Thursday, September 5, 2013

Leave Your Choice



God always gives His best to those who leave the choice with him.
Jim Elliot

Percayakah kita kalo Tuhan akan memberikan yang terbaik saat kita menyerahkan kepadaNya kehendak bebas kita?
Maukah kita memilih apa yang dipilihNya?


Aku merinding baca cerita kesaksian temannya Ci Shinta yang berjudul Living by Faith , bener-bener lah ya luar biasa kisahnya yang pergi kuliah ke negeri lain tanpa punya uang. Dia taat bo. Tapi ada juga yang kupikir simple tapi menohokku banget. Di bagian yang dia sudah menyisihkan 10% dari yang dimilikinya untuk persembahan kemudian dia baru ingat untuk bertanya sama Tuhan, lalu dia taat waktu Tuhan bilang berikan semua. Busyet dah. Padahal posisinya tuh, dia gak punya uang lagi. Aku kagum sama ketaatannya. Tapi saat aku menulis tulisanku yang kemarin di sini , aku dingatkan tentang kawan Ci Shinta itu.

Si D, kawan Ci Shinta, mengambil keputusan gak sekedar mengikuti kata hatinya, atau melakukan seperti kebiasaan, tapi dia memutuskan untuk bertanya sama Tuhan.  Padahal kan, gak ada yang salah tuh kalo dia memberikan ‘hanya’ yang 10% itu aja. Sah-sah aja lah ya, firman Tuhan juga membenarkan aja. Tapi, lebih dari sekedar melakukan yang bener, Dia ingin menyenangkan hati Tuhan. Dia bertanya kepada Tuhan karena dia punya hati yang mau dengar-dengaran sama Tuhan, dan sekali lagi yang terpenting, Dia ingin menyenangkan hati Tuhan. Dia gak sekedar asal taat. Dia bukan robot yang bekerja 100% persis seperti yang dikatakan Tuhan. Kerinduannya menyenangkan Tuhan. Titik.

Seringnya, kita mencari Tuhan sewaktu bingung mengambil keputusan yang penting dalam hidup kita, seperti bekerja di mana atau menikah dengan siapa. Untuk hal-hal yang besar, sering kita bertanya padaNya. Entah dengan motivasi apa. Apa jangan-jangan supaya jika nanti terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, lalu kita bisa mengacungkan tangan sama Tuhan dan protes ,”Ini gara-gara Engkau Tuhan, Kau yang membuatku memilih ini”. Mencari kambing hitam atas segala hal buruk yang terjadi saat kita mengambil keputusan.  Sedangkan saat hal baik terjadi, kita lupa bersyukur. #klasik

Kupikir, karena itu lah Tuhan tidak pernah memaksakan kehendakNya kepada ciptaanNya.
Dia memberikan kita kebebasan untuk memilih agar kita semakin bertumbuh di dalam Dia.
Dan, hanya sedikit yang memilih untuk menyerahkan pilihan kepadaNya.
Kemana yang banyak lainnya?
Takut Tuhan memberikan apa yang tidak dia inginkan. Mungkin.

Tuhan rindu terlibat dalam hal “kecil” yang terjadi dalam hidup kita. Dalam setiap keputusan kecil yang kita lakukan, Dia ingin ambil bagian. Bukan karena Tuhan kepo :p Tapi karena Dia rindu menjadi dekat dengan kita, terutama saat kita bertumbuh secara rohani dalam setiap pengambilan keputusan kita. Dia ingin menyaksikan kita bertumbuh, bertumbuh dalam kasih, iman dan pengharapan. Seperti orang tua yang tidak ingin melewatkan momen-momen penting dalam pertumbuhan anaknya. Seperti itu lah hati Bapa kita di sorga. Dia ingin kita memilih yang dipilihkanNya tanpa memaksa kita. Dia ingin diajak ngobrol sebelum kita memutuskan sesuatu. Dia ingin memberi masukan. Dia Papa kita yang di sorga looo...^^ Trust Him. Jika kita meminta pertimbanganNya, apakah Dia akan memberikan saran yang akan mencelakakan kita?

Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya. Matius 7:9-11

Kasongan, 5 September 2013
-Mega Menulis-



No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...