Wednesday, December 13, 2017

Amsal 9, Yeremia 36

Yeremia 36:23 (TB)  Setiap kali apabila Yehudi selesai membacakan tiga empat lajur, maka raja mengoyak-ngoyaknya dengan pisau raut, lalu dilemparkan ke dalam api yang di perapian itu, sampai seluruh gulungan itu habis dimakan api yang di perapian itu.

Raja Yoyakim menolak firman Tuhan dengan membakarnya. Dia tidak sadar kalau dengan melakukan itu dia telah menolak Tuhan. Kurang ajar sekali Raja Yoyakim ini pikirku. Lalu, aku jadi berpikir, mungkin aku gak pernah membakar firman Tuhan tapi saat aku sudah menerima firman Tuhan lalu hidup seakan-akan aku gak tahu firmanNya, bukankah ini sama dengan menolak firmanNya?
Aku masih sering kuatir, masih sering gak percaya dengan firmanNya, masih bergumul dengan keinginan daging, terkadang kehilangan kesabaran, susah melepaskan pengampunan, dan masih banyak lagi.

👉 Gak melakukan firman Tuhan sama dengan menolak firmanNya.

Amsal 9:8 (TB)  Janganlah mengecam seorang pencemooh, supaya engkau jangan dibencinya, kecamlah orang bijak, maka engkau akan dikasihinya,

Ternyata penting untuk mengenali orang yang akan kita beri nasihat,  apakah dia bodoh atau bijak. Jangan sekedar memberi nasihat tanpa mengenali lawan bicara kita. Kita perlu bersiap menghadapi respon yang gak kita harapkan. Dari Yeremia 36 tadi aku juga diingatkan kalau respon setiap orang berbeda, ada yang mau menerima nasihat, ada yang nggak. Bukan berarti lalu kita berhenti menyampaikan kebenaran tapi kita perlu juga menjaga sikap hati kita, supaya tidak terlalu kecewa saat direspon kurang baik.Atau terlalu bangga saat dia meresponi dengan baik.  Biarlah bagian kita adalah taat saat Tuhan suruh tegur seseorang, nah respon orang itu adalah urusannya dengan Tuhan.

Kasongan, 9 Desember 2017
-Mega Menulis-

No comments: