bdk Lukas 5:12-16
Dia sudah menderita sangat lama karena penyakit kusta,
dihina dan diasingkan oleh banyak orang sudah cukup buruk-semua orang menjauhi
dan memandangnya jijik. Tapi yang paling buruk dari semua ini ialah ia tidak
dapat menyentuh dan memeluk keluarganya.
Dan suatu hari dia bertemu Yesus, sudah lama didengarnya
tentang Yesus, ia pernah mendengar bagaimana Yesus telah memberi makan banyak
orang dengan mukzizatNya.
“Mungkin Dia dapat menyembuhkanku.”, pikirnya,tidak ada
salahnya mencoba. Tapi, apa yang harus dikatakannya, bagaimana jika Yesus jijik
melihatnya seperti banyak orang selama ini?
Tapi bagaimana pun dia harus mencobanya, “Tuan, jika Tuan
mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”, katanya sambil tersungkur di hadapan Yesus.
Kemudian Yesus mengulurkan tangan-Nya dan menjamahnya, dan berkata-kata.
Ini mengherankan! Mengapa Yesus mau menyentuhnya, sudah
begitu lama tidak ada orang mau menyentuhnya. Dia merasakan perhatian dan
kepedulian, suaraNya pun begitu lembut. Kedamaian yang luar biasa melingkupinya
dannnn..perlahan ada sesuatu yang mulai berubah pada tubuhnya, dia sembuh!
Wow..ini tak dapat dipercaya, Yesus sungguh melakukan mukzizat, sungguh ajaib....!!!
Tapi aneh baginya, Yesus melarangnya memberitahukan kepada
siapa pun juga kejadian itu, tetapi hanya memintanya membawa dirinya kepada
imam dan memberi persembahan atas kesembuhannya, Yesus “hanya” memintanya
mengucap syukur. Bagaimana mungkin dia hanya melakukan itu? Dia harus
mengabarkan berita gembira ini kepada keluarganya! Para tetangganya harus
melihat mukzizat yang terjadi padanya, dia ingin membungkam semua orang yang
menghinanya selama ini.
“Tak bisa. Aku tak bisa diam.”, pikirnya. Semua orang harus
tahu.
Dia berteriak, mengangkat tangannya dan berkata,”Aku
sembuhhhh...aku bukan orang najis!! Yesus sudah menyembuhkanku...!!!” .
Sukacitanya begitu besar, sehingga ia memberitakan kabar
gembira itu pada semua orang. Dan berita itu tersebar.
Semua orang terkagum-kagum. Lalu mereka juga menginginkan
mukzizat itu terjadi dalam hidup mereka, pada keluarga mereka, dan mereka
mencari Yesus. Tetapi anehnya, Yesus tak nampak lagi dimana-mana.
Lama sesudah itu, dia merenungkan lagi apa yang terjadi
padanya, dan hatinya penuh dengan ucapan syukur, betapa banyak keajaiban yang
terjadi padanya hari itu.
Sejak lama tidak ada yang mau berdekatan dengannya tapi
untuk pertama kalinya, dia merasakan sentuhan dari seseorang setelah entah
berapa lama-bahkan ia tak ingat lagi, sentuhan dari seseorang yang sangat
istimewa, yang bahkan sentuhannya saja memberikan rasa damai di hatinya. Kini,
dia bisa menyentuh lagi orang-orang terkasihnya.
Setelah selama ini mengalami penolakan dan hinaan dari orang
lain, hari itu dia merasa diterima, kata-kata lembut ditujukan padanya,
oh...betapa lama dia tidak mendengar orang lain berbicara padanya tanpa berisi
ejekan.
Kesembuhan atasnya terjadi, sesuatu yang selama ini hanya
bisa dia impikan, bahkan dia berandai-andai SETIAP SAAT, “Seandainya aku
sembuh, aku akan...”, demikian suara hati dan pikirannya setiap detik, dan hari
itu dia benar-benar sembuh. Oh, betapa banyak,yang bisa dilakukannya kini.
Dia dapat menghadapi banyak orang dengan kepala tegak, tidak
perlu lagi mencari tempat yang sepi untuk menghindari orang-orang yang
memandangnya dengan tatapan jijik.
Penderitaan yang selama ini dialaminya telah terlepas, beban
terangkat dari punggungnya, kehormatannya telah kembali. Jika selama ini orang
memandangnya dengan jijik, mulai hari itu orang memandangnya keheranan, takjub
akan keajaiban yang dialaminya, yang gak semua orang mengalaminya.
Hari itu, dia bertemu pribadi yang luar biasa.
Itu hari yang tidak akan terlupakan sepanjang umurnya.
Kasongan, 19 Januari 2013
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment