Kemaren pulang dari gereja, aku dan adekku Ruri mampir di
tempat Minaku (bhs dayak, mina=tante). Trus kami ngobrol-ngobrol di sana. Eh,
tau-tau Mina Nara minta tolong aku mengantarnya mengisi air galon, kami berdua
bersiap berangkat, eh...ributlah si Vio-anaknya, ingin ikut (aku pernah
bercerita tentang si Vio ini di sini dan di sini
). Sementara itu, adekku Ruri dan sepupu-sepuk kecil kami yang lain memanggil
Tukang Pentol yang lewat di depan rumah, ramai-ramai mereka jajan. Tukang
Pentol ini juga menjual berbagai jenis es.
Sementara kami membujuk Vio untuk gak ikut, tahu-tahu dia
juga meminta dibelikan es yang dijual Tukang Pentol itu, aihhh...kalo anak
kecil sudah merengek, pengen tutup kuping kuat-kuatlah rasanya. Mamahnya Vio,
memberikan opsi, kalo Vio gak ikut kami, dia akan dibelikan es tadi, kalo dia
mau ikut gak bakalan dibelikan es. Tawar-menawar terjadi. Bahasaku ya,
tawar-menawar, hahahaha, padahal sih intinya Vio tetep mau ikut dan dibelikan
es. Mamanya bersikeras memaksa, pilih salah satu,”Pilih es atau ikut mamah?”,
dan akhirnya Vio merelakan es itu, dan memilih pergi bersama kami.
Eh ternyata dunkkk, di tempat pengisian air ulang,ternyata
ada jual jajanan juga, Vio merengek lagi dunkkkk, gkgkgkgkgk. Aku Cuma bisa
geleng-geleng, kalo gini ma sama aja kayak tadi. Malah bagi minaku, kalo
dihitung-hitung, kerugian materi lebih besar saat Vio ikut. Vio pinter ya, dia
memilih yang terbaik. Ngapain Cuma dibelikan es, kalau dia bisa ikut mamahnya
dan mendapatkan lebih banyak jajanan :p
Well, dari Vio aku belajar, to be with GOD is more than
everything, ngerasain hadiratNya tuh lebih penting dibandingkan punya dapur,
punya mixer, ato punya berbagai hal yang kita inginkan dalam hidup. Bukan
hanyak karena kita tahu Tuhan sanggup memenuhi segala keperluan kita menurut
kasih karuniaNya, tapi yang terpenting adalah karena saat bersamaNya kita
merasakan Dia cukup bagi kita. Bukan berarti keinginan kita memiliki berbagai
hal dalam hidup jadi hilang, kagakkkk...Keinginan itu masih ada kok, tapi itu
tidaklah penting dibandingkan memiliki Dia. BersamaNya dan merasakan hadiratNya
jauh lebih penting ^^
Itu pelajaran yang Tuhan berikan lewat Vio di hari Minggu
yang puanaasseee luar biasa kemaren ^^’ Jadi, saat ditanyakan seperti Vio, “Pilih
es atau ikut mamah?”, kita tahu lah harus menjawab apa, gkgkgkgk ^^V
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BTW, ada yang bingung gak si mendengar eh melihat yang
namanya Tukang Pentol kucantumkan di cerita di atas, jajanan macam apa itu.
Kapan-kapan deh aku fotokan ya. Tapi kalo mau membayangkan, pentol ini jajanan
berupa bakso (tapi pentol baksonya doang) yang dimakan dengan saus manis atau
saus pedas, disediakan tusuk lidi (yang agak tebal) untuk menusuk tuh pentol.
Jadi cara makannya, ditusuk tuh pentol, dicelup di sausnya, lalu...HAPPPP :p
Sebijinya biasanya Rp.1000,- tapi ada juga yang menjual dengan ukuran besar
dengan harga yang berbeda ^^
Kasongan, 21 Januari 2013
-Mega Menulis-
5 comments:
aku suka ini :) bagus sekali. mmebuat pilihan mengikut tuhan atau hal-hal yg sementara saja menjadi lebih down to earth dan tangible. lebih kena dan kelihatan dalam hidup sehari2. kalau ikut mama bisa dapat yg lain2. kalau pilih es-nya, cuma dapat es habis itu habis.
thank you Mog2 :)
Amazing lo ngamatin anak kecil tuh, adaaa...aja tingkahnya yang bikin jadi merenung-renung, dapat banyak pelajaran saat mengamati mereka, hehehehe. Jadi Nggit, pilih mana? Pilih es atau ikut mamah? *wink2*
Itu kalo di sini kayaknya dibilang cilok deh, Ga. Ahahahha
untuk kesekian kalinya Mbak Mega, kata2mu (kali ini melalui blog), really remind me not to worry about anything.... and that is's MUCH MUCH MORE important to follow & stick to God rather than constantly worry about job, money, relationship, the future, and other things!!! THANK YOOOOU!!
Lasma : Cilok ya di sana? Hmmm...tapi aku yakin enakan pentol deh, hahahaha
Nonik : Smangat yaaaa....!!! Tuhan kita bertanggung jawab kok, Dia gak pernah lalai memelihara anak2Nya.
Post a Comment