Wednesday, October 18, 2017

Amsal 18, Ulangan 18

Amsal 18:11 (TB)  Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti tembok yang tinggi menurut anggapannya.

Aku kira aku bukan orang kaya yang menganggap harta segala-galanya, tapi baru-baru ini aku menyadari kalau aku suka kuatir saat gak ada nominal tertentu di rekening kami #sigh. Beberapa bulan ini aku terkadang kuatir,  apalagi masih ada beberapa tagihan kartu kredit yang harus kami bayar imbas perjalanan kami dua bulan yang lalu.

Aku seharusnya gak kuatir akan hidupku bukan karena gak ada tagihan kartu kredit atau karena ada nilai nominal tertentu di rekening kami, kalau gitu sih aku sama saja dengan orang kaya di ayat ini. Tobat... Tobat! Seharusnya aku gak kuatir karena aku tahu kepada siapa aku percaya. Tuhan yang memelihara hidupku. Kalau dipikir-pikir lagi,  seharusnya secara matematika, hitungan ekonomi,  gak mungkin kebutuhan kami terpenuhi. Tapi matematikaNya Tuhan beda. Kami gak pernah berkekurangan. Aku gak mau kuatir lagi.

Tapi memang lah ya, Tuhan jadi satu-satunya tempat berharap saat kita dah gak punya apa-apa lagi. Padahal Tuhan seharusnya menjadi sumber pengharapanku setiap saat.

🙏 Tuhan,  ampuni kalau aku kuatir padahal Tuhan senantiasa memelihara hidupku. Ampuni aku kalau merasa aman dengan apa yang kumiliki,  padahal rasa aman sejati hanya ada saat aku menyadari keberadaan Tuhan. Tolong aku mempercayai Tuhan sepenuhnya. Amin.

Ulangan 18:2 (TB)  Janganlah ia mempunyai milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya; TUHANlah milik pusakanya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadanya

Kalo ngelihat orang Lewi terkadang aku kasihan juga ya,  mereka gak mendapat bagian dari milik pusaka orang Israel,sampaaaiiii....aku baca ayat ini dan ingat kalau Tuhanlah milik pusakanya. Tuhanlah bagian mereka. TUHAN looo...!!!! Wow! Mereka mendapat keistimewaan dipilih untuk melayani Tuhan siang dan malam, yang gak semua orang mendapat keistimewaan itu. Gak semua orang bisa dan mau lo menjalani hal tersebut.

Saat ini pun sama, gak semua orang dipanggil melayani Tuhan full timer sebagai pendeta atau misionaris atau pekerja Gereja yang lain. Setiap orang dipilihNya sesuai dengan kasih karuniaNya untuk memenuhi panggilanNya yang unik. Bagian setiap orang berbeda,jadi kita perlu bersukacita menikmati panggilan Tuhan dalam hidup kita. Ada yang dipanggil melayani sebagai missionaris, ada yang dipanggil sebagai ibu rumah tangga melayani keluarga, ada yang bekerja di pemerintahan, ada yang menjadi pedagang, dll. Dalam segala sesuatunya biarlah kita menjalani panggilan kita dengan sukacita dan melayani Tuhan.

Kasongan,  18 Oktober 2017
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...