Sunday, July 7, 2013

Wisdom In Book Untuk Indonesia yang Kuat



Judul Buku                     : Untuk Indonesia yang Kuat
Nama Pengarang             : Ligwina Hananto
Jenis Buku                      : Keuangan
Tahun Terbit                   : 2011

Ini salah satu buku yang aku baca baru saja di tahun 2013, pertama kali mengetahui tentang buku ini dari twitter QMFinancial, aku mulai follow baru beberapa bulan juga, suka mengikuti twitnya Mrs.Ligwina Hananto (pengarang buku ini), dan tertarik banget menggunakan jasa perencana keuangan QMFinancial ini ^_^ Tapi aku pikir-pikir, mahal sekali biayanya, ya sudahlah...Sampai suatu hari di twitnya diiklankan buku ini. Ahaaa....lebih murah kan pastinya belajar dari buku, hohohoho *perhitungan*. Akhirnya aku pesan 1. Dan, beberapa hari kemudian buku itu sampai di rumah.  


Baru melihat sampulnya, aku sudah tertarik melihat sub judulnya yang tertulis demikian:100 Langkah Untuk Tidak Miskin. Jadi penasaran kan, aje gilee....sampai 100 langkah gitu, hahahaha. Dan membuka halaman judulnya, terdapat sebuah list berisikan 100 langkah (iyeee...beneran 100 langkah bo) tersebut. Geleng-geleng lah aku saat membacanya, antara tertarik melanjutkan memnbaca bukunya dan mencemooh si Wina (begitu dia biasa disapa dalam tulisan onlinenya),lah kalo gini ma julana list ini aja ketimbang bukunya, kan lebih murah, hahahahaha *perhitungan lagi*. Tapi baiklah, sepertinya rasa tertarikku cukup besar, sehingga aku membuka lagi halaman-halaman berikutnya. Dan yang paling aku suka, begitu membaca halaman berikutnya, di halaman yang gak penting itu, Mrs.Ligwina membubuhkan tanda tangannya disertai pesan:FINANCE SHOULD BE PRACTICAL! I love it ^^ Berasa dapat pesan pribadi gitu, dan diingatkan untuk praktekin apa yang aku baca ntar, gak baca doang :p

Membaca buku ini membawaku mengikuti alur pemikiran penulisnya yang ternyata gak Cuma mikirin duit alias keuangan doang. Pertama-tama pesan yang tersampaikan adalah dia prihatin dengan keadaan Indonesia terutama rakyatnya yang gak bisa memanage keuangannya dengan baik, okelah untuk golongan miskin, tapi bagaimana dengan golongan menengahnya? Golongan menengah didefinisikannya sebagai orang-orang seperti diriku (yeahhh...aku harus mengakui kalau aku golongan menengah), yang punya penghasilan pas-pasan sebulan untuk makan 3x sehari, untuk membeli buku, nonton film terbaru di bioskop, tapi ternyata tidak pernah memikirkan masa depan keuangan, sehingga waktu inflasi menghantam, keuangan langsung gonjang ganjing. Golongan menengah ini biasanya tidak memikirkan keuangannya secara jelas.

Mrs.Hananto menuliskan dalam bukunya bahwa visinya adalah menciptakan golongan menengah Indonesia yang kuat. “When we are stronger, we can be stronger for others”, kalau kita kuat, kita akan mampu menolong orang lain. Kita tahu banyak rakyat Indonesia yang miskin, lalu bagaimana kita menolong mereka jika kita saja tidak kuat secara finansial. Dan jujur saja, aku mulai tergerak di bagian ini. Apalagi pada bagian si Mrs.Hananto ini bercerita dia punya asisten rumah tangga, dan dia mengajarkannya tentang menabung-menyisihkan sekian jumlah setiap bulan dari penghasilannya dan tidak menghabiskannya. Hal yang simple, tapi berarti.

Buku ini juga membuatku menyadari kalau aku belum merencanakan keuanganku secara jelas. Yang terpenting dalam perencanaan keuangan ternyata adalah menanyakan pertanyaan sakti ini:
TUJUAN LO APA?
Okelah, kita punya tabungan. Setiap bulan kita bisa menyisihkan 20% ato bahkan 100% (ini gimana caranya ya, hahahaha) dari penghasilan kita untuk ditabung. Tapi kalo kita gak punya perencanaan jelas tabungan itu untuk apa, berapa, mengapa, dimana dan bagaimananya itu berarti kita belum merencanakan keuangan kita. Aku belajar, kalo tujuan keuangan kita harus jelas, untuk apa? Misal, dana merit *lohhh, hahahaha*, kita harus mulai memperhitungkan kapan akan merit, estimasi biayanya juga, baru kemudian memikirkan cara mendapatkan dana tersebut. Tentunya, menikah 10 tahun lagi dan yang akan menikah 2 tahun lagi beda dunkkkk, baik dalam pembiayaan maupun cara mencari dananya. Makanya, tujuan kita harus jelas.

Saat membaca bagian lain dari buku ini, aku juga menyadari kalau menabung saja tidak cukup, berkenalan dengan inflasi membuatku sedikit ngeri, dan ternyata perlu deh yang namanya investasi. Terutama untuk tujuan-tujuan keuangan jangka menengah dan panjang, misal: dana pendidikan anak, dana pensiun, dll. Terus terang, sebelumnya aku tidak pernah memikirkan menyiapkan dana pensiun ini sendiri, kupikir sebagai PNS yang nantinya akan mendapat pensiun setiap bulannya (atau dengan wacana baru-baru ini, sejumlah besar uang begitu pensiun, tapi dibayarkan langsung sekali saja), berarti aku dah punya dana pensiun dunk. Tapi setelah dibukakan banyak hal, terutama inflasi tadi, aku mulai menyadari, ternyata aku harus mulai berinvestasi. Dan disinilah aku mulai mengenal yang namanya produk-produk investasi. Kalau dulu mendengar kata investasi aku akan bertanya mengenai mana yang paling menguntungkan, tapi setelah membaca buku ini aku mengert bahwa produk investasi disesuaikan dengan tujuan keuangan kita, that’s new for me ^^V

Membaca buku ini secara keseluruhan memberikan pemahaman buatku dalam hal perencanaan keuangan dan prakteknya. Saat mengamati 100 langkah yang dibuat Wina, aku tersenyum, ternyata ada beberapa hal yang telah aku lakukan sebelum membaca buku ini, dan aku mau mulai menjalankan apa yang aku baca, tentunya menyesuaikan dengan tujuanku apa. 100 langkah itu tentunya bukan harga mati ya, karena tiap orang punya tujuan keuangan yang berbeda, tapi secara umum aku lihat cukup kok sebagai panduan bagi kita yang ingin menjadi bagian dari golongan menengah Indonesia yang kuat ^^V

Aku teringat, dulu aku terinspirasi sebuah kalimat,”Tuhan memberikan kita banyak, supaya kita juga memberi banyak”,tapi apakah kita hanya memberi setelah diberikan Tuhan banyak? I don’t think so... Dari yang sedikit pun,kita mampu memberi, asalkan kita merencanakan dengan baik setiap penggunaan pendapatan yang kita miliki. I learn, berencana dalam keuangan bukan menunjukkan kita gak beriman kalau Allah akan menyediakan kebutuhan kita. Tapi, saat dengan hikmat yang kita miliki, kita mulai merencanakan keuangan kita, itu menunjukkan iman kita kepada Allah kita, yang sanggup memberkati rencana-rencana kita dan menjadikan yang jauh lebih baik dari yang kita rencanakan.

Well, salah satu yang aku lakukan setelah membaca buku ini adalah merencanakan dana pensiunku. Aku gak mau ntar waktu pensiun membebani anak cucuku *cieee...* Minggu ini aku mulai merencanakan dana pensiunku, membaca-baca mengenai produk investasi yang akan aku gunakan, pergi ke bank yang mempunyai fasilitas investasi tersebut, menghitung berapa yang akan aku sisihkan setiap bulannya, menghitung apakah aku mampu menyisihkan sekian nominal tersebut. Dan ya, bulan ini aku mulai berinvestasi untuk dana pensiunku nanti ^^ Aku juga telah menyiapkan dana daruratku, yang katanya kalo single sih paling ngga 4x pengeluaran tiap bulan, hohohoho.
Untuk Indonesia yang Kuat! \(“,)/

Palangkaraya, 7 Juli 2013
-Mega Menulis-


No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...