Pas bible readingku sampe Kejadian 24 yang judul perikopnya
adalah Ribka Dipinang Bagi Ishak, gara-gara Dhieta sering komen ngaco kayak
gini: “cieeee...Mega mau kawinnnn”, tiba-tiba timbul pertanyaan gini pas ku
baca perikop itu, “Kapan ya diriku dipinang bagi seseorang?” #ehemmmm# Gkgkgkgk...
Dan jadilah judul postingan ini rada error, huahahahaha ^^V #ini gara-gara kamu
Dit :p
Dan waktu baca pasal 24 tadi, saat membaca tentang Ribka,
aku tersentak, aku terpanaaa.... #halaaahhhh, bahasaku ^^V
Ribka dipinang pada saat dia sedang bekerja looo.
Dia mengerjakan tugasnya sehari-hari.
Dia gak duduk-duduk di rumah ongkang-ongkang kaki atau
bermalasan menunggu pinangan datang.
Dia gak bermain mata dengan setiap pria yang ditemuinya.
Dia fokus pada apa yang menjadi tugasnya.
Di saat yang gak terduga, eh...pinangan datang ^^’
Hmm...mungkin aku harus menimba air seperti Ribka dan
datanglah pinangan, huahahahaha *sesaaattttt dan moksoooo*
Eniwei, kali ini aku belajar gimana sih karakter calon istri
Ishak-Miss Ribka ini, dan ternyata:
1.
Dia rajin (ayat 15-16)
Setiap hari, pada waktu petang, dia menimba
air. Ah, pekerjaan membosankan ya... Sejujurnya, aku gak bisa membayangkan, aku
setiap hari menimba air bagi keluargaku. Berapa banyak air yang dibutuhkan
sekeluarga? Pasti banyak, gak cukup tuh sekali menimba air, pasti berkali-kali
dia bolak-balik setiap harinya. Tapi dia rajin melakukannya. Ya iya lah ya, kalo udah menikah, gimana
ceritanya kalo males, gimana bisa memenuhi kebutuhan keluarga kalo males?
Jadiiii...kalo dari single dah males, gimana bisa dalam sekejap jadi rajin pas
merit? Tobaaatttt...!!!
Aslinya, dulu aku nih muales buanget,
belajar masak males,bersih-bersih juga, aihhh...paraaahhhh. Bukannya gak mau
ya, aku bisa, tapi aku moody banget. Kalo pas rajin, huaaaa...rajin banget-tapi
percayalah, ini jarang. Masak juga, paling bantuin mamah motong-motong sayur,
ngeliatin dia masak sih sering, tapi belajar? Bah!! Malesnyaaaa... Sekarang si, memaksa diri untuk rajin,
membiasakan diri untuk rajin dah, paling gak buat diri sendiri.
Kebayang gak kalo kita males, bakal gimana
ntar pas merit.
Rumah kotor. Suami pulang kantor
nanya,”Say, kok rumah gak disapu sih?”.
“MALES”
Suami mau berangkat ngantor,eh...meja makan
kosong.song.Ditanya dunk,”Say? Kok gak masak?”
“MALES”
Punya anak. Terus dia nangis-nangis, ehhh...kita
cuman diam aja, gak mau ngurusin karena
MALES.
Mengerikan gak sih?
Mendinglah ya, kalo sesekali
malesnya,eh...kalo tiap hariiiii??? Gimana ceritanya tuhhh? Suka gak suka. Mau
gak mau. Kita harus buang jauh-jauh kebiasaan bermales-malesan. Hanya akan
menyengsarakan diri sendiri dan orang lain.
2.
Dia ringan tangan alias suka menolong (ayat
17-18)
Bukan ringan tangan yang rajin nggampar
yaaaa :p Ribka beneran suka menolong, buktinya waktu dimintain airnya, Ribka
dengan senang hati memberikan air tersebut kepada orang tua tak dikenal. Dan
gilanya lagi, nolongnya gak nanggung-nanggung, dia menawarkan dirinya untuk
memberikan minuman bagi unta-unta orang tersebut. Boooo...unta tuh minumnya
buanyak loooo, sebagai sesama unta upsss aku tahu, hehehehe #gubraksss.
Motivasinya Ribka menolong adalah murni
ingin menolong thok. Dia gak merasa perlu membuat orang mengetahui kebaikannya
supaya banyak yang jatuh hati padanya. Dia menolong bukan untuk dilihat orang
lain atau membuat pria incarannya terkesan. Bayangkan, seberapa
menguntungkannya sih menolong orang tak dikenal plus unta-untanya? Tapi Ribka
gak memperhitungkan untung rugi. Dan yang perlu dicatettt, Ribka gak tau dunkkk
kalo tu orang sedang mencarikan seorang istri bagi anak tuannya.Dia bener-bener
punya hati yang tulus ingin mnolong.
Jadi berkaca pada diri sendiri, dan
mengingat bagaimana aku menolong “kawan priaku” dulu, untuk membuat dia
terkesan, hehehehe *jadi maluuuu* Betapa gak murninya motivasiku menolong
*sigh* Kata seorang teman, salah satu cara mengecek motivasi kita murni apa gak
waktu menolong seseorang (terutama pria), tanyakan dengan jujur kepada diri
sendiri,dan jawab dengan jujur, apabila kawan wanita kita membutuhkan bantuan
kita, apakah dengan cepat kita akan mengulurkan tangan seperti halnya kita
melakukannya bagi seorang pria, jika tidak, well...berarti kita punya udang di
balik bakwan, alias gak tulus.
Jika Ribka mau menolong seorang tua tak
dikenal, bukankah dia terlebih lagi akan menjadi penolong yang luar biasa untuk
Ishak, begitu pikir hamba Abraham ini, ya to?? *wink2* Demikian juga dengan
kita,mosok kita yang tulus hati menolong orang yang membutuhkan, gak menjadi penolong yang
sepadan bagi suami kita di masa depan? Gak mungkin to, lebih-lebih lagi buat
dia, kita akan melakukan jauh lebih baik.
3.
Ribka rela berkorban (ayat 19-20)
Menolong orang lain dengan tulus aja dah
luar biasa,eh...menawarkan pertolongan lain yang menuntut pengorbanan lebih
besar, lebih lagi menunjukkan sifatnya yang murah hati dan rela berkorban.
Menimba air buat beberapa unta sampai kenyang air tuh pekerjaan yang ngorbanin
tenaga dan waktu, aihhh...kalo aku jadi Ribka, mungkin lain dah endingnya, aku
gak bakal nawarin ngasih minum tuh unta. Bo, capek yaaaa... :p Tapi Ribka beda
dunk. Kali ni aku belajar bahwa jika menolong seseorang tu berarti berkorban,
lah...lebih-lebih mengasihi seseorang membutuhkan pengorbanan yang lebih besar
lagi.
4.
Ribka tu ramah (ayat 23-25)
Pastinya dunk dia ramah, kalo gak, mana
mungkin dia bisa bercakap-cakap dan dengan mudahnya menawarkan bantuannya
kepada orang asing. Udah gitu,terus pake
menceritakan tentang keluarganya, menawarkan tempat bermalam pulak. Ckckckckck.
Tentang keramahan ini aku teringat sesosok
wanita yang aku kenal sepanjang hidupku, emakku sendiri ^^ Mamahku ni tipe
orang yang guampuang buanget memulai pembicaraan dengan orang lain, dalam
sekejap dia bisa ngobrol dengan akrab bersama orang yang baru dikenalnya,
menawarkan makanannya (ini bukan basa-basi, tapi serius nawarin), bertukaran
nomor HP, menawarkan main ato berkunjung ke rumah segala, padahal baru kenal
loooo.... Sering aku dibuatnya geleng-geleng, pernah suatu kali kami ‘numpang’
di mobil seseorang yang kami gak kenal sama sekali gara-gara keramahan mamahku,
orang yang aku kira temannya ternyata orang yang baru dikenalnya. Percaya gak percaya
juga nih, mamahku bisa pergi ke pasar tanpa membawa sepeser pun uang, tapi
pulang dengan membawa belanjaan. Saat dia berkenalan dengan orang lain,
mengenal orang lain, bener-bener dah, mamahku bersedia menjadi temannya,
membuka diri, berusaha akrab, melakukan sesuatu, memasakkan makanan, membagikan
apa yang dimilikinya. Pokoknya, gampang banget bagi mamah berada di tempat baru
dengan tidak ada orang yang dikenalnya, karena dia berusaha menawarkan dirinya
menjadi teman bagi orang lain. Makanya, teman-temanku yang pernah berkunjung ke
rumah, pasti akrab dengan mamahku.
Nampaknya belajar tentang keramahan ni harus dari mamahku deh,
hahahahhahha.
5.
Ribka punya hubungan yang mesra dan dekat dengan
keluarganya (ayat 28)
Mungkin bagi kita ini hal yang biasa, wajar
aja lah ya dekat sama keluarga.... Tapiiii, di zaman sekarang yang kalo ada
apa-apa kita ceritanya sama pacar atau sama sahabat, apa yang dilakukan Ribka
tu hal yang langka. Curhat sama keluarga belakangan, itu yang sering terjadi.
Setiap kita mengalami suatu kejadian atau peristiwa penting, apakah keluarga
kita tempat kita berlari, atau malahan orang lain? Ribka ngga tuh, dia berlari
dan menceritakannya kepada keluarganya.
Yah, sekian tentang
Miss Ribka. Apabila ada yang ingin nambahin, tambahin ajah di kolom comment,
hehehehe.
Kasongan, 30 Januari 2012
-Mega Menulis-
4 comments:
wah, mau merit ya nang, amen 3 kali hahaha.
iya harus banyak2 belajar ya, apalagi model kayak aku yg panas2 taik ayam, sekrang berkobar2 besok udah mintop
aminnnn...^^
sama2 belajar lah kita nang, aku juga harus banyak belajar, hehehe
btw, mintop apaan nang?
Ribka itu jadi teladan buat setiap wanita single...
Farha : cieeee...yang single *loh?!!!* ^^'
Post a Comment