Wednesday, July 10, 2013

Wisdom in Book "Medley"



Judul Buku                   : medley
Nama Pengarang        : Nicki Widjaja & Edy Nugroho
Jenis Buku                   : Novel
Penerbit                      : Gradien Mediatama
Dibeli di                       : Gramedia

Hidup adalah sebuah anugerah, kita tidak akan pernah mengetahui betapa berharganya apa saja yang sudah kita miliki, sampai kita kehilangannya. Begitu juga, kita tidak akan pernah mengetahui apa saja yang hilang di dalam hidup kita, jika sesuatu itu tidak pernah datang.


Aditya, seorang pegawai perusahaan asuransi, memiliki seorang istri bernama Maya dan seorang putra bernama Rama. Aditya selalu saja tidak puas dengan apa yang dia miliki dalam hidupnya. Dia merasa hanya sebagai pecundang. Terutama setelah bertemu seorang kawan dari masa lalunya yang dulunya bukan apa-apa dan tidak dianggap, ternyata menjadi seorang direktur sebuah perusahaan. Kemudian dia mulai berpikir bahwa banyak keputusan salah yang diambilnya di masa lalu yang membuatnya tidak berbahagia. Dia berharap mengambil keputusan yang berbeda. Seandainya saja memilih melakukan A dibanding B, dia terus berandai-andai. Hingga, suatu hari dia terbangun dengan keadaan yang berbeda dengan keadaan nyatanya. Dia terbangun dengan istri yang berbeda, kekasihnya jika ia memilih beasiswa ke Belanda. Kemudian, dia terbangun dalam situasi hendak bertunangan dengan pacar pertamanya. Banyak situasi dia alami, namun pada akhirnya ia ingin kembali ke kehidupannya yang lama, sayangnya, hal itu tidak dapat terjadi kecuali ia berhasil mempelajari sesuatu dari berbagai “pilihan” hidupnya. Apakah itu? Baca sendiri ya....Hohohoho.

Hikmat yang aku dapat dari buku ini adalah ternyata kebahagiaan seharusnya tidak bergantung pada keadaan kita. Kebahagiaan itu di dalam hati. Kebahagiaan itu bergantung pada sikap hati kita. Kita bisa merasa berbahagia apapun yang terjadi dalam hidup kita jika kita MEMILIH untuk berbahagia, menikmati apa saja yang terjadi dalam hidup kita. Tidak perlu kita menyesali pilihan yang kita ambil di masa lalu karena kita membayangkan kebahagiaan akan kita capai saat kita mengambil keputusan yang berbeda, padahal bisa saja yang terjadi lebih buruk dari yang terjadi saat ini.

Yang aku aplikasikan dari novel ini adalah, aku tidak perlu terus hidup di masa lalu. Dan membayangkan hasil yang berbeda dari keputusan yang berbeda. Karena jujur saja, aku juga terkadang suka membayangkan, bagaimana seandainya dulu aku melakukah hal A dibanding hal B, apa yang akan terjadi, apakah hidupku akan berbeda. Aku perlu menjalani saja setiap hari dengan memandang ke depan, berjalan ke depan, gak perlu lah mengeluh sambil membayangkan seandainya keputusan yang berbeda yang aku ambil, itu gak akan membawaku kemana-mana. Hidup ini dijalani maju, dan bukan mundur.

Surabaya, 9 Juli 2013
-Mega Menulis-




No comments: