Pernah menonton
Brain Games? Sebuah acara yang menarik, kita mempelajari bagaimana otak bekerja
melalui permainan maupun simulasi. Setelah permainan atau simulasi disajikan
maka akan ada penjelasan ilmiahnya mengapa demikian, tentu saja penjelasannya
berkaitan dengan kerja otak. Seru deh. Kalau nonton sering banget momen “Oooo....begitu”
:p Benar-benar membuka wawasan.
Dalam sebuah episodenya
yang kutonton beberapa waktu lalu ditampilkan sesuatu yang menarik. Tim kreatif
acara tersebut menayangkan seorang wanita yang menyamar menjadi kasir di sebuah
coffe shop, wanita tersebut dengan sengaja memberikan lebih banyak pada uang
kembalian untuk pelanggannya, dia berpura-pura salah hitung. Aku mengira banyak
yang gak mengembalikan lebihan tersebut, tebakanku salah donggg....Masih banyak
orang jujur di dunia ini rupanya. Semua yang menerima lebihan saat itu mengembalikannya.
Wow! Kaget? Aku sih yes. Padahal aku kira endingnya semacam di Indonesia,
pernah ada suatu acara untuk mencari orang jujur begitu, nantinya kalau ada
dikasih hadiah berupa uang sekian rupiah. Aku lupa judul acaranya tapi di situ
aku tahu ternyata di Indonesia susah mendapatkan orang jujur :p. Acara gak
berhenti di situ, kembali ditayangkan hal yang sama dengan sedikit perbedaan,
kembali wanita tersebut dengan sengaja memberikan lebih banyak pada uang
kembalian untuk pelanggannya, dia berpura-pura salah hitung TETAPI kali ini
wanita tersebut bersikap judes dan gak menyenangkan saat melayani pelanggannya.
Tebak dong, berapa orang yang mengembalikan uang yang salah hitung tersebut?
Yup! Tidak ada. Kaget? Aku sih No. Wong tu kasir jadi super judes dan nyebelin.
Mungkin kalau jadi pelanggannya, aku pun berpikir dua kali untuk
mengembalikannya. Lol
O, iya...Mereka
yang mengembalikan dan gak mengembalikan uang tersebut diwawancara setelah
mereka mengembalikan/ gak mengembalikan kelebihan uang yang diterimanya. Mereka
yang mengembalikan beralasan kalau mereka merasa kasihan kepada si kasir
tersebut kalau ada selisih uang, tentunya bos si kasir itu akan marah dan
meminta si kasir mengganti. Sedangkan mereka yang gak mengembalikan kelebihan
uang tersebut beralasan, mereka gak mengembalikan karena sikap si kasir yang
gak menyenangkan tersebut. Karena dia judes kepada pelanggan maka mereka merasa
dia layak mendapatkan balasan, mereka gak peduli jika dia dimarahi, disuruh
mengganti bahkan dipecat sekalipun.
Ternyata pada
dasarnya manusia ini memiliki belas kasihan pada mereka yang mengalami
kemalangan, kita gak tega orang lain mengalami sesuatu yang buruk karena kita
secara alami menempatkan diri kita berada di posisi orang lain. Tapi berbeda
ceritanya kalau kita menerima perlakuan buruk dan melihat orang lain melakukan
hal yang jahat tiba-tiba belas kasihan itu hilang berganti keinginan untuk
membalas.Kita menganggap orang jahat pantas menerima sesuatu yang buruk.
Pantas saja
firman ini gak mudah dilakukan:
Janganlah membalas kejahatan dengan
kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Roma 12:17
Rupanya keinginan membalas membuat kita
kehilangan belas kasihan.
Jika pada dasarnya kita memiliki belas kasihan, mengapa kita berubah
hanya karena sikap orang lain? Sayang sekaliii...
Melalui tontonan
tersebut aku diingatkan supaya melawan keinginan membalas kejahatan dengan
kejahatan, aku harus tetap melakukan yang baik. Gak peduli bagaimana orang lain
bersikap, aku harus tetap mengasihi. Saat keinginan membalas datang, aku harus
mengingat ini:
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah
kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah,
sebab ada tertulis : Pembalasan itu adalah hak-Ku, Akulah yang akan menuntut
pembalasan, firman Tuhan. Roma 12:19
Pembalasan
bukanlah HAK kita! Jangan mengambil apa yang menjadi bagiannya Tuhan. Bagianku
adalah mengasihi. Bukan membalas dendam. Memang secara alami dorongan membalas
mereka yang berbuat jahat muncul begitu saja, tapi akhir kata:
Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan,
tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! Roma 12:21
Dannn....aku
baru ingat, aku gak tahu alasan seseorang berbuat jahat. Oke lah ya, kejahatan
tetap kejahatan, gak peduli apapun alasannya. Tapi bagaimana kalau di hari itu
seseorang bersikap jahat karena dia sedang kalut, ada masalah yang
dipikirkannya sehingga dia berlaku ketus dan jahat. Aku mungkin gak akan pernah
tahu alasan seseorang melakukan yang jahat. Aku yang jahat ini telah menerima
kebaikan berlimpah yang gak layak kudapatkan dari Tuhan. Dia telah bermurah
hati sepanjang umurku dengan tetap menunjukkan kebaikanNya bahkan saat aku
melakukan yang jahat. Aku tahu caranya bermurah hati, Tuhan telah
menunjukkannya kepadaku. Dengan gak membalsa dendam. Dengan berlaku manis.
Dengan melakukan yang baik pada mereka yang jahat. Aku pasti bisa, aku sudah
belajar dari Ahlinya seumur hidupku, tinggal perbanyak latihan.Hohoho.
Berbuat baik pada mereka yang berbuat
jahat adalah cara kita menunjukkan kemurahan Allah.
Kasongan, 13 Juli 2017
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment