Wednesday, December 13, 2017

Amsal 10, Yeremia 37

Amsal 10:7 (TB)  Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk.

Ada seorang teman yang share di fb kalau setiap bulan dia dan beberapa orang mengadakan acara untuk menolak melupakan Ahok, akan diundang beberapa orang menceritakan pengalamannya dan apa yang telah dilakukan Ahok. Setiap pulang dari acara biasanya dia share cerita baru tentang bagaimana Ahok memberkati banyak orang melalui kehidupan dan keputusan-keputusan yang diambilnya. Minggu ini dia mendapatkan cerita tentang seorang ibu berumur 70 tahun yang selalu hadir di setiap sidang Ahok. Pada hari keputusan sidang itu si ibu bertengkar dengan segerombolan orang karena membela Ahok, polisi memisahkan mereka dan ibu dibawa ke sebuah ruangan yang ada Ahok disana. Mengetahui cerita ibu itu, saat itu Ahok melarang ibu itu berteriak-teriak membelanya karena kasihan ibu itu nanti dituduh kafir padahal dia Muslim yang taat. Luat biasa ya, Ahok sedang sedih karena putusan hakim tapi masih memikirkan orang lain.

Banyak sekali cerita demikian tentang Ahok, terutama bagaimana dia lebih memperhatikan orang lain dibanding dirinya. Sungguh menjadi berkat.

Kita mungkin gak akan tahu apa yang akan diceritakan orang lain tentang kita saat kita tidak ada bersama mereka. Tapi, saat setiap hari kita melakukan sesuatu dengan benar dan dilandasi kasih pasti akan jadi berkat bagi orang lain.

🙏Tuhan, tolong aku. Berkaryalah di dalam aku dan melalui aku supaya bisa jadi berkat bagi banyak orang. Amin.

Yeremia 37:2-3 (TB)  Tetapi baik ia, baik pegawai-pegawainya maupun rakyat negeri itu, tidak mendengarkan firman yang disampaikan TUHAN dengan perantaraan nabi Yeremia.
Pada suatu kali raja Zedekia menyuruh Yukhal bin Selemya dan imam Zefanya bin Maaseya kepada Yeremia untuk meminta: "Berdoalah hendaknya untuk kami kepada TUHAN, Allah kita!"

Raja Zedekia meminta didoakan Yeremia tapi dia dan pegawai-pegawainya tidak mendengarkan firman yang disampaikan Tuhan lewat Yeremia. Doa adalah komunikasi dua arah, kita berbicara pada Tuhan dan Tuhan berbicara pada kita. Nah, apa jadinya kalau kita seperti Zedekia? Hanya mau berbicara pada Tuhan tapi gak mau mendengarkan Dia? Sayang sekali. Kita akan kehilangan kesempatan mendengarkan isi hati Tuhan, kita tidak akan merasakan sukacita saat kita memilih mendengarkan Dia dibanding dunia.

👉 Saat aku berdoa, apakah aku sibuk berbicara kepada Tuhan dan minta didengarkan atau aku juga mau mendengarkan Tuhan?

Kasongan, 10 Desember 2017
-Mega Menulis-

No comments: