Wednesday, July 24, 2013

Wisdom in Book "Haruskah Aku Melajang?"



Judul Buku                   : Haruskah Aku Melajang
Penulis                         : Kathleen Hardaway
Penerbit                      : SHAINA PT Gloria Usaha Mulia
Tahun Terbit               : 2004
Dibeli di                       : TB Rajawali Palangkaraya

RESENSI
Jika kita bertanya-tanya,”Mengapa saya masih melajang?” Atau bertanya,”Kapankah saya akan menikah?”. Kathleen,penulis buku ini  adalah seorang lajang, jadi dia mengerti rasanya menjadi lajang, dianggap aneh atau berbagai pengalaman yang tidak enak, dan dia membagikannya disini. Hidup melajang adalah karunia tersendiri, dan buku ini memberikan semangat pagi para lajang. Tidak ada yang salah dengan menjadi lajang.


HIKMAT
Terdapat bagian dimana Kathleen menceritakan beberapa komentar dari kaum lajang tentang bagaimana mereka disalahpahami oleh orang yang menikah:
-Mereka tidak percaya para lajang memiliki kehidupan yang utuh dan memuaskan tanpa suami.
- Orang yang melajang tidak punya tanggung jawab yang benar
- Mereka benar-benar bertanya,”Apa yang anda lakukan di akhir pekan? Apa yang anda lakukan di waktu luang anda?”
- Semua lajang sedang mencari atau hanya menunggu pasangan yang tepat
- Orang yang melajang bukan orang rumahan, tidak bisa memasak, dan membeli makan di luar sepanjang waktu
- Terlalu pemilih, membuat pria minder sehingga tidak ada yang tertarik
- dll
Kesalahpahaman, ketidakmengertian ini sering terjadi di antara mereka yang menikah dan melajang, dan Kathleen mendapati sebenarnya mereka yang menikah tidak bermaksud melukai hati, menyakiti atau mengecilkan hati orang yang melajang, mereka hanya tidak bisa memahaminya. Mungkin saja pasangan yang menikah di usia muda habis pikir mengapa kaum lajang tidak melakukan hal yang sama.

Gak jarang, gak Cuma mereka yang menikah saja yang salah paham, keluarga dan gereja terkadang tidak memahami para lajang dengan baik. Mereka membuat kaum lajang merasa tersisih karena ketidakpahaman mereka.

Kesalahpahaman dan ketidakpahaman orang lain akan para lajng terkadang menyakitkan. Tetapi cara menyikapinya yang terbaik adalah dengan mengerjakan segala sesuatu untuk menyenangkan Tuhan, maka tidaklah perlu merisaukan anggapan orang lain. Usahakan saja yang terbaik dalam setiap bidang kehidupan.

APLIKASI
Aku juga mengalami yang dialami Kathleen, sering sekali aku mendengar komentar:
“Kapan kawin?”
“Sudahlah, gak usah terlalu pemilih...”
“Nanti kalau keburu tua, susah lo melahirkan.”
“Makanya diet, biar ada yang mau...”
“Masa sih gak ada yang mau sama kamu, kamu aja yang pilih-pilih.”
Tuing-tuing....bete juga keseringan dengar gitu, emang kenapa kalo aku gak nikah,”Masalah buat lo?”, buatku orang yang suka nanya gitu tuh ANNOYING. Macam gak ada kerjaan aja, nanyain basa-basi gak penting, ngomongin yang gak penting. Mana ada orang yang mau nikah gak milih-milih calonnya, beli baju aja kita milih, apalagi teman hidup. Trus ya, kalo karena aku gemuk trus gak ada cowok yang mau menikahiku, aku harus langsing buat cowo??? Hellooowww....Kalo aku diet, itu karena aku pengen sehat, bukan karena cowok kaleeee....

Haisss, kok jadi emosi saya, hahahahhaha, itu pemikiran-pemikiranku dulu. Tapi akhirnya aku memilih gak peduli sama omongan orang, as long as aku gak berbuat dosa, dan aku gak mengganggu hidup orang lain, ngapin aku bete karena  omongan orang. Kalo dengar orang ngomong yang aneh-aneh ma sekarang senyum-senyum ajahhhh :p Wong ini karunia kok, gak semua orang lo bisa hidup melajang. Bukan menikah yang membuat kita bahagia. Kalau kita waktu melajang gak bisa bahagia, siapa yang jamin menikah bisa membuat kita bahagia, bukan status yang membuat bahagia.

Kasongan, 24 Juli 2013
-Mega Menulis-


No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...