Friday, February 23, 2018

Amsal 23, Kisah Para Rasul 23

Kisah Para Rasul 23:3 (TB)  Membalas itu Paulus berkata kepadanya: "Allah akan menampar engkau, hai tembok yang dikapur putih-putih! Engkau duduk di sini untuk menghakimi aku menurut hukum Taurat, namun engkau melanggar hukum Taurat oleh perintahmu untuk menampar aku." 

Ahli Taurat sibuk mengurusi hidup orang lain sedangkan hidupnya masih gak benar. Mereka menuntut orang lain hidup dengan standar tinggi yang mereka sendiri gak pernah melakukannya.

Dari ayat di atas aku belajar dan diingatkan tentang hal ini:
👉 Lebih baik memastikan diri hidup dalam kebenaran daripada mencari-cari kesalahan orang lain. Stop menganggap diri paling benar!
👉 Ukuran yang kupakai untuk menghakimi orang lain akan dikenakan juga padaku jadi STOP menghakimi orang lain Meg!
👉 Daripada menghakimi orang lain, aku lebih baik belajar mengasihi orang lain.

🙏 Tuhan, ampuni aku karena sering merasa lebih benar daripada orang lain dan mulai menghakimi orang lain. Ajari aku untuk mengasihi orang lain lebih lagi dibanding menghakimi mereka. Amin.

Amsal 23:2 (TB)  Taruhlah sebuah pisau pada lehermu, bila besar nafsumu!

Pisau di leher berarti ada ancaman atas diri kita. Menaruh pisau di leher sendiri bila nafsu besar berarti mengingatkan diri sendiri kalau gak bisa menahan diri maka ada kerugian yang akan terjadi. Ini bukan sekedar makan gak makan Indomie, tapi ini menunjukkan bagaimana kita berkuasa atas tubuh kita dibanding membiarkan nafsu yang menguasai diri kita. Dalam buah roh ada yang namanya pengendalian diri.Kalau aku mau mengendalikan diri, aku harus bekerja sama dengan Roh Kudus untuk menghasilkan buah roh tersebut, artinya kalau diingatkan Roh Kudus aku gak boleh ngeyel tapi belajar tunduk.

Evaluasi habit trackerku minggu kemarin, aku gagal dalam hal gak makan Indomie, hiks. Konyol sih, aku bikinkan Indomie buat suami terus aku jadi ikutan pengen. Sedih rasanya karena menyadari kegagalan ini berarti PENGENDALIAN DIRIKU kurang.Minggu ini aku gak mau gagal lagi. Aku harus menahan diri.

Palangka Raya, 23 Februari 2018
-Mega Menulis-

No comments: