God always gives His best to those who
leave the choice with him.
Jim Elliot
Jim Elliot
Percayakah
kita kalo Tuhan akan memberikan yang terbaik saat kita menyerahkan kepadaNya
kehendak bebas kita?
Maukah kita
memilih apa yang dipilihNya?
Aku
merinding baca cerita kesaksian temannya Ci Shinta yang berjudul Living by Faith ,
bener-bener lah ya luar biasa kisahnya yang pergi kuliah ke negeri lain tanpa
punya uang. Dia taat bo. Tapi ada juga yang kupikir simple tapi menohokku
banget. Di bagian yang dia sudah menyisihkan 10% dari yang dimilikinya untuk
persembahan kemudian dia baru ingat untuk bertanya sama Tuhan, lalu dia taat
waktu Tuhan bilang berikan semua. Busyet dah. Padahal posisinya tuh, dia gak
punya uang lagi. Aku kagum sama ketaatannya. Tapi saat aku menulis tulisanku
yang kemarin di sini ,
aku dingatkan tentang kawan Ci Shinta itu.
Si D, kawan
Ci Shinta, mengambil keputusan gak sekedar mengikuti kata hatinya, atau
melakukan seperti kebiasaan, tapi dia memutuskan untuk bertanya sama Tuhan. Padahal kan, gak ada yang salah tuh kalo dia
memberikan ‘hanya’ yang 10% itu aja. Sah-sah aja lah ya, firman Tuhan juga
membenarkan aja. Tapi, lebih dari sekedar melakukan yang bener, Dia ingin
menyenangkan hati Tuhan. Dia bertanya kepada Tuhan karena dia punya hati yang
mau dengar-dengaran sama Tuhan, dan sekali lagi yang terpenting, Dia ingin
menyenangkan hati Tuhan. Dia gak sekedar asal taat. Dia bukan robot yang bekerja
100% persis seperti yang dikatakan Tuhan. Kerinduannya menyenangkan Tuhan.
Titik.
Seringnya,
kita mencari Tuhan sewaktu bingung mengambil keputusan yang penting dalam hidup
kita, seperti bekerja di mana atau menikah dengan siapa. Untuk hal-hal yang
besar, sering kita bertanya padaNya. Entah dengan motivasi apa. Apa
jangan-jangan supaya jika nanti terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, lalu
kita bisa mengacungkan tangan sama Tuhan dan protes ,”Ini gara-gara Engkau
Tuhan, Kau yang membuatku memilih ini”. Mencari kambing hitam atas segala hal
buruk yang terjadi saat kita mengambil keputusan. Sedangkan saat hal baik terjadi, kita lupa
bersyukur. #klasik
Kupikir,
karena itu lah Tuhan tidak pernah memaksakan kehendakNya kepada ciptaanNya.
Dia
memberikan kita kebebasan untuk memilih agar kita semakin bertumbuh di dalam
Dia.
Dan, hanya
sedikit yang memilih untuk menyerahkan pilihan kepadaNya.
Kemana yang
banyak lainnya?
Takut Tuhan
memberikan apa yang tidak dia inginkan. Mungkin.
Tuhan rindu
terlibat dalam hal “kecil” yang terjadi dalam hidup kita. Dalam setiap
keputusan kecil yang kita lakukan, Dia ingin ambil bagian. Bukan karena Tuhan
kepo :p Tapi karena Dia rindu menjadi dekat dengan kita, terutama saat kita
bertumbuh secara rohani dalam setiap pengambilan keputusan kita. Dia ingin
menyaksikan kita bertumbuh, bertumbuh dalam kasih, iman dan pengharapan.
Seperti orang tua yang tidak ingin melewatkan momen-momen penting dalam pertumbuhan
anaknya. Seperti itu lah hati Bapa kita di sorga. Dia ingin kita memilih yang
dipilihkanNya tanpa memaksa kita. Dia ingin diajak ngobrol sebelum kita
memutuskan sesuatu. Dia ingin memberi masukan. Dia Papa kita yang di sorga
looo...^^ Trust Him. Jika kita meminta pertimbanganNya, apakah Dia akan memberikan saran yang akan mencelakakan kita?
Adakah
seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,atau
memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi
pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan
memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya. Matius 7:9-11
Kasongan, 5
September 2013
-Mega
Menulis-
No comments:
Post a Comment