Tuesday, September 3, 2013

Age of Empire, Kedelai dan Ketahanan Pangan



Dulu zaman aku kuliah, paling suka main games yang namanya Age of Empire, kalo udah maen ini, tahan aja duduk di depan komputer seharian, dan Cuma beranjak kalo nyari makan (sementara ntar makannya di depan komputer lagi, paraahhhh). Seru banget nih, game strategi gitu, jadi ceritanya, kita harus ngurusin suatu negara. Masalahnyo, hanya ada beberapa orang di negara tersebut. Gimana caranya bikin negara? Kita harus manfaatin segala sumber daya yang ada. Untuk memiliki banyak kayu, daging, emas, batu atau yang lainnya, maka diperlukan tenaga kerja yang nantinya ada yang ditugaskan untuk menebang pohon dan mengambil kayu, ada juga yang ditugaskan untuk menanam di ladang, memburu hewan, menangkap ikan untuk mendapatkan daging, menambang batu emas untuk mendapatkan emas dan ada juga yang mencari batu.


Kayu digunakan untuk membangun rumah untuk masyarakat. Setelah membangun rumah, maka populasi di dalam negara tersebut akan bertambah, yang keuntungannya adalah dengan bertambahnya populasi maka akan semakin banyak jumlah pekerja sehingga kita dapat membuat lagi tenaga kerja lainnya. Selain membuat tenaga kerja, kita juga dapat membuat prajurit, tetapi untuk membuat prajurit selain memerlukan populasi juga memerlukan daging, emas, kayu yang cukup banyak. Pekerja terutama sangat berfungsi untuk menghasilkan produksi makanan dan lainnya, dan prajurit sangat dibutuhkan untuk menjaga negara tersebut. Trus, ntar dengan semakin majunya negara kital , kita bakalan mulai membangun yang namanya pasar, perpustakaan, militer, dll. Kita juga bisa berdagang dengan negara lain, contoh ni, kita gak punya banyak kayu untuk membangun, tapi kalo kita punya emas, bisa deh kita beli hasil sumber daya alam negara lain.

Lah? Kapan berakhirnya games ini? Tergantung, hahahaha, ada yang tamat setelah waktu yang ditentukan sebelumnya. Bisa juga tamat sewaktu kita dah ‘menjajah’ negara lain dan menguasai sumber daya negara lain. Paling sebel deh kalo kita sedang asik membangun negara sendiri trus tau-tau diserang negara lain, huhuhuhu, nangis dah. Jadi nyesel deh rasanya gak membangun militer di negara sendiri. Saat baru awal main games ini, aku asyik membangun negaraku, menebang kayu untuk membuka lahan agar digunakan untuk pertanian, menambang sumber daya yang ada, menangkap ikan, membangun pasar, dll. Senang banget melihat negaraku semakin maju perekonomiannya, penduduknya giat bekerja (ya iya lah, dah diprogram gitu, gkgkgk), puas banget pokoknya melihat stok sumber daya alam yang buanyak banget. Lah...tau-tau negara Api *eh* datang menyerah :p Gak deng, negara lain pokoknya. Karena dalam permainan itu ternyata kita bisa menentukan berapa negara yang ada, nah negara ini bisa kelihatan posisinya di peta, bisa juga ngga. Berhubung aku baru belajar mainnya, gak tau dunk bisa ada serangan gitu. Berhubung aku gak membangun militer sama sekali, hancurlah negara yang aku bangun. Nyebelin. Tapi nantinya aku tahu, ini yang bikin permainan makin seru, hahahaha.

Sejak tahu bisa diserang, mau gak mau pada permainanku berikutnya aku mulai membangun militer. Merekrut banyak prajurit, membangun basis militer, membangun benteng, tempat pembuatan senjata, dll yang mendukung militer, yah...apa boleh buat ya, daripada diserang, harus punya prajurit dunk untuk menjaga keamanan. Pas diserang, aku lebih siap. Lah, karena niatnya Cuma buat menjaga negaraku, aku gak pernah tuh menyerang negara lain. Namanya Cuma buat berjaga-jaga, aku membangun militer ya setengah-setengah. Akhirnya, aku memutuskan untuk total membangun militer. Keputusan pintar kan?

Nah, masalahku selanjutnya ialah, saking totalnya fokus ke militer, aku lupa ngurusin pertanian, dan sumber daya lainnya. Gini lo, kalo kita gak punya bahan makanan (dari pertanian, berburu, menangkap ikan,dll), as long as kita punya sumber daya lain seperti emas, kayu, batu, dll kita masih bisa menjualnya dan membeli makanan dari negara lain yang bukan musuh kita. Permainan ini juga memperhatikan aspek ekonomi suatu negara, hohohoho. So fun. Pernah tuh kejadian, persediaan makanan menipis gara-gara asyik bikin prajurit melulu. Jadi terpaksa membeli makanan di negara lain menggunakan emas yang aku miliki, mahal ternyata membeli tuh, mending bikin sendiri dah :p mending tuh masih punya sumber daya alam yang bisa ditukar dengan makanan, kalo dah habis, nangis kon. Jadi nyesel, kenapa gak ngurus pertanian dengan sungguh-sungguh T_T

O, iya...selain aspek ekonomi dan militer, permainan ini juga memperhatikan aspek teknologi lo dalam perkembangan suatu negara. Gini nih, misalkan ada 5 negara dalam satu permainan yang mulai bermain dengan teknologi yang sama. Ternyata jika telah memenuhi syarat-syarat tertentu, maka teknologi negara itu akan semakin berkembang dan peradabannya akan maju alias naik level dibanding negara lain. Jika sudah demikian, perekonomian dan militernya semakin maju meninggalkan negara lain, dan kesempatan menjadi pemenang semakin besar ^^

Yang aku suka dari game ini, kita dituntut memperhatikan semua aspek dalam pembangunan suatu negara secara detail. Kita gak bisa hanya fokus di satu aspek. Sama kan dalam kehidupan riil pembangunan suatu negara ^^ Dan satu lagi yang menjadi kepuasanku dari permainan ini adalah saat kehidupan negaraku tidak bergantung pada negara lain, alias segala kebutuhannya dalam pembangunan gak perlu beli-beli dari negara lain, hahahaha. Kesannya sok banget ya, tapi bangga beneran kaleee...waktu aku bisa memanage penduduk di negaraku untuk bekerja di berbagai bidang, sekian orang mengolah lahan pertanian, sekian yang berternak, sekian yang berburu, sekian yang menambangitu menyenangkan. Secara, kalo beli sama negara lain kan kita rugi banget ya, hehehe. Pendeknya, I love this game ^^V

Aku teringat game ini terutama gara-gara mendengar tentang mahalnya harga kedelai impor belakangan dikarenakan melemahnya nilai rupiah terhadap dollarAmerika Serikat. Pengusaha tahu dan tempe mengurang produksinya. Speechless. Sedih banget. Kenapa sih urusan makanan aja kita mesti bergantung sama negara lain. Oke lah udah gak ada penjajahan lagi, tapi kalo gini ma sama aja kita dijajah secara ekonomi. Kapan kita bisa swasembada kalo semua kebutuhan kita terutama pangan diimpor semua dari luar negeri. Masuk akal gak sih, kita yang makan tahu tempe mengimpor kedelai dari Amerika Serikat yang aku gak tahu buat apa mereka produksi kedelai selain dijual ke kita :p  Arrrggghhh...Aku geregetan deh. Ini baru kedelai, blom lagi komoditi yang lain lo. Daging kita impor dari luar negeri juga *tepok jidat* Apalagi? Googling dah pasti banyak. Kenapa juga uang yang buat mengimpor itu gak digunakan untuk mengembangkan pertanian dan peternakan di negara kita?

Aku bukan orang pertanian ato orang ekonomi, ini Cuma pendapat awam. Tapi, seandainya kita bisa memenuhi kebutuhan kita sendiri, harusnya kita gak perlu impor kan? Kalo kita bisa memproduksi sendiri, siapa tahu someday kita yang mengekspor apa yang selama ini kita impor. Katanya Indonesia negara agraris, mana buktinya, manaaa....?! Katanya kita negara yang merdeka dan berdaulat, tapi kok sepertinya kita gak punya kedaulatan dalam pangan, kita masih dijajah. Dijajah negara produsen yang mengekspor komoditinya ke negara kita. Ketahanan pangan kita payah, kita masih bergantung negara lain. Aku ngeri membayangkan kalau semua yang kita makan pada suatu hari nanti adalah hasil dari ngimpor. Sudah saatnya negara ini memperbaiki manajemennya dalam urusan pangan. Karena sampai kapan pun, ini adalah kebutuhan pokok manusia. Secara, kasarnya nih pakaian satu bisa kita pakai sehari-hari. Tapi makanan? Kita selalu butuh makan tiap hari. See? Masalah makanan adalah masalah serius di negeri ini.

Yeahhh....dari masalah kedelai, daku bisa ingat game zaman kuliah, ckckck. Tapi asli dah, aku prihatin, masalah impor-mengimpor ni kalo gak diperhatikan bisa bahaya. Ketergantungan kepada negara luar akan semakin besar dan susah dihentikan. Ini saatnya negara kita bener-bener memperkuat sektor ketahanan pangannya melalui penguatan di pertanian, peternakan dan perikanan. Supaya suatu hari kita yang mengekspor ke negara lain. Kalo kita yang ngekspor, mau dollar naek seberapa pun kan kita bisa tersenyum, bahkan tertawa lebar, karena kita bakalan untung besar, gak kayak sekarang *sigh*

Kasongan, 3 September 2013
-Mega Menulis-


No comments: