Matius 1:24-25 (TB) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,
tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.
Kali ini aku tertarik pada apa yang tidak dilakukan Yusuf pada Maria setelah menikah. Yusuf benar-benar pria yang luar biasa, dia gak hanya taat pada Tuhan dan mengasihi Maria tapi dia rela melepaskan haknya demi menjaga dan menghormati Maria.
Kebayang gak sih, Yusuf adalah tunangan Maria dan tiba-tiba Maria hamil padahal mereka belum menikah. Bisa saja kan Yusuf kecewa dan memilih meninggalkan Maria,tapi karena dia percaya pada Tuhan, dia memilih taat. Lalu, setelah menikah sebenarnya Yusuf berhak dong meminta Maria melakukan hubungan suami isteri, toh Maria adalah istrinya, dia sebagai pria punya kebutuhan juga kan. Tapi nggak tuh! Yusuf menahan dirinya dan melepaskan haknya. Dengan tulus dia mengasihi dan menjaga Maria dan bayi yang dikandungnya. Yusuf sungguh berhati tulus.
Lukas 2:19 (TB) Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.
Maria bukan tipe perempuan zaman sekarang yang ada apa-apa curhat, atau bikin status di fesbuk. Maria menahan dirinya menyampaikan hal-hal yang gak perlu disampaikan, Maria tahu ada yang perlu disimpan dan direnungkan, ada juga yang perlu dikatakan.
🙏 Tuhan, berikan aku hikmat dalam berkata-kata, sehingga aku gak asal menyampaikan sesuatu tapi aku belajar menyimpan dan merenungkannya seperti Maria.
Amsal 1:8 (TB) Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu.
Sebagai orang tua sudah pasti kita senang dan bangga kalau anak kita mau taat dan dengar-dengaran dengan apa yang kita katakan. Sebaliknya, kita akan merasa sedih kalau anak kita gak mau taat. Saat-saat ini Sara sedang asyik mengeksplorasi sekelilingnya, terkadang apa yang dia lakukan dapat membahayakan dirinya. Mau gak mau, kami harus tegas.
Kalau kami yang gak sempurna aja sebagai orang tua mau mendidik dan mengajar anak kami dengan tegas, apalagi Bapa kita yang di sorga? Aku mau tunduk sama Tuhan dan gak menyia-nyiakan peringatan-Nya. Di saat kami mendidik Sara aku diingatkan begitulah Tuhan kepada kita. Dia mendidik dan menghajar kita karena Dia mengasihi kita. Aku bersyukur diberi kesempatan merasakan apa yang Tuhan rasakan saat aku menjadi orang tua ini, bagaimana senangnya aku saat Sara mau mendengarkan ajaran kami, begitu juga Tuhan saat aku hidup dalam ketaatan. Sebagaimana aku sedih saat Sara gak mendengarkan perkataan kami, begitu pula yang dirasakan Tuhan saat aku gak mau mendengarkanNya.
Tuhan punya tujuan waktu menjadikanku orang tua. Aku jadi semakin mengenal Tuhan sebagai Bapa melalui pengalaman ini. Bersyukur sekali punya Bapa yang sabarnya luar biasa,yang gak pernah menyerah denganku.
Ulangan 1:32 (TB) Tetapi walaupun demikian, kamu tidak percaya kepada TUHAN, Allahmu,
Setelah begitu banyak yang Tuhan perbuat dalam memimpin bangsa Israel sejak dari Mesir dan mereka masih gak percaya sama Tuhan? Keterlaluan! Padahal begitu banyak berkat yang Tuhan beri, berkali-kali Tuhan menolong mereka, bahkan Tuhan sendiri yang memimpin perjalanan mereka. PemeliharaanNya sempurna dan bangsa Israel masih meragukan Tuhan? Wow!!! Entah apalagi yang harus Tuhan perbuat supaya mereka mempercayaiNya sepenuhnya.
Bagaimana denganku?
Bukankah aku juga sering gak mempercayai Tuhan. Aku kuatir akan hidupku seakan-akan Tuhan gak bisa diandalkan. Aku takut akan banyak hal padahal Tuhan Maha Kuasa. Kalau nyawaNya saja diberikan lalu kenapa aku takut Dia gak memberikan yang terbaik. Apalagi yang aku kuatirkan? Bukankah kalau aku lihat ke belakang, pemeliharaanNya sungguh sempurna, kebanyakan yang aku kuatirkan gak menimpaku.
Kasongan, 1 Oktober 2017
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment