Ulangan 17:1 (TB) Janganlah engkau mempersembahkan bagi TUHAN, Allahmu, lembu atau domba, yang ada cacatnya, atau sesuatu yang buruk; sebab yang demikian adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu."
Tuhan ingin orang Israel memberikan sesuatu yang cacat atau buruk, berarti Tuhan menginginkan yang terbaik. Begitu juga dengan kita, persembahan yang kita berikan pada Tuhan adalah harus yang terbaik. Apakah kita sudah memberikan yang terbaik dengan yang ada pada kita?
Sewaktu kuliah aku pernah dapat ilustrasi begini:Kalau Tuhan kasih kita kemampuan dapat nilai B lalu kita belajar keras dan dapat nilai B, berarti kita sudah memberikan yang terbaik dengan apa yang ada pada kita. Tapi kalau kita dapat A dengan cara mencontek berarti kita gak memberikan yang terbaik. Tuhan gak cuma melihat hasil. Tapi Dia juga memperhatikan CARA kita, apakah cara kita benar di mataNya? Makanya, sering kali kalau membicarakan persembahan aku juga teringat ayat ini:
Roma 12:1 (TB) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Mempersembahkan yang terbaik adalah melakukan yang kudus dan berkenan kepada Allah. Kita gak sekedar memberikan yang terbaik menurut hikmat kita, tetapi yang berkenan dan menyenangkan Tuhan.
👉 Pastikan kalau aku melakukan yang benar dan belajar sebelum melakukan sesuatu aku perlu bertanya pada Tuhan:"Tuhan, kalau aku melakukan ini, apakah ini akan menyenangkan hatiMu? "
Amsal 17:3 (TB) Kui adalah untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas, tetapi TUHANlah yang menguji hati.
Masih tentang memberikan persembahan yang terbaik bagi Tuhan, melalui ayat ini aku diingatkan kalau Tuhan yang menguji hati. Dia lah yang paling mengetahui isi hati kita, makanya kita perlu bertanya pada Tuhan sebelum melakukan sesuatu. Seringkali saat kita datang pada Tuhan dan bertanya tentang apa yang akan kita lakukan, Dia menyingkapkan hal yang selama ini kita abaikan. Tuhan bukakan motivasi kita sebenarnya. Seringkali kita melakukan hal yang benar tapi nggak dengan motivasi yang berkenan di hadapan Tuhan. Dalam ayat ini Tuhan ingatkan aku tentang hatiku, motivasiku, apa yang gak terlihat oleh orang lain dan diriku sendiri, tetapi Tuhan tahu. Tuhan ingin kita mempersembahkan yang terbaik dengan hati yang benar.
Jadi ingat Kain dan Habel deh. Di luaran mereka sama-sama terlihat memberikan yang terbaik. Tapi saat Tuhan lebih berkenan pada persembahan Habel, reaksi Kain kemudian menunjukkan hatinya yang sebenarnya. Kalau selama ini aku pelayanan terus ngomel-ngomel sewaktu diberikan masukan, atau kalau selama ini aku dah capek-capek di rumah dan kantor tapi mengeluh karena gak dihargai, well... Bisa jadi motivasiku adalah supaya mendapat hormat manusia, bukan untuk menyenangkan Tuhan. Duh, tamparan keras buatku. Sering aku merasa seperti ini.
🙏 Tuhan, ujilah hatiku. Supaya aku melakukan hanya yang berkenan pada Tuhan, bukannya manusia. Lihat motivasiku dan bereskan jika salah. Amin.
Kasongan, 17 Oktober 2017
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment