Amsal 27:3 (TB) Batu adalah berat dan pasir pun ada beratnya, tetapi lebih berat dari kedua-duanya adalah sakit hati terhadap orang bodoh.
Sudah berkurang sih sakit hatiku dengan kawan yang menarik pungli itu bahkan aku mulai melupakannya, tapi hari ini aku jengkel lagi gara-gara ternyata temanku yang sama-sama mengurus rapelan membayarkan punyaku dan menagih. Niatnya baik sih supaya urusan kami lancar tapi karena aku belum ikhlas untuk membayar pungli itu, kesal lagi deh.
Yang lebih mengesalkan saat bercerita dengan temanku yang dulu sekantor sama si penarik pungli ternyata kelakuan orang itu merupakan kebiasaan sudah sejak zaman kapan. Padahal orang itu pegawai golongan II tapi berani melakukan itu, dan sampai sekarang gak ada yang menegur. Punya jabatan saja nggak tapi kelakuannya kayak gitu. Gimana bisa dipercayakan jabatan? Wong banyak orang tahu dia.
Orang ini bodoh. Lalu, buat apa aku terus-menerus sakit hati padanya? Dia terus-menerus berbuat bodoh,biarkan saja dia dengan kebodohannya. Aku gak perlu terus-menerus sakit hati, dia akan menuai yang ditaburnya.
Yeremia 24
No Rhema
Kasongan, 27 November 2017
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment