Amsal 13:19 (TB) Keinginan yang terlaksana menyenangkan hati, menghindari kejahatan adalah kekejian bagi orang bebal.
Keinginan yang terlaksana menyenangkan hati.
Akhirnya kemarin cutiku diapprove, puji Tuhan. Senang banget. Gimana gak senang, seumur-umur kerja, cuti cuma pas merit dan lahiran, cuti tahunan yang lain selalu dipending karena bidangku emang yang sibuk di akhir tahun dan awal tahun. Ujung-ujungnya malah gak pernah cuti #sigh. Puji Tuhan, tahun ini aku dikasih Tuhan dua staf yang bisa aku andalkan, aku bisa kasih argumen ke bosku kalau mereka bisa handle semua kerjaan di kantor selama aku gak ada.
Sempat mikir, pengen banget jalan-jalan ke mana gitu selama cuti ini tapi sampai akhir tahun kayaknya bakal menghabiskan cuti cuma di Palangka Raya. Ada urusan yang harus diselesaikan dan kami berencana survei rumah untuk kami pindah tahun depan. Sampai sekarang belum ketemu rumah yang pas dengan hati dan dana. Asli pengen banget jalan-jalan ke mana gitu, tapi aku tahu kami harus lebih bijaksana karena kami akan membutuhkan biaya besar karena tahun depan Sara akan punya adik dan kami ingin tahun depan bisa dp rumah. Seandainya punya dana lebi buat jalan-halan, huhuhuhu.
See? Memang benar, waktu keinginan kita terlaksana, hati jadi sangat senang. Aku merasakannya. Tapi aku jadi sadar juga kalau keinginan itu gak ada habisnya, saat satu keinginan terlaksana maka keinginan lain muncul. Kita gak pernah berhenti menginginkan sesuatu.
👉 Aku mau bersukacita bukan karena keinginanku terpenuhi, tapi karena aku mau selalu bersyukur sama Tuhan.
Yeremia 40:2-3 (TB) Kepala pasukan pengawal itu telah mengambil Yeremia dan berkata kepadanya: "TUHAN, Allahmu, telah mengancamkan malapetaka ini atas tempat ini,
dan Ia telah melaksanakannya. TUHAN telah melakukan apa yang diancamkan-Nya, oleh karena kamu telah berdosa kepada TUHAN dan tidak mendengarkan suara-Nya, sehingga terjadilah hal ini kepada kamu.
Perkataan kepala pasukan Babel ini mengingatkanku pada sebuah buku yang berjudul Cat and Dog Theology. KEHIDUPAN BUKAN TENTANG KITA, MELAINKAN ALLAH.
Segala sesuatu yang terjadi pada hidup kita adalah untuk kemuliaan Tuhan. Kalau dilihat dari sisi orang Israel dan Yehuda, apa yang terjadi adalah hukuman Tuhan atas ketidaktaatan mereka. Tapi ini terjadi bukan sekedar untuk menghukum, melalui kejadian ini Tuhan ingin nama Tuhan dimuliakan. Lihat, bahkan kepala pasukan Babel pun mengetahui apa yang diperbuat Tuhan. Bangsa-bangsa selain Israel mulai mengenal Allahnya orang Israel dan Yehuda. Selain itu, jika mereka yang telah menerima hukuman ini berbalik kembali pada Tuhan dan menyembah Dia dengan benar, bukankah namaNya dimuliakan?
Seringkali kita berpikir saat sesuatu terjadi dalam hidup kita, Tuhan melakukannya untuk kita, agar kita bertobat, agar kita senang, agar karakter kita berubah, bla bla bla. Fokusnya jadi diri kita sendiri kan? Padahal semuanya terjadi untuk kemuliaanNya.
👉 Ingat, aku hidup untuk Tuhan. Untuk kemuliaanNya.
Palangka Raya, 13 Desember 2017
-Mega Menulis-