Monday, February 19, 2018

Amsal 18, Kisah Para Rasul 18

Amsal 18:9 (TB)  Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak.

Sebenarnya aku bukan tipe ibu rumah tangga yang rajin, aslinya aku gak langsung mencuci piringku setelah makan (ntar-ntar deh sekalian banyak), aku juga gak langsung menyimpan peralatan masak yang aku pakai ke kardusnya, beresin mainan Sara maunya ntar-ntar aja tunggu dia tidur, dll. Intinya,  aku malas melakukan pekerjaan rumah tangga, mending ngerjain pekerjaan kantor yang numpuk, kalau boleh memilih. Sayangnya gak ada pilihan sih, aku tetap mengerjakan kerjaan rumah tangga tapi setengah hati, terkadang mikirnya yang penting dah dikerjain.

Berbeda bange dengan suamiku yang telaten banget. Sebenarnya dari awal nikah dah kelihatan kalau suami yang lebih 'resikan' orangnya dibanding aku tapi kemarin seharian aku tepar, dan perut kencang, blas gak bisa ngapa-ngapain, kerjaan cuma tidur. Siang mendingan dan sore baru bisa jalan kesana kemari. Di situ berasa banget kalau aku diberkati dengan suami seperti suamiku. Tanpa ngomel atau ngeluh dari bangun tidur dia ngurusin aku dan Sara,pake nyuci pakaian segabang lagi (mesin cuci lagi rusak padahal) 😭 *terharu*. Sorenya aku dah baikan dan kami jalan-jalan, aku melihat tanaman kami yang gak seberapa (daun sop, daun bawang dkk yang cuma beberapa pot) tapi dengan setia disirami oleh suamiku setiap hari. Aku diberkati melihat kerajinan suamiku dan termotivasi untuk lebih rajin lagi. Emang sih aku dah gak kayak dulu yang nunggu piring kotor numpuk baru dicuci, hehehe, tapi untuk masalah kerajinan aku masih jauh banget dari suamiku.

👉 Harus belajar lebih tanggap dan gak menunda-nunda pekerjaan rumah lagi 💪💪 Aku gak mau jadi saudara si perusak dan asal ngerjain kerjaan rumah. O, iya suamiku sebenarnya kalau ngerjain kerjaan rumah tu lambat saking perfectnya, lah aku slebor asal jadi. Sepertinya aku perlu berlatih habit of perfectionnya suami yang mending ngerjain sesuatu itu biarpun agak lama tapi sekali aja ngerjainnya.

Kisah Para Rasul 18:21 (TB)  Ia minta diri dan berkata: "Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya." Lalu bertolaklah ia dari Efesus.

Di masa kini orang-orang sering banget berkata tanpa berpikir,  berjanji ini itu tanpa bertanya sebenarnya apa yang Tuhan mau untuk kita lakukan. Kisah Paulus ini mengingatkanku untuk MEMPERHATIKAN KEHENDAK ALLAH. Sebelum berjanji atau akan melakukan sesuatu, kenapa kita gak belajar untuk bertanya dulu, apa sih yang Tuhan mau untuk kita lakukan. Lalu, lakukankah hanya apa yang Allah kehendaki.

👉 Ketimbang sekedar mengatakan biarlah kehendak Tuhan yang jadi, aku perlu belajar untuk bertanya sama Tuhan apa kehendakNya dan hidup sesuai kehendakNya.

Kasongan, 18 Februari 2018
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...