Pada postinganku yang berjudul The Dark Knight Rises danPedang Roh
aku share kalo aku diingatkan Tuhan tentang pentingnya menggunakan senjata yang
telah diberikan Tuhan untuk menghadapi perjuangan kita di muka bumi ini
(ceileee...). Bagaimana seharusnya kita memperkatakan pedang roh alias Firman
Tuhan untuk menghadapi serangan musuh.
Dan, tadi malam aku kembali ditegur TUHAN, karena melalaikan
disiplin rohani yang biasanya aku lakukan. Ceritanya gini, aku sama Nonik share
gitu, trus dia cerita sesuatu yang membuatku teringat pada salah satu ayat
hapalanku dulu. Kalo gak salah itu diucapkan Paulus, Aku mencoba mengingatnya
secara lengkap, soale seingatku agak panjang, tapi bagian yang aku ingat Cuma ini:
“Dalam segala hal kami terjepit...tapi tidak binasa,
bla,bla, bla....”
Lengkapnya ayat ini indah banget lo, ngasi penguatan luar
biasa. Dan ayat ini benar-benar jadi senjataku beberapa tahun yang lalu saat
menghadapi berbagai masalah, aku dikuatkan saat ingat dan memperkatakan ayat
ini. Dan sekaranggggg, aku lupa lengkapnya, sedihhhh...T_T Nonik bilang ni ada
di 2 Korintus tapi dia lupa pasalnya. Keren Non, kamu ingat d^^b
Sebelum tidur,saking penasarannya aku cari ayat tadi
alamatnya dimana, dan...tarrrraaaaa....AKU DAPAT! Hehehehe, emang ya, kalo
mencari pasti dapat ^^V
Lihat nih ayatnya secara lengkap:
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. 2 Korintus 4:7-10
Indah banget kan?
Kekuatan Paulus dkk yang melimpah-limpah menghadapi apapun
itu berasal dari Allah, dan aku juga meyakini, aku sanggup menghadapi apapun
karena Tuhan yang beri kekuatan ^^
Perhatikan lagi ayat tadi, lumayan panjang kan?
Percaya gak sih, kalo dulu aku hapal banget ayat ini?
Sekarang ma kagak!
Jujur aja, ayat yang aku masi hapal semakin berkurang
dibanding dulu. Penyebabnya, aku malas mengulang, aku gak memaksa diriku untuk
merenungkan Firman Tuhan.
Hah? Kok dipaksa Meg? Mosok menghapal Firman Tuhan harus
dipaksa?
Iyeeee....Kita harus memaksa diri kita sendiri uuuntuk melakukan banyak hal baik, termasuk
menghapal Firman Tuhan, kita perlu memaksa diri di awalnya. Sapa sih yang gak
mau, memperkatakan Firman Tuhan dan dikuatkan? Masalahnya, ini butuh usaha,
Kita harus mau Memeditasikan Firman Allah. Berusaha, mendisiplinkan diri kita. Ingat, Roh emang penurut tetapi daging
lemah, roh kita menginginkan banyak hal baik, tapi daging kita lemah, tekad
saja ga cukup, harus ada usaha! Termasuk hal menghapal ayat ini.
Dulu sih, motivasiku menghapal ayat salah. Karena takut malu!
Hahahaha, iya serius...Dalam KAMBIUM kami diwajibkan
menghapalkan ayat tertentu setiap minggunya, dan aku hapal! Malu dunk, ntar pas
dites gak hapal, hahahahaha, motivasi yang ngawur. Dan aku cukup bangga saat
yang lain gak hapal dan aku hapal (sombong, minta dihajar nih ^^’)
sampaiiiiii.......suatu hari seorang kawanku memujiku tapi dengan bercanda dan
bilang:
“Emang lah ya ko ni hapal bener ayat-ayat, dah macam ahli
Taurat dan orang Farisi aja.”
Wakssss....!! Saat mendengar itu, aku ketawa-ketawa tapi
sebenarnya ketampar aku! Iya....ya.....macam ahli taurat dan orang Farisi aja
ya aku ni, melakukan HAL MENGHAPAL AYAT ini Cuma supaya dilihat orang lain aku
mampu, hellooowwww!!! Tobat Meggggg...!! Aku tahu saat itu, kawanku gak ada
niat menyindir, dia emang memujiku, tapi diselipin canda seperti itu, soale
pengakuannya dia, dia emang agak susah menghapal FirTu ni. Tau gak sih,
kacaunya aku, bukannya membereskan motivasiku, saat itu, setelah mendengar
kawanku aku malah jadi malas-malasan menghapal FirTu. Kacaaaauuuuu!!!
Herannya ya, ayat-ayat yang aku hapalkan semasa ‘masa-masa
dipaksa’ itu sampai sekarang aku masih ingat lo....Aneh kan? Tapi di sinilah
aku jadi benar-benar melihat kalo ALLAH turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan. Bahkan, apa yang kulakukan dengan motivasi salah
pun jadi mendatangkan kebaikan dalam hidupku. Gak jarang, ayat-ayat tersebut
jadi senjataku. TUHANku luar biasa \(“,)/
Setelah periode itu, aku males-malesan menghapal ayat, aku
berhenti memaksa diriku. Emang aku tetap sih baca FirTu, saat teduh juga, tapi
menghapal ayat ini nggak lagi. Nah, pas aku lulus kuliah, aku gak langsung
bekerja. Disini aku punya banyak waktu, dan aku menghabiskan waktuku membaca
FirTu. Gak tau, kayak orang kelaparan aja waktu itu, bisa berapa pasal aku baca
dalam sehari. Dan aku tiba-tiba rindu menghapal lagi janji-janji Tuhan,
peringatan-peringatanNya, dan aku mulai lagiiiii....^^ Aku menikmatinya. Ayat
yang mau aku hapalkan, aku simpan di HAPEku, aku lihat berkali, kali, kubaca, kuulangi
sampai hapal. Setelah hapal, aku menghapal ayat lain, tapi sambil mengulang
ayat yang kuhapal sebelumnya. Aku mencintai Firman Tuhan. PerkataanNya Tuhan tu
penuh kuasa loooo...Tiap aku mengulang ayat tertentu, memperkatakannya (soale
aku menghapal sambil ngomong, hahahaha), imanku semakin diteguhkan saat aku
berulang kali mengulangnya. TUHAN gak bohong waktu dikatakan iman timbul dari
pendengaran, pendengaran akan Firman Allah. That’s trueeee...!!! Aku dah
ngalamin.
Sekarang, kusadari, aku mulai malas lagi melakukan hal ini.
Dan ini menyedihkan, aku merasa mundur. Emang sih, apa yang aku hapalkan dulu
gak sepenuhnya hilang dari ingatanku. Saat ku memerlukannya, Roh Kudus
mengingatkan lagi banyak FirmanNya. Sungguh aku rindu menghapal dan
memperkatakan janji-janjiNya maupun peringatan-peringatanNya lagi. Mengulangi
apa yang TUHAN katakan dan meneguhkan imanku.
Aku perlu memaksa diriku lagi. Bukan supaya dilihat orang
lain. Ato karena aku punya banyak waktu lalu aku menghapalnya. Tapi karena aku
memerlukan FirmanNya. FirmanNya yang menghidupkanku, FirmanNya yang
memampukanku berjalan menghadapi apapun, menghadapi serangan apapun. Mungkin
awalnya ini akan jadi siksaan bagi dagingku yang mulai malas melakukannya, tapi
pada akhirnya ini akan jadi kegiatan yang menyenangkan. Karena melalui
FirmanNya aku akan semakin bergaul karib dengan TUHAN dan semakin mengenalNya.
Bukankah pengenalan akan TUHAN akan membawa kita semakin mengasihiNya?
PS. Saat aku kehilangan motivasi menghapal FirTu, membaca
Mamur 119
memberikan kerinduan yang dalam untuk mencintai FirmanNya
Kasongan, 25 Juli 2012
-Mega Menulis-