Monday, July 24, 2017

Yesaya 28-30, Amsal 21, Pengkhotbah 5

Yesaya 28:11-12 (TB)  Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini
Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.

Tuhan sampai memakai orang asing untuk berbicara kepada orang Israel karena saat Dia memakai nabi-nabi Israel, mereka gak mau mendengar. TAPIIIII.... tetap aja mereka gak mau mendengarkan!

👂 TUHAN, berikan aku hati yang lemah lembut supaya bisa menerima teguran dari Tuhan dengan sukacita siapapun yang Tuhan pakai. Saat aku mendengarkan,  biarkan aku berespon dengan ketaatan. Jangan biarkan aku bertelinga tapi gak mendengar. Amin

Yesaya 29:13 (TB)  Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,

Bibir memuliakan Tuhan ✔️
Hati menjauh dari Tuhan ✖️
Beribadah dengan perintah manusia yang dihapalkan ✖️

Tuhan mau apa yang kita yakini sejalan dengan apa yang kita katakan dan perbuat. Tuhan mau ketaatan kita lahir dari kasih kita padaNya, bukan sekedar melaksanakan  tanpa kasih. Makanya Tuhan juga bicara tentang kedekatan hati. Keintiman denganNya.
Kedekatan hati 👉 Keintiman
Saat kita hidup intim dengan Tuhan maka akan mempengaruh sikap kita,  cara kita berbicara bahkan cara kita berpikir.

Yesaya 30:9-10 (TB)  Sebab mereka itu suatu bangsa pemberontak, anak-anak yang suka bohong anak-anak yang enggan mendengar akan pengajaran TUHAN;
yang mengatakan kepada para tukang tilik: "Jangan menilik," dan kepada para pelihat: "Janganlah lihat bagi kami hal-hal yang benar, tetapi katakanlah kepada kami hal-hal yang manis, lihatlah bagi kami hal-hal yang semu,

Israel dikatakan sebagai:
✔️ Bangsa pemberontak
Apa yang dikatakan Tuhan,  dibantah. Apa yang dilarang Tuhan, dilakukan. Apa yang disukai Tuhan, dibenci. Apa yang menyenangkan Tuhan, dijauhi. Sepemberontak itulah mereka. Hati-hati kalau aku punya roh seperti ini berarti aku juga pemberontak.
✔️ Anak yang suka berbohong
Saat mulut mereka memuliakan Tuhan tapi hatinya menjauh dari Tuhan,  saat mereka memberikan persembahan tapi gak menyukai pengenalan akan Tuhan,  saat mereka beribadah tapi gak mengenal siapa yang mereka sembah,  saat apa yang mereka lakukan gak sejalan dengan iman mereka, Tuhan bilang mereka BERBOHONG.  BAGAIMANA denganku? Jangan sampai aku melakukan kebohongan yang sama dan terus mengulanginya.
✔️ Anak yang enggan dengan pengajaran
Enggan dengan pengajaran ciri-cirinya:
👉 Gak suka diajar
👉 Gak mau melakukan apa yang diajarkan
👉 Menjauhi pengajaran
👉 Gak mau belajar
👉 Merasa diri paling tahu dan benar.

Yesaya 30:15 (TB)  Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

.... TETAPI KAMU ENGGAN!
KALIMAT ini sering ditiadakan dalam banyak renungan yang pernah kubaca, dalam khotbah yang kudengar juga. Sekali lagi Tuhan menunjukkan betapa pemberontakan dalam diri Israel begitu kuat. Padahal Tuhan gak nyuruh yang susah-susah, apa coba yang diminta Tuhan,  cuma:
Bertobat,  tinggal diam 👉  DISELAMATKAN
Tinggal tenang,  percaya 👉 MENDAPAT KEKUATAN
GAMPANG KAN?
Tapi mereka enggan.

Di ayat berikutnya makin terlihat sifat keras kepala dan pemberontaknya Israel, setiap Tuhan suruh apa, yang mereka lakukan pasti yang sebaliknya. Duh, gemas banget rasanya.

Pengkhotbah 5:4-5 (TB)  (5-3) Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu.(5-4) Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya

Bernazar itu yang seperti dilakukan Hana ini:
1 Samuel 1:11 (TB)  Kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya." 

Hana bernazar karena ia meminta perhatian Tuhan atas kesengsaraannya, mungkin ia merasa Tuhan melupakan dia. Tuhan melihat hatinya. Tuhan menjawabnya dengan memberikan apa yang menjadi doanya. Tuhan mengingat Hana. Tuhan menunjukkan kalau Ia memperhatikannya. Indah sekali. Dan Hana pun mengingat nazarnya. Kita tahu kalau Hana memegang nazarnya, bahkan ia tidak menunda-nundanya.

Nazar bukanlah alat untuk memaksa Tuhan memenuhi keinginan kita. Mana bisa Tuhan dipaksa,  Ia tahu benar isi hati kita, Ia tidak akan membiarkan diriNya dipermainkan. Nazar bukan sekedar berkata kalau Tuhan berbuat begini maka saya akan berbuat begitu. Itu namanya memaksa. Itu bodoh. TANPA kita bernazar pun Tuhan dapat melakukan apa yang kita inginkan jika Dia memang berkenan.

Orang yang berjanji kepada TUHAN harus segera menepati nazarnya karena :
✅ Kita berjanji bukan pada sembarangan pribadi, ini TUHAN looo.... Masakan kita mau sembarangan berjanji dan gak menepati, kalau kita melakukan ini berarti kita tidak menghormati kepada siapa kita berjanji.
✅ Tuhan kita adalah Allah yang memegang perjanjianNya, kita anak-anakNya pun harus demikian.
✅ Tuhan ingin kita gak mengumbar perkataan yang sia-sia. Sia-sia kan kalau bernazar tapi tidak pernah menepati.

Amsal 21:1 (TB)  Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.

Saat kita ingin melakukan sesuatu dan punya banyak rencana lalu orang yang memiliki otoritas atas hidup kita tidak setuju, apa yang kita lakukan? Ayat ini mengajarkanku untuk berserah kepadaNya, bahwa kalau Tuhan memang berkenan Dia sanggup mengubahkan hati orang tersebut, kalau nggak berarti Tuhan punya rencana lain.

Beberapa minggu ini masih berat rasanya menerima kenyataan kalau aku gagal masuk S2 UI hanya karena izin tugas belajarku gak bisa keluar padahal tanggal yang ditetapkan sudah lewat. Aku berpikir kenapa Tuhan biarkan aku buang uang untuk ikut tes jauh-jauh ke depok kalau akhirnya begini, kenapa Dia berikan aku kelulusan waktu tes masuk kalau akhirnya izin tugas belajar gagal kuterima.

Aku harus menerima kalau saat ini mungkin Tuhan punya rencana lain. Perkara mudah bagi Tuhan untuk menggerakkan hati mereka yang berwenang mengurus tugas belajarku untuk memberikan izin, tapi toh Dia tidak melakukannya. Berarti Tuhan punya rencana lain bagi hidupku. Dia tahu yang terbaik bagiku. Biarlah bukan kehendakku yang jadi, tetapi kehendakNya.

Palangka Raya,  21 Juli 2017
-Mega Menulis-

No comments: