Judul Buku :
Haruskah Aku Melajang
Penulis :
Kathleen Hardaway
Penerbit :
SHAINA PT Gloria Usaha Mulia
Tahun Terbit :
2004
Dibeli di :
TB Rajawali Palangkaraya
RESENSI
Jika kita bertanya-tanya,”Mengapa saya masih melajang?” Atau
bertanya,”Kapankah saya akan menikah?”. Kathleen,penulis buku ini adalah seorang lajang, jadi dia mengerti
rasanya menjadi lajang, dianggap aneh atau berbagai pengalaman yang tidak enak,
dan dia membagikannya disini. Hidup melajang adalah karunia tersendiri, dan
buku ini memberikan semangat pagi para lajang. Tidak ada yang salah dengan
menjadi lajang.
HIKMAT
Terdapat bagian dimana Kathleen menceritakan beberapa
komentar dari kaum lajang tentang bagaimana mereka disalahpahami oleh orang
yang menikah:
-Mereka tidak percaya para lajang memiliki kehidupan yang
utuh dan memuaskan tanpa suami.
- Orang yang melajang tidak punya tanggung jawab yang benar
- Mereka benar-benar bertanya,”Apa yang anda lakukan di
akhir pekan? Apa yang anda lakukan di waktu luang anda?”
- Semua lajang sedang mencari atau hanya menunggu pasangan
yang tepat
- Orang yang melajang bukan orang rumahan, tidak bisa
memasak, dan membeli makan di luar sepanjang waktu
- Terlalu pemilih, membuat pria minder sehingga tidak ada
yang tertarik
- dll
Kesalahpahaman, ketidakmengertian ini sering terjadi di
antara mereka yang menikah dan melajang, dan Kathleen mendapati sebenarnya
mereka yang menikah tidak bermaksud melukai hati, menyakiti atau mengecilkan
hati orang yang melajang, mereka hanya tidak bisa memahaminya. Mungkin saja
pasangan yang menikah di usia muda habis pikir mengapa kaum lajang tidak
melakukan hal yang sama.
Gak jarang, gak Cuma mereka yang menikah saja yang salah
paham, keluarga dan gereja terkadang tidak memahami para lajang dengan baik.
Mereka membuat kaum lajang merasa tersisih karena ketidakpahaman mereka.
Kesalahpahaman dan ketidakpahaman orang lain akan para lajng
terkadang menyakitkan. Tetapi cara menyikapinya yang terbaik adalah dengan
mengerjakan segala sesuatu untuk menyenangkan Tuhan, maka tidaklah perlu
merisaukan anggapan orang lain. Usahakan saja yang terbaik dalam setiap bidang
kehidupan.
APLIKASI
Aku juga mengalami yang dialami Kathleen, sering sekali aku
mendengar komentar:
“Kapan kawin?”
“Sudahlah, gak usah terlalu pemilih...”
“Nanti kalau keburu tua, susah lo melahirkan.”
“Makanya diet, biar ada yang mau...”
“Masa sih gak ada yang mau sama kamu, kamu aja yang pilih-pilih.”
Tuing-tuing....bete juga keseringan dengar gitu, emang
kenapa kalo aku gak nikah,”Masalah buat lo?”, buatku orang yang suka nanya gitu
tuh ANNOYING. Macam gak ada kerjaan aja, nanyain basa-basi gak penting,
ngomongin yang gak penting. Mana ada orang yang mau nikah gak milih-milih
calonnya, beli baju aja kita milih, apalagi teman hidup. Trus ya, kalo karena
aku gemuk trus gak ada cowok yang mau menikahiku, aku harus langsing buat
cowo??? Hellooowww....Kalo aku diet, itu karena aku pengen sehat, bukan karena
cowok kaleeee....
Haisss, kok jadi emosi saya, hahahahhaha, itu
pemikiran-pemikiranku dulu. Tapi akhirnya aku memilih gak peduli sama omongan
orang, as long as aku gak berbuat dosa, dan aku gak mengganggu hidup orang
lain, ngapin aku bete karena omongan
orang. Kalo dengar orang ngomong yang aneh-aneh ma sekarang senyum-senyum
ajahhhh :p Wong ini karunia kok, gak semua orang lo bisa hidup melajang. Bukan
menikah yang membuat kita bahagia. Kalau kita waktu melajang gak bisa bahagia,
siapa yang jamin menikah bisa membuat kita bahagia, bukan status yang membuat
bahagia.
Kasongan, 24 Juli 2013
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment