Monday, June 19, 2017

Amsal 27-29, Lukas 17, Amsal 17

Amsal 27:6 (TB)  Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.

Aku jadi teringat seorang kawan,  dia menganggap aku terlalu keras nampaknya. Terakhir kali aku mendengarkan curhatannya aku menegurnya karena melakukan sesuatu yang kuanggap gak berguna. Well,  dia tetap melakukan hal yang aku anggap bodoh itu jadi aku diam dan gak berkomentar lagi. Sejak itu dia berhenti meminta saranku. Gak masalah sih, toh aku juga malas memberikan saran lagi karena gak akan didengarkan.

Aku dulu bukan orang yang berani menegur  teman yang berbuat salah. Tapi sekarang aku selalu memberanikan diri menegur kalau memang salah.

Tuhan, tolong terus berikanku keberanian untuk menegur dengan kasih. Amin

Amsal 29:20 (TB)  Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal dari pada bagi orang itu.

Selalu berpikir dulu sebelum berbicara, gak boleh asal ngomong. Biarlah aku lambat berkata-kata daripada aku berbicara hal yang akan aku sesali. Biasanya kalau asal nyablak, ke belakangnya pasti terjadi kesalahpahaman dan menyakiti orang lain dengab perkataanku.

Tuhan,  berjaga-jagalah pada pintu bibirku. Jangan biarkan aku berbicara tanpa berpikir. Amin

Lukas 17:15 (TB)  Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,

Ada 10 orang sakit kusta.
Kesepuluhnya meminta belas kasihan dan kesembuhan dari Yesus.
Kesepuluhnya sembuh.
Tapi.... Hanya 1 yang memuliakan Tuhan.
Tuhan melakukan mukzizat dan banyak hal dalam hidupku, apakah aku sudah memuliakan Tuhan?
Jangan-jangan aku seperti kesembilan orang lainnya yang gak memuliakan Tuhan.
Bagaimana aku memuliakan Tuhan?
👉 Bersyukur
👉 Menaati firmanNya

Tuhan,  betapa banyak berkat yang Engkau beri. Betapa banyak doaku yang sudah Tuhan jawab. Terima kasih Tuhan, Engkau baik. Terima kasih Tuhan buat kebaikanMu. Aku mau bersyukur dan memuliakan Tuhan setiap hari. Amin

Amsal 17:9 (TB)  Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib.

Amsal 17:9 (BIMK)  Kalau ingin disukai orang, maafkanlah kesalahan yang mereka lakukan. Membangkit-bangkit kesalahan hanya memutuskan persahabatan.

Perempuan susah sekali melupakan kesalahan seseorang, bahkan setelah yang bersalah minta maaf pun seringkali kesalahan yang katanya sudah diampuni pun diungkit-ungkit. 

Seorang teman baru saja bercerita tentang sulitnya melupakan kesalahan yang sudah diperbuat suaminya. Sang suami sudah menyesali dan minta ampun tetapi kawanku ini masih saja mengingat kesalahan si suami. Kupikir mungkin kalau aku berada di posisinya juga aku akan sulit melupakan kesalahan tersebut, tapi kalau pun aku gak bisa melupakannya, saat aku ada permasalahan dengan suami dan kami sudah membereskannya, aku berusaha gak akan mengungkitnya. 

Satu lagi, aku harus belajar menutupi pelanggaran yang dilakukan suamiku dan gak menyebarluaskannya. Aku dan suami adalah satu, menceritakan keburukan atau dosa yang dilakukan suami kepada orang lain sama dengan menyakiti diriku sendiri,  toh itu gak akan menyelesaikan permasalahan. Aku dan suami adalah satu. Aku gak boleh melupakan itu.

Tuhan, tolong aku dan suami untuk menyelesaikan segala permasalahan kami dengan kasih. Tolong kami untuk saling menjaga,  jagai mulutku terutama ya Tuhan, supaya saat ada masalah keluarga aku gak sembarangan bercerita ke orang lain. Amin

Kasongan,  17 Juni 2017
-Mega Menulis-

No comments: