Ulangan 14:23 (TB) Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah engkau memakan persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu, supaya engkau belajar untuk selalu takut akan TUHAN, Allahmu.
... SUPAYA ENGKAU BELAJAR UNTUK SELALU TAKUT AKAN TUHAN, ALLAHMU.
Kalo dipikir-pikir, emang bener Tuhan TIDAK MEMBUTUHKAN sepersepuluh dari hasil orang Israel, wong Dia yang empunya segalanya kok. Orang Israel yang membutuhkan perpuluhan sebagai sarana belajar hidup takut akan Tuhan. Melalui ini, mereka belajar taat saat hasil benihnya sedikit, bahkan tetap taat hasil benihnya banyak. Mudah memberikan alasan, "Ah, hasilku sedikit Tuhan, aku gak usah aja ya memberi perpuluhan" atau "Hasilku tahun ini banyak sekali, kalau seperseratusnya aja aku berikan pun sudah lebih banyak dari biasanya, seperseratusnya aja ya Tuhan", jatuh-jatuhnya jadi nawar sama Tuhan. Kalo emang gak niat, mau hasil dikit atau banyak pasti akan ada aja alasan. Tapiiiii.. Kalau hidup dalam takut akan Tuhan, pasti taat gak melihat keadaan, taat ya taat aja. Apakah aku hidup dalam takut akan Tuhan sebagaimana orang Israel yang memberikan sepersepuluh miliknya supaya bisa belajar takut akan Tuhan?
Apakah aku hidup dalam ketaatan kepadaNya dalam segala hal?
Atau jangan-jangan aku mencari alasan untuk ketidaktaatanku?
Amsal 14:30 (TB) Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.
Hati yang tenang menyegarkan tubuh.
Bagaimana ciri-ciri orang yang berhati tenang?
Orang yang berhati tenang gak mudah digoncangkan oleh apa yang terjadi, dia percaya sepenuhnya kalau gak ada sesuatu pun yang terjadi di luar kendali Tuhan. Ketenangannya berasal dari Tuhan. Pikirannya diisi Tuhan dengan segala sesuatu yang baik, yang kudus, yang mulia, yang jujur, yang adil dan berkenan di hadapan Tuhan.
Bagaimana seseorang bisa berhati tenang? Karena ketenangannya berasal dari Tuhan maka dia bisa tenang karena bersandar pada Tuhan sepenuhnya bukan pada pengertiannya sendiri. Berserah itu gak mudah, perlu disiplin bertahun-tahun untuk menyerahkan kehidupan sepenuhnya pada Tuhan dan gak berusaha mengambil kendali.
👉 Tuhan tahu apa terjadi padaku, Tuhan tahu apa yang dilakukan-Nya mendatangkan kebaikan dalam hidupku. Aku percaya Tuhan. Aku percaya. Amin.
Kasongan, 14 Oktober 2017
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment