review bab-bab seblomnya. Coz kalo blom pernah baca, agak bingung tuh kayaknya kok bawa-bawa Kucing dan Anjing dalam pembahasan buku ini ^^’
Bab 11 ini membahas tentang Humanisme Kristen, cekidot:
Humanisme didefinisikan sebagai suatu sistem penikiran atau tindakan yang mengutamakan kepentingan atau cita-cita manusia. Sederhananya, Humanisme menyatakan bahwa alasan untuk segala keberadaan ialah kebahagiaan manusia. Pastikan bahwa kita bahagia.
Humanisme Kristen Liberal
Seorang humanis Kristen liberal akan berkata bahwa Kristus mati untuk menjadikan kita bahagia sekarang, di atas bumi ini. Kebaikan Allah difokuskan pada umat manusia. Allah membuat sesgala sesuatu untuk kita. Saya pergi ke gereja karena saya memiliki kebutuhan yang dapat dipenuhi di sana. Segala sesuatunya tentang saya.
Contoh yang bagus sekali ditunjukkan oleh dua bersaudara yang menjadi teman anak saya yang gemar sekali menonton TV. Ibunya berhati-hati tentang banyaknya waktu yang boleh mereka habiskan di depan televisi dan banyaknya waktu yang harus mereka gunakan untuk membaca Firman Allah, lalu ia membuat kesepakatan dengan anak-anaknya. Mereka boleh menonton TV selama setengah jam kalau sebelum pertunjukan mereka membaca Firman Allah selama setengah jam juga.
Coba terka apa yang terjadi! Mereka mulai membaca Alkitab secara teratur. Mengapa? Karena mereka menginginkan sesuatu. Fokusnya adalah pada apa yang mereka inginkan, bukan pada kenyataan bahwa Allah adalah pribadi yang sangat menyenangkan sehingga kita ingin melewatkan waktu bersama Dia. Itulah sifat kucing yang khas. Mereka memainkan permainan Kristen dengan Allah supaya mereka diberkati! Pada dasarnya, dalam lubuk hati mereka Kucing berkata,”Tuhan saya menjadi orang Kristen karena saya ingin Engkau memberkati saya, maka berkatilah saya. Tuhan, curahkanlah berkatMu!”
Memang patut diakui, tidak banyak Humanis Kristen Liberal yang akan berkata begitu terang-terangan, namun secara pribadi mereka meyakini dan menghayatinya. Itulah kartu “materialisme” yang telah dibagikan iblis kepada mereka. Kehidupan doa mereka semata-mata difokuskan pada meminta materi kepada Allah mereka. Iblis menipu mereka sehingga mereka berfokus pada kehidupan yang baik dan mereka lupa akan kehidupan yang kudus.
Pada dasarnya Kucing berkata,”Beri aku apa yang aku inginkan, maka aku akan memuji-Mu.” Walaupun gagasan itu seolah-olah menyatakan bahwa Allah akan menerima kemuliaan, hal itu bergantung pada apakah kita menerima apa yang kita inginkan. Pada kenyataannya, kehidupan kucing adalah tentang dirinya sendiri, bukan tentang Allah.
Humanisme Injili
Humanisme telah mempengaruhi bukan saja Kekristenan liberal, tetapi juga Kekristenan Injili. Iblis memiliki kartu “khusus” untuk Kucing-kucing yang Injili dan dipenuhi Roh. Ia tahu bahwa Kucing-kucing Injili tidak berfokus pada harta seperti halnya kebanyakan orang Kristen lain, maka ia memusatkan perhatian mereka pada keselamatan orang lain.”Itu benar,” katanya, “yang penting bukan harta, melainkan menyerahkan diri dan melayani orang-orang lain supaya mereka juga memperoleh hidup yang kekal!”
Jika Humanisme Kristen Liberal berkata,”Kekristenan adalah tentang membuat manusia bahagia ketika mereka hidup,” maka Humanisme Kristen Injili berkata,”Tujuan utama Kekristenan ialah kebahagiaan orang setelah mereka mati,” Dengan kata lain, pastikan supaya orang tidak masuk neraka! Yang satu memusatkan perhatian pada manusia sebelum mati, sedangkan yang lainnya memusatkan perhatian pada manusia setelah mati, tetapi kedua-duanya memusatkan perhatian pada manusia. Iblis mendorong kita berpikir demikian karena hal ini menggantikan Allah dan kemuliaan-Nya sebagai pusat dalam hidup kita.
Apakah ada sesuatu yang salah tentang menyelamatkan orang dari neraka? Tentu saja tidak! Seperti hal-hal sebelumnya, hal ini dapat menggantikan prioritas untuk melihat, mengenal, dan menikmati kemuliaan Allah dan melakukan segala sesuatu bagi kemuliaan-Nya. Semua itu menghilangkan kemuliaan Allah dari tempat yang terutama dan menempatkan manusia di tempat Allah.
Kematian Yesus membawa keselamatan dan manusia tidak lagi mati tanpa pengharapan atau hidup tanpa persekutuan dengan Allah. Kayu salib dirancang bukan hanya untuk menyelamatkan hidup dari neraka, tetapi juga mengembalikan persekutuan dengan Allah, melmulihkan kita dalam keintiman secara pribadi dengan-Nya dan penyembahan kita kepada-Nya. Tetapi iblis membuat banyak orang “terpaku” pada tema menyelamatkan orang dari neraka. Itu tidak salah, tetapi ............. (hayo, yang dah baca review bab seblomnya pasti tau nih kelanjutan kalimat tadi ^^V). Kucing-kucing injili dapat sedemikian terpusat pada usaha menyelamatkan orang dari neraka sehingga cenderung mengabaikan perlunya pemulihan persekutuan, pemujaan dan penyembahan. Menginjili dan menjangkau orang telah menjadi tujuan, bukan sarana ke arah keintiman dengan Allah. Fokus mereka ialah menyelamatkan orang dan bukan membuat mereka memuliakan Allah.
Humanisme Kristen dapat berbentuk liberal dan dapat berbentuk injili. Kita harus waspada terhadap keduanya, karena keduanya menggantikan Allah dengan manusia.
Berlawanan dengan Humanisme Kristen Liberal dan Injili, Anjing mengatakan bahwa tujuan utama Kekristenan bukanlah kebahagiaan (sebelum ataupun sesudah kematian), melainkan supaya kita memuliakan Allah. Kebahagiaan bukanlah produk utama Kekristenan, melainkan produk sampingan karena kita bersukacita di dalam Allah. Kita ada di sini untuk menunjukkan, memancarkan dan menyatakan kemuliaan-Nya dengan berbagai cara. Tujuan kita adalah memuliakan Allah, bukan merampas kemuliaan dari Dia. Inilah topik di bab selanjutnya.
Termasuk Humanis Kristen yang mana nih pembaca? ^^V
Gak lah ya....Becanda...Hehehehehehe.....
Nantikan bab berikutnya ya....!!!
GOD bless
Palangkaraya, 30 Agustus 2011
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment