Judul Buku :
medley
Nama Pengarang :
Nicki Widjaja & Edy Nugroho
Jenis Buku :
Novel
Penerbit :
Gradien Mediatama
Dibeli di :
Gramedia
Hidup adalah sebuah anugerah, kita tidak akan
pernah mengetahui betapa berharganya apa saja yang sudah kita miliki, sampai
kita kehilangannya. Begitu juga, kita tidak akan pernah mengetahui apa saja
yang hilang di dalam hidup kita, jika sesuatu itu tidak pernah datang.
Aditya, seorang pegawai perusahaan asuransi,
memiliki seorang istri bernama Maya dan seorang putra bernama Rama. Aditya
selalu saja tidak puas dengan apa yang dia miliki dalam hidupnya. Dia merasa
hanya sebagai pecundang. Terutama setelah bertemu seorang kawan dari masa
lalunya yang dulunya bukan apa-apa dan tidak dianggap, ternyata menjadi seorang
direktur sebuah perusahaan. Kemudian dia mulai berpikir bahwa banyak keputusan
salah yang diambilnya di masa lalu yang membuatnya tidak berbahagia. Dia
berharap mengambil keputusan yang berbeda. Seandainya saja memilih melakukan A
dibanding B, dia terus berandai-andai. Hingga, suatu hari dia terbangun dengan
keadaan yang berbeda dengan keadaan nyatanya. Dia terbangun dengan istri yang
berbeda, kekasihnya jika ia memilih beasiswa ke Belanda. Kemudian, dia
terbangun dalam situasi hendak bertunangan dengan pacar pertamanya. Banyak
situasi dia alami, namun pada akhirnya ia ingin kembali ke kehidupannya yang
lama, sayangnya, hal itu tidak dapat terjadi kecuali ia berhasil mempelajari
sesuatu dari berbagai “pilihan” hidupnya. Apakah itu? Baca sendiri
ya....Hohohoho.
Hikmat yang aku dapat dari buku ini adalah
ternyata kebahagiaan seharusnya tidak bergantung pada keadaan kita. Kebahagiaan
itu di dalam hati. Kebahagiaan itu bergantung pada sikap hati kita. Kita bisa
merasa berbahagia apapun yang terjadi dalam hidup kita jika kita MEMILIH untuk
berbahagia, menikmati apa saja yang terjadi dalam hidup kita. Tidak perlu kita
menyesali pilihan yang kita ambil di masa lalu karena kita membayangkan
kebahagiaan akan kita capai saat kita mengambil keputusan yang berbeda, padahal
bisa saja yang terjadi lebih buruk dari yang terjadi saat ini.
Yang aku aplikasikan dari novel ini adalah, aku
tidak perlu terus hidup di masa lalu. Dan membayangkan hasil yang berbeda dari
keputusan yang berbeda. Karena jujur saja, aku juga terkadang suka
membayangkan, bagaimana seandainya dulu aku melakukah hal A dibanding hal B,
apa yang akan terjadi, apakah hidupku akan berbeda. Aku perlu menjalani saja
setiap hari dengan memandang ke depan, berjalan ke depan, gak perlu lah
mengeluh sambil membayangkan seandainya keputusan yang berbeda yang aku ambil,
itu gak akan membawaku kemana-mana. Hidup ini dijalani maju, dan bukan mundur.
Surabaya, 9 Juli 2013
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment