Amsal 21:26 (TB) Keinginan bernafsu sepanjang hari, tetapi orang benar memberi tanpa batas.
Amsal 21:26 (BIMK) Sepanjang hari ia hanya memikirkan tentang apa yang ia inginkan. Sebaliknya, orang yang lurus hidupnya dapat memberi dengan berlimpah-limpah.
Ini benar, keinginan gak ada habisnya sementara untuk mudah sekali kita membatasi diri untuk memberi. Banyak alasan bisa kita buat untuk gak memberi.
Sebelum keluar tunjangan kinerja di kantor beberapa hari yang lalu, dalam hatiku aku sudah berkomitmen mau blessing seorang thl di kantor, bulan-bulan belakangan ini aku sangat diberkati dengan kerajinannya. Lah, ndilalah pas keluar tunjangan kinerjaku aku kecewa berat, aku dapat nominal yang paling sedikit di antara sesama kasi yang lain gara-gara aku lalai absen. Aku kecewa karena absen dihitung riil sementara kerjaan nggak, aku bukannya sok, tapi dari awal tahun di bagianku dah kerja dikejar deadline banyak laporan sementara bidang lain belum banyak kerjaan, malah aku tahu ada beberapa kasi yang gak kerja dan absen doang dapat lebih banyak. Saking kecewanya aku ngambek sama Tuhan dalam hati. Beberapa saat aku mengasihani diri gitu dan mengurungkan niat mau blessing thl tadi. Tapi saat aku mikir gitu, Tuhan ingatkan aku betapa Dia memberkati aku berlimpah (tahun ini aku pindah ke tempat kerja yang baru di provinsi walaupun sknya belum keluar) dan aku merasakan damai sejahtera, aku stop mengasihani diri dan marah. Lagipula kapan aku memberi kalau aku merasa kekurangan melulu. Lalu jam istirahat aku putuskan blessing thl yang kuceritain tadi. Awalnya dia kebingungan tapi senang dong, dan aku ikut senang banget melihat responnya. Eh bener lo, adalah berbahagia memberi daripada menerima tu 😁
Sorenya aku dapat email berisi sk yang aku tunggu-tunggu. Wowwww!!!! SK yang dah aku tunggu berbulan-bulan akhirnya ada, walaupun baru berupa scanannya aku ngerasa senang banget. Aku ngerasa Tuhan mau ajarkan kalau saat berkatNya selalu cukup buatku. Kupikir secara manusia berkat Tuhan hari itu ya tunjangan itu dan apa yang kupikir bakal menyenangkanku ternyata bisa mengecewakanku, tapi Tuhan selalu punya cara untuk memberkati anaknya kok. Aku gak perlu kecewa karena hal kecil,Tuhan punya berkat lain buatku.
Ceritanya belum selesai, tadi malam aku ketemu salah satu tanteku yg thl di kantor lain dan dia sharing betapa menjengkelkannya bos barunya yang banyak menuntut tapi gak pernah menghargai stafnya. Padahal dia seorang kabid yang notabene tunjangannya berlipat dari aku. Dalam hati aku diingatkan Tuhan lagi kalau ternyata blessing orang lain itu butuh latihan terus-menerus. Ini bukan hanya masalah uang, tapi mengucapkan kata-kata yang membangun, gak menekan orang lain, bahkan membelikan sekedar gorengan untuk orang lain pun ada lo orang yang gak mau. Bukan gak bisa, tapi gak mau lo ini. Jadi, aku kembali bersyukur tadi malam karena Tuhan tegur aku siang kemarin. Aku menyadari, bahkan kemauan melakukan pekerjaan baik pun berasal dari Tuhan.
🙏 Tuhan, jangan biarkan aku tenang saat aku belum taat, terus ingatkan aku Tuhan. Aku sudah mengalami betapa berbahagianya aku saat mau taat. Terima kasih karena aku boleh mengalaminya kemarin, aku mau mengalaminya lagi ya Tuhan. Amin.
Kisah Para Rasul 21:23, 26 (TB) Sebab itu, lakukanlah apa yang kami katakan ini: Di antara kami ada empat orang yang bernazar.
Pada hari berikutnya Paulus membawa orang-orang itu serta dengan dia, dan ia mentahirkan diri bersama-sama dengan mereka, lalu masuk ke Bait Allah untuk memberitahukan, bilamana pentahiran akan selesai dan persembahan akan dipersembahkan untuk mereka masing-masing.
Aku baru sadar baca ayat-ayat di atas kalau Paulus ternyata seorang pemimpin rohani yang MAU MENERIMA NASIHAT. Paulus memiliki kerendahan hati sehingga dapat menerima nasihat dari orang lain dan melakukannya. Padahal kalau dipikir dia bisa aja berdebat dan gak menuruti saran orang lain. Paulus ahli debat dan pembicara yang baik kok. Tapi nggak tuh, Paulus tahu kalau sedapat-dapatnya hal itu bergantung pada diri kita, kita harus hidup damai dengan semua orang. Gak perlu berdebat. Gak perlu menarik urat leher. Bukan berarti gak punya prinsip, tapi kita perlu fokus pada hal yang besar yakni memuliakan Tuhan, apakah kita memuliakan Tuhan sewaktu kita menunjukkan betapa pintarnya kita tetapi gak mau menerima nasihat?
Paulus sungguh luar biasa! Lah aku ini apa? Kok bisa-bisanya kalau dinasihati suami masih ngambek dan gak terima. Dikasih tau mamah terus malah menasihati balik mamah karena menganggap caraku lebih benar. Dari Paulus hari ini aku belajar menerima nasihat dengan hati yang lembut dan respon yang manis. Aku mau seperti Paulus.
Kasongan, 21 Februari 2018
-Mega Menulis-