Kehilangan orang yang kita kasihi secara gak terduga membuat
kita mempertanyakan banyak hal. Berandai-andai untuk banyak hal juga.
“Kenapa ya...”
“Seandainya saja...”
Dan baru-baru ini seorang kenalanku kehilangan anak yang
dikasihinya dengan cara yang tragis. Aku yang menyaksikannya juga sedih. Susah
bagiku untuk mengerti rencana Tuhan di balik semuanya ini, sungguh
kedaulatanNya gak kupahami, aku gak ngertiiiiiii....T_T
Kalau saja aku gak tahu dan gak mengerti betapa Tuhan itu
kasih, aku akan berpikir Dia kejam banget. Tapi saat aku mikir gitu, aku tahu
satu hal, sehancur-hancurnya hati kita yang mengalami kehilangan seperti ini,
lebih hancur lagi hatiNya yang izinkan ini terjadi. Seandainya Dia memilih
untuk izinkan ini terjadi, pasti karena ini yang terbaik, itu yang aku yakini.
Waktu aku share ini sama Dhieta, dia bilang dia juga gak
ngerti apa yang terjadi dengan Ayub, iya juga ya....Ayub gak tanggung-tanggung
dah kehilangannya. Dan, aku heran sama diriku sendiri, kehidupan ayub
juaaauuuhhhhh lebih tragis, tapi sewaktu membacanya selama ini, kesedihan yang
aku rasakan beda dengan apa yang aku rasakan sewaktu mengetahui kejadian yang
menimpa kenalanku ini. Mungkin karena Ayub jauh dariku, ibarat menonton
sinetron di TV atau membaca dongeng dari negeri mana, kisahnya gak berefek
dahsyat di hatiku. Oke, endingnya aku tahu mengapa Allah izinkan semua terjadi
pada Ayub, supaya Ayub kenal langsung Tuhannya, gak dari kata orang aja. It
works. Ayub benar-benar mengenal Tuhannya.
Dan bagaimana dengan Daud yang juga kehilangan anaknya?
Well, waktu itu sih aku dapatnya, okeee....jadi Tuhan benci dosa, dan Dia
memberikan pelajaran yang keras bagi Daud, itu yang aku dapat, tapi benarkah
ini juga pelajaran yang Daud dapatkan dari kejadian itu? Suatu hari kalau aku
bertemu Daud, aku akan menanyakannya ^^
Selama ini kita tahu Tuhan baik, tapi sudahkah kita sungguh
merasakan kebaikanNya, mengalami betapa berbedanya hidup kita dengan atau tanpa
kebaikanNya?
Atau, mungkin selama ini kita tahu dari orang lain kalo
Allah masih melakukan mukzizat dalam hidup, tapi apakah kita telah merasakan
mukzizatNya dalam hidup kita?
Ada perbedaan antara kita tahu dari orang lain ato dari buku
ato dari mana aja dibandingkan mengalami sendiri.
Pengalaman kita membawa kita melambung jauh melampaui
sekedar “tahu”, pengalaman kita melibatkan emosi, pergumulan, penolakan, dan
banyak hal lain yang tidak hanya diketahui pikiran kita. Pengalaman membawa
hidup kita ke suatu tempat yang tidak pernah dikunjungi orang yang hanya
“tahu”.
Hanya jika kita mengalami pribadi Allah yang sesungguhnya,
maka kita akan mengenalNya dengan benar.
Ya, Allah memang baik.
Semua orang bisa mengatakan hal itu, sebagian orang tahu hal
itu.
Tapi apakah saat kebaikanNya gak terjadi dalam hidup kita,
masihkah kita mengatakan Dia baik? Impossible! Kecuali kita telah mengalaminya
langsung, mengenal Dia secara pribadi, dan tahu bahwa Dia baik bukan bergantung
pada kejadian-kejadian yang kita alami. Dia tetap baik, bahkan waktu keadaan
kita gak baik. Bingung ya?^^’
Aku bilang sama Dhieta, aku gak mengerti kenapa Allah
izinkan kehilangan-kehilangan seperti ini terjadi, dan Dhieta ngasi contoh dari
zaman Perjanjian Lama tentang Ayub, Daud sampai ke zaman sekarang Rick Warren
yang anaknya bunuh diri. Semuanya mengalami kehilangan yang besar dalam
hidupnya, dan tidak terbayangkan bagaimana Allah pakai semuanya untuk
mendatangkan kebaikan, aku gak ngertiiiii....
Diingetin Dhieta yang om Paulus bilang pengenalan akan Tuhan
jauh lebih mulia daripada semuanya.
Benarkah semua kehilangan ini akan membawa kita dalam
pengenalan akan Tuhan kita? Ya, jika kita mengizinkan Allah hadir dalam setiap
kehilangan dan penderitaan kita, gak hanya itu, bahkan dalam semua pengalaman
hidup kita, dapat membawa kita mengenal siapa Allah sebenarnya.
Bukan dari kata orang, tapi memandang Dia langsung.
Aku teringat waktu Tuhan ambil papahku, dan saat-saat itu
aku sungguh mengalami betapa Dia lah Allah Pemelihara, yang gak pernah lalai
memeliharaku.
Sebelumnya, aku tahu kok Allah pemeliharaku, tapi setelah
kejadian itu, aku MENGERTI bahwa Dia sungguh Allah yang memeliharaku dengan
pemeliharanNya yang sempurna.
Sampai detik ini, pastinya masih banyak keluarga lain yang
bergumul dengan kehilangan maupun banyak hal lainnya, yang juga gak ngerti, Tuhan mau buat apa sih dalam
hidup seseorang sampai hal itu terjadi dalam hidupnya. Aku gak ngerti juga,
karena aku belum merasakan yang orang lain rasakan. Yang ku tahu, lewat semua
yang kita alami, Allah rindu menyatakan diriNya. Aku membayangkan diriku berada
di posisi yang sama dengan yang dialami kenalanku itu, dan aku juga merasakan
kesedihannya, tapiiii...untuk merasakan tepat sama dengan yang dia rasakan, gak
bisa, karena memang aku gak sungguh mengalaminya. Dan mungkin inilah mengapa
Tuhan izinkan banyak hal gak terduga, duka besar melanda kita atau apapun lagi
terjadi LANGSUNG dalam kehidupan seseorang, karena memang berbeda banget tuh
apa kata orang dengan mengalami sendiri.
Kita gak akan selalu ngerti maksud Tuhan sekarang. Kita gak
paham apa rencanaNya sekarang. Saat ini, kita hanya bisa menerimanya dengan
hati yang percaya penuh padaNya. Bahwa semua terjadi untuk satu alasan, yang
pastinya lebih penting dari duka kita. Dalam duka kita, penghiburanNya nyata.
Dalam kelemahan kita, kekuatanNya sempurna. Dalam segala hal, Dia sanggup
datangkan kebaikan.
Abang dan Eka, hidup kalian jadi kesaksian luar biasa buat
banyak orang, gak ada yang sia-sia.
Waktu abang bilang selama ini menabur doa, puji-pujian dan
baca Firman setiap hari sama Reinhard, aku kembali diingatkan untuk menabur
yang baik juga buat keluargaku nantinya.Kalian menabur dengan air mata, tapi
aku percaya kalian pasti menuai dengan sorak-sorai.
Waktu abang bernyanyi bareng Eka, aku tahu Tuhan yang
memberikan nyanyian itu di mulut kalian, itu pernyataan iman kalian dan sungguh
akan jadi sesuai iman kalian bang, aku percaya.
Waktu kalian meratapi kehilangan kalian, aku percaya Allah
kita adalah Allah yang mengganti ratapan dengan tari-tarian. Dia ganti air mata
kalian dengan mata airNya.
Aku gak bilang ini masa yang mudah, tapi aku percaya kalian
kuat di dalam Tuhan, apa yang kalian alami gak melebihi kekuatan kalian, Allah
setia. Dan kalian sudah menerima yang kekal. Tetap semangat ya bang Alex dan
Eka....*pelukkkkk* Tuhan Yesus mengasihi kalian (aku jugaaaa...) ^^
Kasongan, 30 April 2013
-Mega Menulis-
2 comments:
Iya mbak Mega, memang rencana dan jalan TUHAN itu gk bisa terselami kemaren aku juga ngalami pengalaman serupa. Ada keluarga yg menantikan anak udh 13 thn dan kemaren mujizat ibu (40thn) hamil dan melahirkan 2 minggu yg lalu, tp hanya berumur 5 hari Samuel anaknya harus dipanggil Tuhan. wow! sampe sekarang aku msh terheran-heran terhadap jalan-Nya yg penuh misteri itu.
http://lifeexpeditionblog.blogspot.com/
Iya Alfa, emang kita gak ngerti rencanaNya, sungguh gak terselami jalanNya. Cuma bisa percaya cama hatiNya ^^
Post a Comment