Hidup ini emang gak adil. Baru tahu ya Nit?
Pengen deh ngomong gitu ke Nita, gkgkgk, eh..dah aku omongin
kalii :p
Jadi gini Nita komen di postinganku yang berjudul ‘Kenapa
Mau Jadi PNS?’ dan bilang sistem DUK yang dipake dalam pertimbangan pemberian jabatan
ke PNS tu gak adil.
Well, siapapun boleh bilang aku pesimis, gak berpengharapan
or apapun lah ya...
Tapi aku pikir emang keadilan tu relatif.
Woooo...ada yang protes nih bentar lagi, gkgkgkgk.
Gak papa deh protes gak bayar :p Tapi coba deh dengerkan eh
maksudku baca pemikiranku ini, kenapa aku berpikir demikian.
Pertama-tama, menurut pengamatanku, keadilan itu mengandung
nilai subjektif lebih tinggi dari yang kita kira. Apa yang aku pandang adil,
belum tentu menurut orang lain, begitu pula sebaliknya. Tergantung kepentingan
dan pengaruhnya terhadap orang itu.
Contoh :
-
Seorang pembunuh dijatuhi hukuman dalam sebuah
pengadilan selama X tahun, udah hukuman maksimal lah pokoknya di mata hukum.
Oke, di mata hukum keluarga korban mendapatkan keadilan, tapi bagaimana dengan
keluarga korban? Apakah sudah merasakan keadilan? Ini masalah nyawa
lo...Bagaimana jika yang dibunuh adalah seorang kepala keluarga yang memiliki 5
anak. Cukup adilkah hukuman tersebut?
-
Dalam sebuah pekerjaan, oke mari kita sepakat berandai-andai
pekerjaan ini adalah PNS :p Dua orang pegawai mendapatkan gaji yang sama setiap
bulannya, pangkat mereka sama, masa kerja sama. TETAPI yang satu mengerjakan
lebih banyak dari yang lain, apakah adil? Bagi yang mengerjakan lebih sedikit akan
berpikiran, iya lah wajar gaji sama, kami punya pangkat dan masa kerja yang
sama. Sedangkan yang lebih banyak mengerjakan akan berpikir ini tidak adil.
See? Tergantung kepentingan lah penilaian adil dan gak adil.
Perlu ada persamaan persepsi untuk mendapatkan pandangan
yang sama mengenai adil dan tidak adilnya sesuatu. Dan sekali lagi, karena
kepentingan tiap orang berbeda, susah bagi semua pihak untuk merasakan keadilan
yang sama.
Lalu, bagaimana caranya mendapat keadilan?
I don’t know.
Dulu, aku pernah diingatkan juga mengenai hal ini.
Bahwa kehidupan memang gak dirancang untuk adil, kehidupan
adalah serangkaian kesempatan memuliakan Allah. Bagaimana di dalam setiap yang
terjadi, kita memiliki sikap yang benar dan tetap memuliakan BAPA kita yang di
sorga. Itulah tujuan hidup kita. Itulah yang harusnya dilakukan (aihhh...aku
menulis ini dan menampar-nampar diriku sendiri).
Saat aku diperlakukan adil (menurutku), aku seharusnya
mengucap syukur kepada Tuhan, karena mendapatkan keadilan di muka bumi ini, gak
mesti nunggu di sorga ^^V
Saat aku diperlakukan gak adil (kembali menurutku), adalah
saat aku bisa memuji Tuhan, bersyukur karena diingatkan bahwa hanya Dia lah
satu-satunya yang adil dan benar dalam segala keputusanNya. Saat nampaknya aku
diperlakukan gak adil, karakterku terbentuk dari bagaimana aku biasa bersikap.
Saat aku mulai mengeluh, ini akan menjadi kebiasaan, aku
akan menjadi seseorang yang hanya tahu mengeluh saja. Dan apakah yang aku dapat
dari mengeluh selain hidup yang terasa semakin berat?
Kehidupan ini terlihat gak adil.
Tiap orang hanya mencari kepentingannya sendiri.
Sangat berat mendapatkan keadilan dari makhluk yang hanya
mementingkan dirinya sendiri.
Dan keadilan nampaknya hanya dimiliki mereka yang lebih
kuat, lebih kaya atau berkuasa.
Saat aku merasa hidup gak adil, saat aku merasa tertindas,
Firman Tuhan menguatkanku.
Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu. Mazmur 119:71
Tidak ada sesuatu yang diizinkan Tuhan terjadi tanpa Dia
punya tujuan. Tuhan benar dalam segala ketetapanNya dan aku perlu belajar
mempercayaiNya. Melakukan yang terbaik, melakukan yang benar sesuai FirmanNya
dan menjadi apa yang telah Dia tetapkan bagiku, menjadi semakin serupa dengan
Kristus. Jika Kristus telah diperlakukan gak adil seumur hidupnya, namun tidak
pernah berbuat dosa, bahkan tetap taat pada BAPA-Nya, apa yang membuatku
berpikir aku tidak perlu mengalami berbagai ketidakadilan.
Hidup ini gak adil. Itu benar. Tapi aku meyakini segala
sesuatu yang terjadi, mampu dipakaiNya untuk mendatangkan kebaikan dalam
hidupku, untuk memberikanku kesempatan memuliakan Tuhan dan membentuk
karakterku.
Saat aku diperlakukan gak adil aku belajar untuk berdoa
seperti ini:
Aku sangat tertindas, ya Tuhan, hidupkanlah aku sesuai dengan firmanMu. Mazmur 119:107
It’s all about GOD. Ini tentang Tuhan dimuliakan di tengah
ketidakadilan yang terjadi. Dan satu-satunya cara yang aku ketahui adalah saat
aku memutuskan untuk bersikap sesuai firmanNya, karena hanya firmanNya yang
menghidupkan aku.
Bagaimana aku hidup seharusnya bergantung pada bagaimana aku
menanggapi firmanNya.
Hidupku hanya ditentukan oleh firmanNya.
Ketidakadilan akan terus terjadi, tapi melalui firmanNya,
Tuhan akan memampukanku menghadapinya. Bukankah Yesus sudah datang untuk
membebaskan orang tawanan, memberikan penglihatan bagi orang buta, dan
membebaskan orang yang tertindas. Kita hanya perlu berlari padaNya dan pada
firmanNya.
Kasongan, 13
September 2013
-Mega
Menulis-
No comments:
Post a Comment