Bilangan 31-32
Bilangan 31:5, 49 (TB) Demikianlah diserahkan dari kaum-kaum Israel seribu orang dari tiap-tiap suku, jadi dua belas ribu orang bersenjata untuk berperang.
serta berkata kepadanya: "Hamba-hambamu ini telah menghitung jumlah prajurit yang ada di bawah kuasa kami dan dari mereka tidak ada seorang pun yang hilang.
Dua belas ribu orang Israel berperang dan menang, padahal lawannya jauh lebih banyak lo...., lah wong jumlah perempuan Midian yang belum pernah bersetubuh dan dibawa aja ada tiga puluh dua ribu orang.Hebatnya lagi, dari dua belas ribu orang Israel itu, gak ada satu pun yang meninggal! Keren banget ga tuh? Emang lah ya, kalau Tuhan sudah turun tangan, angka atau jumlah gak berarti apa-apa. Seandainya sebelum perang orang Israel dikasih tau kalau dengan dua belas ribu orang mereka akan mengalahkan puluhan ribu orang tanpa satu pun korban di pihak mereka, mungkin mereka gak akan percaya. Gak masuk akal banget! Tapi sesudah perang berakhir nyata benar pertolongan Tuhan bagi mereka. Bukan kekuatan mereka yang membuat mereka menang, tapi Tuhan. Mereka gak bisa mencuri kemuliaan Tuhan karena yang terjadi memperlihatkan sesuatu yang mustahil. Sulit untuk gak mengenali kalau Tuhan yang berperang, makanya pemimpin tentara Israel memberikan persembahan kepada Tuhan.
Aku belajar kalau aku gak bisa membatasi Tuhan. Aku hanya harus taat, bahkan saat Tuhan memintaku mengerjakan sesuatu yang mustahil. Apa yang mustahil di mata manusia, Tuhan bisa buat. Seringnya aku berhitung dengan kalkulatorku, aku hanya memperhatikan yang gak terlihat dan lupa kalau Tuhan sanggup. Lalu, pelajaran lainnya adalah aku gak boleh lupa mengucap syukur saat Tuhan tolong aku.
Bilangan 32:6 (TB) Jawab Musa kepada bani Gad dan bani Ruben itu: "Masakan saudara-saudaramu pergi berperang dan kamu tinggal di sini?
Tuhan berjanji membawa orang Israel masuk ke tanah perjanjian tapi... DIA ga begitu saja memberikan janjinya dengan mudah, Tuhan ingin mereka berperang. Untuk mengklaim apa yang dijanjikan Tuhan bagi mereka, orang Israel harus berjuang. Bukan dengan kekuatan mereka sendiri tapi berjuang bersama Tuhan. Kalau dipikir sih sebenarnya Tuhan bisa aja ngasih Kanaan ini ke orang Israel, tinggal jalan santai lenggang kangkung ga perlu perang. Tapi lebih dari itu, Tuhan ingin membentuk karakter orang Israel. Tuhan ingin mereka semakin mengenal Tuhan. Bagaimana mereka belajar mengandalkan Tuhan kalau mereka gak berada dalam situasi yang lemah, bagaimana mereka berani menghadapi musuh kalau mereka gak meyakini penyertaan Tuhan.
Setiap kita yang dibawa Tuhan masuk ke tanah perjanjian diajak Tuhan berperang, ada banyak pergumulan yang harus kita menangkan, banyak dosa yang harus kita serahkan di bawah salib Kristus, pemikiran yang gak berkenan di hadapan Tuhan harus kita taklukkan, ada karakter yang sedang dibentuk Tuhan dalam diri kita. Dalam setiap yang aku hadapi, Tuhan ingin aku semakin mengenalny. Aku harus sedia berperang dan menang bersama Tuhan karena hanya Dia yang bisa memberikan kemenangan.
Hosea 7
Hosea 7:14 (TB) Seruan mereka kepada-Ku tidak keluar dari hatinya, tetapi mereka meratap di pembaringan mereka. Mereka menoreh-noreh diri karena gandum dan anggur, dan mereka berontak terhadap Aku.
Orang yang berseru pada Tuhan harusnya adalah orang yang meyakini bahwa hanya Tuhanlah yang sanggup menolong dia, hanya Tuhanlah yang sanggup melepaskan dia dari pergumulan, hanya Tuhan saja pengharapannya. Nah, kalau berseru pada Tuhan tapi berontak sama Tuhan, buat apa?
Kenapa biasanya orang berseru kepada
Tuhan?
Karena dilanda masalah
Karena dihukum Tuhan
Dikatakan kalau orang Israel berseru kepada Tuhan bukan dari hati, berhati lip service doang dong, kenapa orang Israel melakukan ini?
1.Ingin mengesankan manusia
Kalau ini alasannya berarti orang Israel hanya fokus dengan hormat dan pandangan orang lain. Mereka berseru pada Tuhan hanya untuk dilihat orang lain.
2.Gak menghormati Tuhan
Tuhan mengampuni mereka yang berbalik dari jalannya yang jahat, tapi kalau habis tobat terus mengulang-ulang kejahatan seperti penjahat kambuhan berarti mereka mengira Tuhan bisa dipermainkan. Saat kita menerima pengampunan, kita harus bersedia berubah. Saat mengalami pergumulan, Tuhan bersedia turun tangan, tapi kalau uluran tanganNya ditolak gimana dong?
Aku gak mau jadi pemberontak. Aku mau belajar berkata 'YA' pada setiap perkataan Tuhan dan menghormati Tuhan. Aku gak mau kelihatan berseru sama Tuhan padahal HATIKU MEMBERONTAK. Memang siapa yang mau aku bohongi? Tuhan atau manusia?
Amsal 7
Amsal 7:19 (TB) Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh,
Perempuan jalang dalam pasal ini berani berzinah dan menggoda pria lain tanpa sepengetahuan suaminya. Tidak ada kesetiaan dalam perempuan ini, dia hanya berpikir bagaimana supaya nafsunya terpuaskan. Jangan berpikir kalau dia berzinah hanya karena ada kesempatan (saat suaminya gak ada), saat suaminya ada pun dia pasti mencari cara agar keinginannya terwujud.
Aku jadi merenungkan, apakah aku sama dengan perempuan ini, adakah hal-hal yang ingin atau telah aku lakukan yang tersembunyi dari suamiku? Ada ternyata.
Hal yang simple mungkin bagi orang lain dan konyol, aku terkadang jajan makanan saat di kantor. Ngapain kalo dipikir hal makan doang aku sembunyikan dari suami lagian mosok hal gini aja mesti lapor suami. Tapi baca pasal ini aku sadar kalau memang aku gak jujur, aku SENGAJA menyembunyikan hal ini karena aku punya pergumulan dengan nafsu makanku. Aku mau mendisiplin diriku, aku mau kendalikan nafsu makanku dan jujur sama suami tiap aku jajan di luar. Suami gak mungkin marah sih, tapi dia pasti tegur atau ngasi nasehat kalo keseringan, lagi pula sebelumnya aku sudah bilang mau mengendalikan diri dalam hal makan ini, jadi pasti dia komentar deh.
Tuhan, aku gak mau lagi menyembunyikan nafsu makanku dari suamiku, aku mau mengaku supaya aku bisa ditegur dan aku bisa berubah. Tuhan, berikan aku keberanian untuk jujur supaya aku bisa ditegur. Lembutkan hatiku untuk menerima teguran ya Tuhan. Amin....
Kasongan, 7 Maret 2017
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment